BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
makalah ini akan menguluas tentang apa saja struktur organ ekskresi dan
mengetahui hasil dari ekskresisi pada hewan dan manusia. Batasan masalah pada
makalah ini pada organ dan mekanisme system ekskresi pada hewan vertebrata.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan system
ekskresi.?
2.
Apa organ ekskresi pada hewan
vertebrata.?
3.
Bagaimana mekanisme ekskresi pada hewan vertebrata.?
5.
Bagaimana mekanisme ekskresi pada manusia.?
C. Tujuan
1.
Mengetahui dimkasud dengan system
ekskresi.
2.
Mengetahui organ ekskresi pada
hewan vertebrata.
3.
Mengetahui mekanisme ekskresi pada hewan vertebrata.
4.
Mengetahui organ ekskresi pada manusia.
5.
Mengetahui mekanisme ekskresi pada manusia.
BAB II
PEMBAHSAN
A. Pengertian Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah
terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem
ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi
tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidak seimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai
kebutuhan. Sebagian besar sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara
menyaring filtrat yang diperoleh dari cairan tubuh.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu
melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi
sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah hasil
pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.
Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme
antara lain, CO2, H2O, NHS, zat warna
empedu, dan asam urat. Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau
sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein.
Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun
CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar
(penjaga kestabilan PH) dalam darah.
Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
1.
Defekasi, yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut
feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam
jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel
epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
2.
Ekskresi, yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak
berguna lagi bagi tubuh.
3.
Sekresi, yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam
saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
4.
Eliminasi, yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari
rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
B. Sistem Ekskresi Pada Hewan
1. Sistem Ekskresi Kelas Pisces
Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang
mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga
keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme
protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
a.
Insang yang mengeluarkan CO2
dan H2O.
b.
Kulit, kelenjar kulitnya
mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di
dalam air.
c.
Sepasang ginjal (sebagian besar)
yang mengeluarkan urine.
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang
terikat disisi dorsal rongga tubuh.Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang,
berwarna coklat, dan pada ujung anteriornya berhubungan dengan sistem
reproduksi. Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang
menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus.Selanjutnya, duktus mesonefridikus
menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang
bermuara di kloaka.
Mekanisme ekskresi pada hewan yang masih hidup di air tawar
berbeda dengan mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air laut.Cairan tubuh
ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan dengan air tawar, sehingga
air cenderung masuk ke tubuh ikan.Di saat yang bersamaan, ion tubuh cenderung
keluar ke air. Untuk itu mengatasi masalah kelebihan air dan kekurangan ion,
ikan air tawar biasanya tidak banyak minum.Tubuhya diselimuti lendir untuk
mencegah masuknya air secara secara berlebihan.Ikan aktif menyerap ion
anorganik melalui insang dan banyak mengeluarkan air melalui urin yang encer.
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan
cara osmosis. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari
lingkungan ke dalam tubuh.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ginjal
mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan
untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus
memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi memasuki
tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan
garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat
impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air. Urine yang
dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi.
Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam
darahnya. Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel
tubuhnya karena proses osmosis. Untuk itu, insang ikan air laut aktif
mengeluarkan garam dari tubuhnya. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan
‘minum’air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan
garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan
proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh
kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit
dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai
penahan air. Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya
lebih kecil daripada ikan air tawar.
2. Sistem Ekresi Kelas Amphibi
Alat ekskresi pada katak ialah ginjal opistonefros yang
dihubungkan dengan ureter di vesika urinaria. Berwarna merah kecokelatan serta
terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialah kulit,
paru-paru, dan insang. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya
bersatu, sedangkan katak betina tidak. Saat mengalami metamorfosis, amfibi
mengubah ekskresi amonia menjadi urea. Hal ini terjadi saat larva berubah jadi
berudu dan hewan darat dewasa. Seperti halnya ikan, ginjal pada katak juga
berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuh.
Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi
untuk mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak permeable terhadap
air, maka pada saat ia berada di air, banyak air yang masuk ke tubuh katak
secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan
tidak membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai
dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh
glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang
diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus
dibatasi. Katak juga menggunakan kantung kemih untuk konservasi air. Apabila
sedang berada di air, kantung kemih terisi urine yang encer. Pada saat berada
di darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang
melalui evaporasi kulit.
3. Sistem Ekresi Kelas Reptil
Alat ekskresi pada Reptil berupa sepasang ginjal metanefros,
kulit, dan paru-paru. berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan
alat ekskresi pada stadium embrional menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter
ke vasika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria bermuara langsung ke
kloaka. Bentuk ureter menyempit ke bagian posterior, ukurannya kecil, dan
permukaannya beruang-ruang. Selain ginjal, reptil memiliki kelenjar kulit
yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna mengusir musuh. Pada jenis
kura-kura tertentu terdapat vesika urinaria tambahan yang juga bermuara
langsung ke kloaka dan berfungsi sebagai organ respirasi. Vesika urinaria
tambahan berfungsi sebagai organ respirasi. Pada kura-kura betina, organ
respirasi tersebut juga berfungsi membasahi tanah yang dipersiapkan untuk
membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah digali.
Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat. Asam urat ini tidak
terlalu toksik jika dibandingkan dengan amonia yang dihasilkan oleh Mammalia.
Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai air dalam volume yang besar.
Asam urat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta berwarna putih.
Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia. Misalnya, pada buaya
dan kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk
mengeluarkan garam yang dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini adalah di
dekat mata. Hasil ekskresi yang dihasilkan berupa air yang mengandung garam.
Ketika penyu sedang bertelur, kita seringkali melihatnya mengeluarkan semacam
air mata. Namun, yang kita lihat sebenarnya adalah hasil ekskresi garam. Ular,
buaya, dan aligator tidak memiliki kandung kemih sehingga asam urat yang
dihasilkan ginjalnya keluar bersama feses melalui kloaka
4. Sistem Ekresi Kelas Aves
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung
tidak memiliki vesika urinaria sehingga hasil ekskresi dari ginjal disalurkan
langsung ke kloaka melalui ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak sehingga
metabolisme burung aktif. Tiap 1 ml jaringan korteks ginjal burung mengandung
100– 500 tabung ginjal. Tabung ginjal ini membentuk lengkung Henle kecil. Air
dalam tubuh diperoleh melalui reabsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga
terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen
dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka. Asam urat berbentuk
kristal putih yang bercampur feses. Burung memiliki sepasang ginjal yang
berwarna coklat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan
saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Ginjal dihubungkan oleh ureter
ke kloaka. Tabung ginjal membentuk lekung Henle kecil. Di dalam kloaka terjadi
reabsopsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Burung mengekskresikan zat
berupa asam urat dan garam. Jenis burung laut juga memiliki kelenjar ekskresi
garam yang bermuara pada ujung matanya.
Hal tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang memangsa ikan
laut dengan kadar garam tinggi. Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke
rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Larutan garam mengalir
ke rongga hidung kemudia keluar lewat nares luar dan akhirnya garam menetes
dari ujung paruh. Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki
kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk
meminyaki bulu-bulunya
5. Sistem Ekresi Manusia
Tubuh manusia mempunyai beberapa sistem ekskresi, diantaranya
ginjal, paru-paru, hati dan kulit.
a.
Ginjal (Ren)
Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen adalah ginjal.
Ginjal disebut organ ekskresi karena mengeluarkan zat sisa berupa
urine, urine terdiri dari sebagian besar air (80%-90%), urea, garam-garam
mineral dan zat sisa lain yang berupa racun. Ginjal manusia terdapat 2 buah
terletak di rongga perut bagian belakang. Ginjal terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu :
1)
Bagian luar/kulit ginjal (Korteks)
Bagian
luar/kulit ginjal (Korteks) pada bagian ini terdapat berjuta-juta nefron untuk
proses filtrasi/penyaringan darah. Nefron terdiri dari badan malphigi, badan
malphigi terdiri dari kapsul bowman dan glomerulus.
2)
Medula/Sumsum ginjal
Bagian
luar/kulit ginjal (Korteks) pada bagian ini terdapat berjuta-juta nefron untuk
proses filtrasi/penyaringan darah. Nefron terdiri dari badan malphigi, badan
malphigi terdiri dari kapsul bowman dan glomerulus.
3)
Rongga ginjal (Pelvis)
Medula/Sumsum
ginjal merupakan bagian ginjal yang berada pada bagian tengah tempat yang
dilalui oleh urine sekunder .
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui
serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1)
Penyaringan (filtrasi)
Proses
pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler
glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan
permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain
penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang
terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,
klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin
primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam
lainnya
2)
Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan
yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus
kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan
zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula
dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui
peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus
distal.
Substansi
yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat
amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada
filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan
lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya urea.
3)
Augmentasi
Augmentasi
adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga
ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong
kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga
timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi
urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi
lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
b.
Paru-Paru
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan
kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua
bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri
memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung
alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.
Ekskret paru-paru adalah CO2 dan H2O yang
dihasilkan dari proses pernafasan. Pada prinsipnya, pengangkutan CO2
terjadi melalui tiga cara, yaitu terlarut dalam plasma darah (7-10%) berkaitan
dengan hemoglobin (20%) dan dalam bentuk ion HCO3- (70%)
melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida.
Mekanisme pertukaran klorida adalah sebagai berikut:
1)
Darah pada alveolus paru-paru
mengikat O2 dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan.
2)
Dalam jaringan, darah mengikat CO2
untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.
Reaksi kimia tersebut secara ringkas dapat kita tuliskan sebagai
berikut:
CO2 + H2O –> H2CO3
–> HCO3- + H+
Ion H+
yang bersifat racun diikat oleh hamoglobin, sedangkan HCO3-
keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma darah.
Sementara itu
pula kedudukan HCO3- digantikan oleh ion Cl-
(klorida) dari plasma darah.
c.
Hati
Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh
manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua
dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua
lobus, kanan dan kiri. Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring
terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat
racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati
mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.
Hati (lepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap
hari. Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7.6;
mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna
empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin.
Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk,
Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah, Menetralkan
racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit, Mengubah zat gula
menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula, Membentuk protein
tertentu dan merombaknya, Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin,
Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah, Zat warna
empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak tidak langsung
dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran lainnya.
Misalnya, akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di
dalam urin.
d.
Kulit
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Tebal kulit pada
manusia dewasa sekitar 0,01 cm hingga 0,5 cm. banyaknya keringat yang
dihasilkan atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktifitas
tubuh, suhu, lingkungan, makanan, kondisi kesehatan dan keadaan emosi.
Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam, terutama garam
dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri
dari dua bagian, yaitu epidermis dan dermis.
1)
Epidermis (kulit ari)
Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang tebal
misalnya pada telapak tangan, ujung jari dan telapak kaki, memiliki lima lapis
epidermis, yaitu stratum basal, stratum korneum, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum. Kulit yang tipis seperti yang
melapisi tubuh, tidak memiliki stratum lusidum.
Sel-sel di stratum basal, stratum spinosum, dan stratum granusolum
merupakan sel hidup karena mendapat nutrien dari kapiler di jaringan ikat
(dalam hal ini adalah dermis). Sebaliknya, sel-sel di stratum lusidum dan
stratum korneum merupakan sel mati karena kapiler tidak mencapai lapisan ini.
2)
Dermis (Kulit jangat atau korium)
Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar, rambut, dan ujung
saraf. Selain itu, terdapat juga kelenjar keringat (gandula sudorefera) serta
kelenjar minyak (glandula sebassea) yang terletak pada akar rambut dan
berfungsi meminyaki rambut.
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita
tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan
banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat
berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan
sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar
melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang
keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu
tubuh tetap normal.
Selain sebagai alat pengeluaran (ekskresi), kulit juga berfungsi
sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan berupa lemak,
pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari
gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman. Julit juga berperan
sebagai alat indra peraba
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a.
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah terakumulasi
dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem ekskresi merupakan
hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi tersebut membuang
limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidak seimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai
kebutuhan. Sebagian besar sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara
menyaring filtrat yang diperoleh dari cairan tubuh.
b.
Alat ekskresi eskelas pisc terdiri
dari: Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O, kulit, kelenjar
kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan
gerak di dalam air, dan sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan
urine.
c.
Alat ekskresi pada amphibi ialah
ginjal opistonefros yang dihubungkan dengan ureter di vesika urinaria.
Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan dan kiri tulang belakang.
Alat ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru, dan insang. pasang ginjal
(sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
d.
Alat ekskresi pada reptilia adalah
sepasang ginjal metanefros. Metanefros berfungsi setelah pronefros dan
mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada stadium embrional menghilang. Alat
ekskresi pada Reptil yang lain berupa sepasang, kulit, dan paru-paru.
e.
Alat ekskresi aves berupa sepasang
ginjal metanefros.
f.
Tubuh manusia mempunyai beberapa
sistem ekskresi, diantaranya ginjal, paru-paru, hati dan kulit.
B. Saran
Demikianlah makalah yang
dapat penulis sajikan, penulis menyadari bahwa makalah kami masih banyak
kekeliruan, untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari Ibu
pembimbing dan rekan-rekan serta para pembaca sekalian demi kebaikkan, dalam pembuatan makalah selanjutnya dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D.A, Sri Maryati, Srikini, dkk. 2006.
Biologi Jilid II. Erlangga :Jakarta
Suntoro, Susilo H., Djalal Tanjung Harminani,
1993. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Universitas Terbuka, Depdikbud :
Jakarta
http://ashariromansah.blogspot.co.id/2012/11/makalah-fisiologi-hewan-sistem-eksresi.html (diakses di Palangka Raya 6 Maret 2016, 18.35
WIB)
https://candramanik.wordpress.com/2015/01/06/anatomi-perbandingan-ekskresi-hewan-vertebrata/ (diakses di Palangka Raya 6 Maret 2016, 18.35
WIB)
http://lasinrangaditia.blogspot.co.id/2014/02/makalah-sistem-ekskresi.html (diakses di Palangka Raya 6 Maret 2016, 18.35
WIB)
http://117sitrabio.blogspot.co.id/2012/10/sistem-eskresi-pada-hewan.html (diakses di Palangka Raya 6 Maret 2016, 18.35
WIB)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...