Menu Bar 1

Sunday 10 January 2016

Ascaris lumbricoides

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kehidupan hewan sejenis cacing mungkin tidak terlalu diperhatikan oleh masyarakat. Hewan kecil jika tidak diperhatikan akan membawa dampak yang buruk bagi manusia.Banyak sekali penyakit yang disebabkan oleh cacing, contohnya adalah cacingan. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan, dan produktifitas penderitanya sehingga secara ekonomi dapat menyebabkan kerugian karena menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta  kehilangan darah, sehingga menurunkan sumber daya manusia.
Salah satu jenis cacing yang dapat menyebabkan penyakit adalah Ascaris lumbricoides. Hewan ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi telur cacing gelang.Setelah telur masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas dan akan menjadi cacing ke dalam usus halus. Karena ukurannya yang mikroskopis, maka cacing ini dapat menembus dinding-ding usus, jalan terus hingga ke paru-paru dan terus berjalan ke trakea lalu kembali lagi ke dalam usus halus melalui esophagus.
Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran tentang cacing tersebut dan hal-hal yang membuat hewan kecil seperti cacing berbahaya bagi manusia. Maka dalam makalah ini akan di bahas tentang Ascaris lumbricoides pada bagian BAB II.


Adapun rumusam masalah dari makalah ini yaitu :
1.      Apa pengertian Ascaris lumbricoides ?
2.      Di manakah habitat Ascaris lumbricoides ?
3.      Bagaimana morfologi Ascaris lumbricoides
4.      Bagaimana klasifikasi Ascaris lumbricoides ?
5.      Bagaimana fisiologi Ascaris lumbricoides ?
C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan darri makalah ini adalah agar mahasiswa dapat :
1.      Mengetahui pengertian dari Ascaris lumbricoides.
2.      Mengetahui habitat dari Ascaris lumbricoides.
3.      Mengetahui dan memahami morfologi Ascaris lumbricoides.
4.      Mengetahui dan mampu menjelaskan klasifikasi Ascaris lumbricoides.
5.      Mengetahui fisiologi dari Ascaris lumbricoides.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan cacing gelang merupakan salah satu cacing yang merugikan bagi manusia dari kelas Nematoda dalam salah satu Filum Nemathelminthes. Ascaris lumbricoides termasuk ke dalam Nematoda intestinal yaitu nematode yang berhabitat di saluran pencernaan manusia dan hewan. Sebagian besar dari nematode ini adalah penyebab masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Cacing ini ditemukan kosmopolit (di seluruh dunia), terutama dii daeerah tropic dan erat hubungannya dengan hygiene dan sanitasi tinggi. Lebih sering diitemukan pada anak-anak. Di Indonesia frekuensinya tinggi berkisar antara 20-90 %.
Ascaris lumbricoides hidup di dalam usus karena di dalam usus halus cacing perut ini dapat memperoleh makanan
Ascaris lumbricoides adalah cacing yang pertama kali diidentifikasi dan diklasifikasikan oleh Linnaeus melalui observasi dan studinya antara tahun 1730-1750 an. Dari hasil observasinya, Linnaeus pergi kebeberapa tempat di dunia untuk mengonfirmasi wilayah penyebaran parasite tersebut. Linnaeus diberi kesempatan untuk menamai parasite tersebut.
Penyebab utama dari kebanyakan infeksi oleh parasite ini adalah penggunaan kotoran manusia untuk menyuburkan tanah lahan pertanian atau perkebunan di mana tanah tersebut digunakan untuk menumbuhkan tanaman sebagai bahan makanan.[1]
Cacing dewasa hidup di dalam usus halus dan telur cacing perut keluar bersama feses, ketika telur cacing tersebut berada di makanan dan makanan itu kita makan maka kemungkinan besar cacing ini akan tumbuh di dalam tubuh kita. Setelah telur masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas dan akan menjadi cacing ke dalam usus halus. Karena ukurannya yang mikroskopis maka cacing ini dapat menembus dinding-dinding usus, jalan terus hingga ke paru-paru. Sampai paru-paru cacing perut ini terus berjalan ke trakea lalu kembali lagi ke dalam usus halus melalui esofagus.[2]
B.     Habitat dan Morfologi Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides umumnya hidup sebagai parasite dalam usus manusia khususnya pada anak-anak dan ia menyerap sari makanan dari usus[3] tersebut sehingga tubuhnya gembul bisa mencapai 20-40 cm.[4] Hewan ini bersifat kosmopolit (terdapat disegala tempat), terutama di daerah tropis.
GAMBAR 2 Ascaris lumbricoides
Berikut ini adalah lasifikasi dari Ascaris lumbricoides :
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathhelminthes
Sub filum : Ascaridoidea
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Secernantea
Ordo : Rhabditida
Familia : Ascaridea
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris lumbricoides
Cacing Ascaris lumbricoides merupakan spesies dari genus Ascaris yang termasuk kelas Nematoda memiliki ciri-ciri atau morfologi sebagai berikut :

 


GAMBAR 3 Morfologi Ascaris lumbricoides
GAMBAR 4 Perbedaan Ascaris lumbricoides  jantan dan betina

1.      Dinding tubuh tersusun dari kutikula,
2.      Epidermis dan lapisan otot yang memanjang di mana terdapat saluran ekskresi lateral,
3.      Tali-tali syaraf dorsal dan ventra dihubungkan oleh cincin syaraf anterior,
4.      Cacing betina dalam umur dewasa dan keadaan yang sama lebih besar dari yang jantan,
5.      Panjang tubuh cacing betina 20-40 cm,
6.      Cacing jantan berukuran 10-15 cm,
7.      Dioceous (berumah dua) reproduksi seksual (jantan dan betina),
8.      Ascaris lumbricoides tergolong organisme tripoblastik pseudocoelomata (tripoblastik yang berongga semu artinya rongga tubuhnya terisi organ-organ sehingga tidak mutlak sebagai rongga, seperti yang dijumpai pada tripoblastik coelomate ),
9.      Cacing ini hamper terdapat di seluruh belahan bumi sehingga ia tergolong organisme cosmopolitan atau tidak endemik,
10.  Pada cacing jantan, salah satu ujung tubuhnya menggulung,
11.  Pada cacing betina, salah satu ujung tubuhnya tidak menggulung,
12.  Ujung tubuh cacing baik cacing jantan ataupun betina meruncing dan permukaan tubuhnya licin,
13.  Mulut terdapat pada ujung anterior, mempunyai tiga buah bibir (1 buah bibir dorsal dan 2 bibir ventrolateral) dan masing-masing bibir memiliki papilla,
14.  Pada permukaan ventral di ujung posterior terdapat lubang ekskresi,
15.  Sepanjang tubuhnya tampak empat garis longitudinal (memanjang) ialah garis dorsal, garis ventral dan 2 garis lateral,[5]
16.  Memiliki serabut-serabut otot longitudinal,rongga di antara dinding tubuh dan alat pencernaan disebut pseudocolom.[6]
Telur Ascaris lumbricoides biasanya sering ditemukan dalam dua bentuk, yaitu telur fertile (dibuahi) dan telur yang infertile (tidak dibuahi). Telur fertile yang belum berkembang biasanya tidak memiliki rongga udara, tetapi yang telah mengalami perkembangan akan didapatkan rongga udara. 
Bila baru dikeluarkan tidak infektif dan berisi satu sel tunggal. Sel ini dikelilingi suatu membrane vitelin yang tipis untuk meningkatkan daya tahan telur cacing tersebut terhadap lingkungan sekitarnya sehingga dapat bertahan sampai satu tahun. Pada telur fertile yang telah mengalami pematangan seringkali mengalami pengelupasan dinding telur yang paling luar sehingga penampakan telurnya tidak lagi berbenjol-benjol kasar melainkan tampak halus. Telur yang telah mengalami pengelupasan pada lapisan albuminoidnya tersebut sering dikatakan telah mengalami proses dekortikasi. Pada telur ini lapisan hialin menjadi lapisan yang paling luar.
Telur infertile bentuknya lebih lonjong, ukuran lebih besar, berisi protoplasma yang mati sehingga tampak lebih transparan.[7]
Telur yang tidak dibuahi atau infertile berada dalam kotoran dan mempunyai ukuran 88-99 x 40-44 mikron, telur ini memiliki dinding tipis yang berwarna coklat dan dilapisi albuminoid yang kurang sempurna dan isinya tidak teratur.[8]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1s8QeyvfPDNvfh9oTsrb0kZQonHmWu1-6gEOJm7DUK0eekffXLRQ9NNm-K1WcUgT656rzIJ43H9HlgE2WoqZ1yJqDBhu6HEeacSD0hVx3JgMQyTMFDFvyJAQlnDEB8V22pC-2WdMvXecN/s200/bbb.jpg
GAMBAR 5 Telur Ascaris lumbricoides tidak dibuahi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDv56kqmdRvKbPI0Nn3_pMcjJEFL2EVJTa17rJCNCtScbu4sRCqcCCR9AzGt9UPPoR1cIROfEUg6fFTz83R2E9FgBAc9XhoBZh2PSa5GCIvHmMl9hKYdoJLuMXKsu-7jURH3kiKFecyc8r/s1600/decorticated.jpeg

GAMBAR 6 Telur Ascaris lumbricoides yang dibuahi

C.     Fisiologi Ascaris lumbricoides
1.      Sistem Pencernaan Makanan Ascaris lumbricoides
Sistem pencernaan hewan ini saprozoic dengan memakan zat yang terdapat pada intestine. Pencernaan ekstrasel dan sisa pencernaan dikeluarkan melalui anus.
Mulut terdapat pada ujung posterior sisi depan sedangkan anus terdapat pada ujung posterior belakang. Hewan ini tidak memiliki pembuluh darah sehingga makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada ruang antar organ.[9]
Saluran Pencernaan makanan terdiri atas : mulut, faring, usus panjang, dan anus.[10] Sistem pencernaan Ascaris lumbricoides tidak dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar pencernaan. Makanan dimasukkan ke dalam tubuhnya berupa makanan yang berasal dari inangnya. Cacing Ascaris lumbricoides juga menggigit membrane mukosa dengan bibirnya untuk menghisap darah dan cairan jaringan dari inang.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYJnWAWTCfPszjTpLDDCnSumylDuwekwYdJCVgJuCJzxRTAxRXjvgIzuZ8JzAIvyAjZUZsSS7lCJ2ePzyEK1eXev5QEyogbsTT-uhiDNGkvOMW59juoJkNxIskrX4bnaQ2k7DNEw62VTfW/s400/pencernaan+nemathelminthes.bmp
GAMBAR 7 Sistem Pencernaan
Pada Ascaris lumbricoides dikelilingi tiga bibir sebagai sistem pencernnaan makanan. Mulut berlanjut pada faring atau esophagus yang berbentuk silindris. Dinding faring mempunyai serabut-serabut otot radial yang dapat melonggarkan rongga faring. Rongga faring mempunyai tiga lekuk longitudinal yang bagian dalamnya dilapisi kutikula.
Setelah dari faring kemudian berlanjut ke intestine yang merupakan saluran pencernaan bagian tengah. Intestine berbentuk pipih dorsoventral dan berdinding tipis.
Dinding intestine dilapisi oleh selapis epitel kolumnar. Dinding luar dan dinding dalam dibatasi oleh kutikula yang tipis dan tidak tertutup oleh lapisan otot. Intestinnya menyerap makanan serta melaksanakan pencernaan secara intraselular. Bagian akhir dari saluran pencernaan makanan (proktodaeum) yang merupakan kelanjutan dari intestine  adalah rectum. Bagian ini pendek dan sempit, dindingnya mengandung serabut-serabut otot dan dilapisi kutikula.
Di dalam rectum terdapat kelenjar rektar uniselular yang berukuran besar dan jumlahnya tiga pada betina dan enam pada yang jantan. Bagian ujung rectum atau anus mempunyai bibir yang tebal. Pada hewan yang jantan terdapat sebuah kloaka. Kelebihan makanan disimpan sebagai cadangan glokogen dan lemak di dalam intestine otot dan epidermis.

2.      Sistem Ekskresi
Alat ekskresi hewan ini sama dengan hewan lain dalam kelas nematode yaitu sistem sel kelenjar, dengan atau tanpa saluran yang terletak pada anterior. Dari sistem kelenjar muncul sistem pembuluh ekskresi yang berbentuk huruf H dengan saluran utama yang lubangnya terbuka tepat di bawah mulut. Pada cacing ini tidak dilengkapi dengan lubang-lubang internal, silia dan sel api.



3.      Sistem Reproduksi
Alat reproduksi jantan ialah gulungan single testis yang menyerupai benang berbelit, seminal vesicle dan diteruskan dengan pembuluh pendek muscular ejaculatory yang berlubang ke dalam cloaka. Sedangkan pada yang betina sistem reproduksinya berbentuk Y, tiap-tiap cabang dari bentuk Y ini terdiri dari ovarium yang menyerupai benang berbelit dan diteruskan ke oviduk dan uterus.[11]        
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQv45_AsA6SMHQNYLxS-13oAIEw-ipdSmUChXFr0jIAMv4pT8xc
GAMBAR 8 Alat reproduksi Ascaris lumbricoides
Uterus dari dua cabang bentuk Y itu bersatu menjadi satu saluran pendek yang disebut vagina yang terbuka ke bagian luar melalui lubang yang disebut vulva. Pembuatan terjadi di dalam uterus dan telur akan dikeluarkan melalui vulva.[12]

4.      Sistem Respirasi
            Sistem respirasi pada hewan ini yaitu melalui permukaan tubuhnya. Ascaris lumbricoides mensirkulasi oksigen dan karbon dioksida keluar masuk sel tubuh secara difusi melalui permukaan/kulit sebagai ganti paru-paru. Kemudian oksigen itu masuk ke pembuluh darah dan oleh darah didistribusikan ke sel seluruh tubuh.[13]

5.      Siklus Hidup
Pada waktu telur yang telah dibuahi keluar bersama tinja penderita, telur belum infektif. Ketika telur jatuh di tanah, maka telur tersebut baru akan tumbuh dan berkembang. Ovum yang berada di dalam telur akan berkembang menjadi larva rabditiform sehingga telur menjadi infektif.[14]

Siklus Hidup Ascaris

GAMBAR 9 Siklus Hidup Ascaris lumbriciodes

Bila telur yang infektif tertelan oleh manusia melalui perantara makanan maka di bagian atas usus halus dinding telur pecah dan larva akan lepas dari telur.[15] Larva ini akan menembus dinding usus halus dan diangkut secara pasif oleh darah vena porta ke hati. Kemudian bersama aliran darah menuju jantung kanan untuk selanjutnya menuju ke sirkulasi paru-paru. Perpindahan larva cacing menyebabkan terjadinya pneumonitis dan eosinophilia.[16]
Di dalam paru-paru larva akan tumbuh dan berganti kulit sebanyak dua kali.[17] Dari paru-paru, larva menembus alveolus.[18] Masa migrasi ini berlangsung selama sekitar 15 hari. Setelah dari alveoli larva ini bergerak menuju bronki, trakea dan menuju laring  untuk selanjutnya ke faring. Apabila sudah mencapai faring maka biasanya akan menimbulkan rangsangan faring berupa batuk. Setelah itu pindah ke esophagus, turun menuju lambung dan akhirnya sampai ke usus.
Di usus ini barulah terjadi pergantian kulit lagi dan cacing tumbuh menjadi cacing dewasa. Dua bulan semenjak infeksi pertama terjadi, cacing betina dewasa mulai mampu memproduksi telur sebanyak 200.000 telur setiap harinya. Cacing ini tidak melekat diri, tetapi berdiam ditempatnya dengan pergerakan yang tetap.
Dalam lingkungan yang sesuai telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu 3 minggu.[19]

Dalam penyebarannya di dalam tubuh manusia, larva cacing ada yang ikut aliran darah hingga mencappai mata da nada pula yang mencapai otak. Jika demikian cacing ini akan sangat berbahaya. Oleh karena itu, upayakan makanan yang akan dihidangkan tertutup rapat agar tidak dihinggapi lalat atau terkena debu yang mengandung telur ascaris lumbricoides. Alat dan bahan makanan harus dijaga kebersihannya. Kita juga harus menjaga kebersihan tubuh kita. Sayur-sayuran yang hidup di parit, seperti kangkung seringkali mengandung telur cacing ini. Oleh karena itu, membersihkan dan memasak sayur sebelum dimakan.[20]
Adapun gejala atau tanda manusia terinfeksi cacing perut atau Ascaris lumbriciodes yaitu :
a.      Perut terasa tidak enak
b.      Lesu
c.       Tidak napsu makan
d.      Muka pucat
e.      Mual
f.        Badan kurus
g.      Perut buncit
h.      Fesesnya encer, kadang bercampur lender dan darah
i.        Cacing tampak keluar dalam feses
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari infeksi cacing ini antara lain:
a.      Jagalah kebersihan pribadi, makanan dan lingkungan dengan baik
b.      Mencuci tangan dengan bersih terutama sebelum makan dan setelah buang air besar
c.       Menggunting kuku dan hindarii kebiasaan menggigit kuku
d.      Cuci sayur hingga bersih dan masak daging hingga benar-benar matang
e.      Sediakan fasilitasi toilet yang memadai, jangan buang air besar sembarangan
f.        Sebaiknya anak-anak diberi obat cacing setiap 6 bulan sekali.[21]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Ascaris lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan cacing gelang merupakan salah satu cacing yang merugikan bagi manusia dari kelas Nematoda dalam salah satu Filum Nemathelminthes.

2.      Habitat  Ascaris lumbricoides umumnya hidup sebagai parasite dalam usus manusia khususnya pada anak-anak dan ia menyerap sari makanan dari usus tersebut sehingga tubuhnya gembul bisa mencapai 20-40 cm. Hewan ini bersifat kosmopolit (terdapat disegala tempat), terutama di daerah tropis.

3.      Morfologi Ascaris lumbricoides  yaitu sebagai berikut :
a.      Dinding tubuh tersusun dari kutikula,
b.      epidermis dan lapisan otot yang memanjang di mana terdapat saluran ekskresi lateral,
c.       tali-tali syaraf dorsal dan ventra dihubungkan oleh cincin syaraf anterior,
d.      cacing betina dalam umur dewasa dan keadaan yang sama lebih besar dari yang jantan,
e.      panjang tubuh cacing betina 20-40 cm, cacing jantan berukuran 10-15 cm,
f.        dioceous (berumah dua) reproduksi seksual (jantan dan betina),
g.      Ascaris lumbriciodes tergolong organisme tripoblastik pseudocoelomata (tripoblastik yang berongga semu artinya rongga tubuhnya terisi organ-organ sehingga tidak mutlak sebagai rongga,
h.      seperti yang dijumpai pada tripoblastik coelomate ), cacing ini hamper terdapat di seluruh belahan bumi sehingga ia tergolong organisme cosmopolitan atau tidak endemik, pada cacing jantan,
i.        salah satu ujung tubuhnya menggulung,pada cacing betina, salah satu ujung tubuhnya tidak menggulung, ujung tubuh cacing baik cacing jantan ataupun betina meruncing dan permukaan tubuhnya licin,mulut terdapat pada ujung anterior,
j.        mempunyai tiga buah bibir (1 buah bibir dorsal dan 2 bibir ventrolateral) dan masing-masing bibir memiliki papilla, pada permukaan ventral di ujung posterior terdapat lubang ekskresi,
k.       sepanjang tubuhnya tampak empat garis longitudinal (memanjang) ialah garis dorsal,
l.        garis ventral dan 2 garis lateral, memiliki serabut-serabut otot longitudinal,
m.    rongga di antara dinding tubuh dan alat pencernaan disebut pseudocolom.

4.      Klasifikasi Ascaris lumbricoides  yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathhelminthes
Sub filum : Ascaridoidea
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Secernantea
Ordo : Rhabditida
Familia : Ascaridea
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris lumbriciodes


5.      Fisiologi dari Ascaris lumbriciodes
a.      Sistem pencernaan : mulut, faring, usus panjang, dan anus
b.      Sistem ekskresi : Alat ekskresi berupa sel sistem H dengan saluran utama yang lubangnya terbuka tepat di bawah mulut.
c.       Sistem respirasi : melalui permukaan tubuhnya. Ascaris lumbricoides mensirkulasi oksigen dan karbon dioksida keluar masuk sel tubuh secara difusi melalui permukaan/kulit sebagai ganti paru-paru. Kemudian oksigen itu masuk ke pembuluh darah dan oleh darah didistribusikan ke sel seluruh tubuh.
d.      Sistem reproduksi : Alat reproduksi jantan ialah gulungan single testis yang menyerupai benang berbelit, seminal vesicle dan diteruskan dengan pembuluh pendek muscular ejaculatory yang berlubang ke dalam cloaka. Sedangkan pada yang betina sistem reproduksinya berbentuk Y, tiap-tiap cabang dari bentuk Y ini terdiri dari ovarium yang menyerupai benang berbelit dan diteruskan ke oviduk dan uterus.
Uterus dari dua cabang bentuk Y itu bersatu menjadi satu saluran pendek yang disebut vagina yang terbuka ke bagian luar melalui lubang yang disebut vulva. Pembuatan terjadi di dalam uterus dan telur akan dikeluarkan melalui vulva.

6.      Siklus Hidup Ascaris lumbricoides : Usus manusia—cacing—telur cacing—keluar bersama feses—tersebar—menempel pada makanan—termakan—menetas—larva—menembus usus—aliran—darah—jantung—paru-paru—kerongkongan—tertelan—usus manusia—cacing dewasa.
b. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan penulis. Saya menyarankan kepada pembaca untuuk mencari referensi lain mengenai Ascaris lumbricodes agar dapat lebih memahami.

Daftar Pustaka

Adun Rusyana. 2013. Zoologi Invertebrata, Bandung : Alfabeta.
Kennet dan Stephen. 2011. Mikrobiologi dan Penyakit Infeksi, Tanggerang : Karisma Publishing Group.
Rosdiana Safar. 2010. Parasitologi Kedokteran, Bandung : CV.Yrama Widya.
Stamar syamsuri,Dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 2, Jakarta : Erlangga.
Warsito. 2007. Kamus Pintar Biologi, Surabaya : Yoshiko Surabaya.

Website :

http://kampus-kedokteran.blogspot.com/2011/10/parasit-ascaris-lumbricoides.html  jam 6.46 hari rabu



[1] http://ilhammaulana24.blogspot.com/2013/03/ascaris-lumbricoides.html hari rabu jam 6.58

[2] http://michamaisyah.blogspot.com/2013/05/makalah-ascari-lumbricoides.html  hari rabu jam 6.43


[3] Warsito, Kamus Pintar Biologi, Surabaya, Yoshiko Surabaya, h. 190, 2007.
[4] http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/194808181974121-NONO_SUTARNO/HAND_OUT_ZOOIN_2.pdf  jam 6.34
[5] Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata, Alfabeta, h. 73, 2013.
[6] http://didik.dosen.unimus.ac.id/2011/11/23/cacing-gelang-ascaris-lumbricoides/  hari 6 45 hari senin.


[7] http://michamaisyah.blogspot.com/2013/05/makalah-ascari-lumbricoides.html  jam 6.43

[8]http://www.academia.edu/5338853/MAKALAH_ZOONOSIS_ASCARIASIS?login=&email_was_taken=true  hari jum’at 7.19

[9] http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/194808181974121-NONO_SUTARNO/HAND_OUT_ZOOIN_2.pdf  hari senin jam 6.34
[10] Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata, Alfabeta, h. 73, 2013.
[11] http://kampus-kedokteran.blogspot.com/2011/10/parasit-ascaris-lumbricoides.html jam 6.46
[12] Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata, Alfabeta, h. 73-74, 2013.
[13] http://rosabiologialba.blogspot.com/2012/05/makalah-nemathelminthes.html   7.40
[14] http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-revidwisal-6941-3-babii.pdf  jam 6.40 hari selasa.

[15] http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-revidwisal-6941-3-babii.pdf  jam 6.40 hari selasa.

[16] Kennet dan Stephen, Mikrobiologi dan Penyakit Infeksi, Tanggerang, Karisma Publishing Group, h. 627, 2011.
[17] http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-revidwisal-6941-3-babii.pdf  jam 6.40 hari selasa.
[18] Kennet dan Stephen, Mikrobiologi dan Penyakit…, Tanggerang, Karisma Publishing Group, h. 627, 2011.

[19] http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-revidwisal-6941-3-babii.pdf  jam 6.40 hari selasa.

[20] Stamar syamsuri,Dkk. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 2, Jakarta, Erlangga, h. 98, 2007.
[21] http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/194808181974121-NONO_SUTARNO/HAND_OUT_ZOOIN_2.pdf  jam 6.34

1 comment:

Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...