Salafiyah adalah dari bahasa Arab, Salafa,
atau taqaddama wa sabaqa تقدم و سبق (terdahulu). Di dalam Lisanul ‘Arab, lafal
As-Salaf itu artinya: Golongan terdahulu... di dalam perjalanan hidup...
atau dalam umur, atau dalam keutamaan, atau (terdahulu) dalam kematiannya. As-salaf
juga berarti perbuatan terdahulu dari manusia.
Menurut istilah,
pengertian Salafiyah adalah (faham yang) memegangi Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai sumber awal bagi ilmu dan amal, dan berpegang pada pemahaman sahabat
Nabi saw mengenai isi dua sumber itu, khususnya dalam masalah aqidah. Adapun
dalam segi penerapan, maka perjuangan kelompok Salafiyah yang baru kadang
terfokus pada perlawanan terhadap fanatisme madzhab, dan menyerukan untuk
kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah
Pengertian tentang
Salafiyah secara singkat bisa kita simak sebagai berikut:
Salafiyah adalah
gerakan yang berusaha menghidupkan ajaran kaum Salaf (Sahabat, Tabi’in, dan
Tabi’it Tabi’ien, pen) bertujuan agar umat Islam kembali kepada Al-Qur’an dan
hadits serta meninggalkan pendapat ulama madzhab yang tidak berdasar dan segala
bid’ah yang tersisip di dalamnya. Gerakan ini dicetuskan oleh Ibnu Taimiyah
(661-728H/ 1263-1328M).
Pengertian
Salafiyah itu secara gamblang disebutkan oleh seorang penulis abad ini, Muhammad
Abdul Hadi Al-Mishri, yang mengaku sengaja menulis buku untuk mendudukkan
Manhaj dan Aqidah Salaf. Dia kemukakan, Salaf ialah istilah yang diperuntukkan
bagi Imam-imam terdahulu dari tiga generasi pertama yang diberkahi Allah, yaitu
generasi Sahabat, Tabi’in, Tabi’it Tabi’in. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
خير القرون قرني، ثم الذين يلونهم، ثم
الذين يلونهم، ثم يجيء أقوام تسبق شهادة أحدهم يمينه، ويمينه شهادته.
“Sebaik-baik generasi ialah
generasiku, kemudian orang-orang sesudahnya, kemudian orang sesudahnya (lagi).
Lalu akan datang orang-orang yang kesaksiannya mendahului sumpahnya, dan
sumpahnya mendahului kesaksiannya.” (HR Al-Bukhari).
Karena itu,
setiap orang yang beriltizam kepada aqidah, fiqh, dan ushul (ad-dien, pen)
Imam-imam, ia dapat dinisbatkan kepada mereka (salaf) meskipun tempat dan
jamannya berjauhan. Dan setiap orang yang menyalahi mereka –sekalipun ia hidup
di tengah-tengah mereka, bahkan berkumpul dalam satu tempat dan satu masa—ia
tidak termasuk golongan mereka.
Ada pula yang
memaknakan bahwa Salaf itu bukanlah suatu gerakan ataupun aliran, namun hanya
sebagai manhaj (jalan, methode atau sistem pemahaman). Prof Dr Abu Bakar
Atjeh mengemukakan, Mahmud Al-Bisybisyi dalam kitabnya Al-Firaqul Islamiyyah
(Mesir 1932) menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Salaf ialah Sahabat,
Tabi’in, dan Tabi’it Tabi’in, dapat diketahui dari sikapnya menampik penafsiran
yang mendalam mengenai sifat-sifat Allah, yang menyerupai segala sesuatu yang
baharu, untuk membersihkannya dan mengagungkannya. Sedang yang termasuk Khalaf
adalah ulama-ulama di belakang itu, yang memberi ta’wil kepada sifat-sifat
Tuhan yang serupa dengan yang baharu, kepada pengertian yang sesuai dengan
ketinggiannya dan kemurniannya.
Jadi yang sebenarnya
dinamakan Ahlus Salaf itu tidaklah merupakan sesuatu madzhab yang
tertentu, tetapi ulama-ulama yang mempunyai sifat-sifat tertentu. Sejarah tidak
menunjukkan bilamana istilah “Ahlus Salaf” mulai dipergunakan dan juga tidak
menyebutkan bagaimana corak alirannya.
Meskipun
demikian, bisa diperoleh keterangan-keterangan yang menunjukkan bahwa faham
Salaf itu adalah yang merujuk kepada pemahaman tiga generasi awal Islam yang
disebut oleh Nabi saw sebagai generasi terbaik, yaitu generasi masa Nabi (yakni
Sahabat), kemudian setelahnya (Tabi’in), kemudian setelahnya (Tabi’it Tabi’in).
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...