Menu Bar 1

Friday, 8 January 2016

Menaksir kemelimpahan populasi dengan metode CMR


I.Topik Praktikum
Menaksir kemelimpahan populasi dengan metode CMR
II.Tujuan Praktikum
Untuk mempelajari cara menaksir keelimpahan serangga yang terdapat di habitat terrestrial.
III.Dasar Teori
Populasi diartikan sebagai suatu kumpulan kelompok makhluk yang sama spesies (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik), yang mendiami suatu ruang khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Odum, 1971).Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar suatu populasi. adalah ukuran besar populasi, kerapatan dan kelimpahan populasi (Boror, 1954).
Dalam mempelajari kelimpahan suatu spesies di satu lokasi tunggal maka idealnya perlu tahu tentang kondisi fisika kimia, tingkat sumber daya yang dapat diperoleh, daur hidup makhluk itu, pengaruh kompetitor, pemangsa, parasit dan sebagainya. Perbadaan-perbedaan dalam populasi mungkin dapat dikorelasikan dengan cuaca, jenis tanah, cacah predator, dan sebagainya. Suatu populasi dapat dirubah oleh kelahiran, kematian dan migrasi. Suatu nilai ekstrim besarnya populasi dapat mencerminkan tingkat saat terakhir ketika berkurang, waktu yang dilampaui untuk tumbuh kembali dan laju pertumbuhan intrinsik selama waktu tersebut. Suatu nilai ekstrim lain besarnya populasi  juga dapat mecerminkan ketersediaan beberapa sumber daya yang menjadi kendala perluasan populasi lebih lanjut yang dibatasi oleh laju kelahiran, bertambahnya laju kematian atau stimulasi migrasi (Soetjipta, 1993).
Kelimpahan jenis serangga sangat ditentukan oleh aktivitas reproduksinya yang didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai dan tercukupinya kebutuhan sumber makanannya. Kelimpahan dan aktivitas reproduksi serangga di daerah tropik sangat dipengaruhi oleh musim, karena musim berpengaruh terhadap ketersediaan bahan makanan dan kemampuan hidup serangga yang secara langsung dapat mempengaruhi kelimpahan. Setiap ordo serangga mempunyai respon yang berbeda terhadap perubahan musim dan iklim. (Subahar, 2004)
 Kelimpahan populasi serangga pada suatu habitat ditentukan oleh adanya keanekaragaman dan kelimpahan sumber pakan maupun sumber daya lain yang tersedia pada habitat tersebut.  Serangga menanggapi sumber daya tersebut dengan cara yang kompleks.  Keadaan pakan yang berfluktuasi secara musiman akan menjadi faktor pembatas bagi keberadaan populasi hewan di suatu tempat oleh adanya kompetisi antar individu (Michael. P, 1991).
Suatu komunitas terdiri dari berbagai kumpulan populasi yang saling berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu dalam komunitas berarti ada keanekaragaman jenis-jenis ynag terkumpul membentuk populasi dan saling berinteraksi antar populasi tersebut membentuk komunitas.Sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam komunitas salah satu cirri utama adalah adanya keanekaragaman jenis.  Keanekaragaman jenis dari seluruh jumlah jenis di dalam komponen tropic atau dalam suatu komunitas secara keseluruhan ditentukan oleh jenis yang jarang, dominan, atau umum (Odum, 1971).Untuk mengetahui keanekaragaman suatu organisme maka kita harus mengetahui kemelimpahan suatu individu, kemelimpahan dapat di ketahui dengan menggunakan beberapa metode yaitu CMRR (Capture, Mark, Release, dan Recapture), Pit Fall trap, dan Transek (Nurdin Muhammad, 1989 : 65).
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton. 1973 : 97).
Metode capture-recapture, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal juga sebagai metode Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya. Metode ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua. Adapun cara menandai hewan bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan, perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi (Azis : 2012).
Kerapatan populasi merupakan ukuran populasi dalam hubungannya dengan satuan ruang. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya individu atau biomasa populasi persatuan luas atau volume. Untuk mengetahui jumlah individu suatu populasi hewan di suatu tempat tertentu ada berbagai cara penaksiran yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah menggunakan metode menangkap-menandai-melepas-menangkap ulang (CMRR). Metode ini umum diterapkan pada jenis-jenis hewan yang mobile (bergerak).
Metode MMM, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya.
Metode ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua.
Adapun cara menandai hewan bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan, perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Tanda yang digunakan harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang hilang atau rusak selama periode pengamatan.
2.      Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan peluang hidup.
3.      Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan individu-individu lain didalam populasi.
4.   Peluang untuk ditangkap kembali harus sama bagi individu-individu yang bertanda maupun tidak (Anonimus. 2008).
Rumus-rumus perhitungan metode MMM, apabila :
M : Jumlah individu yang ditandai dan dilepaskan kembali pada periode pencuplikan ke-1
n  : Jumlah total yang bertanda maupun yang tidak bertanda, pada periode pencuplikan ke-2
m    : Jumlah individu bertanda yang tertangkap kembali pada periode penangkapan ke-2
N    : Jumlah individu di alam/ dalam populasi
    IV.            Alat dan Bahan
Nama alat dan bahan
Jumlah
Jala Penangkap serangga
1 buah
cat
Secukupnya
Kantong plastik
Secukupnya

      V.            Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan,
2.      Menangkap individu-individu spesies hewan yang akan diteliti sebanyak mungkin dalam waktu kira-kira 1 jam pada waktu pagi yaitu dengan menggunakan jala ayun,
3.      Menangani individu yang di tangkap dengan hati-hati. Kemudian melakukan penandaan dengan cat air, pada bagian dorsal toraks atau abdomen nya. Mencatat selanjutnya melepas kembali di tempat itu juga, mengusahakan tempat pelepasan menyebar di seluruh area untuk menjamin pembauran yang baik.
4.      Melakukan pencuplikan kedua setelah selang waktu beberapa jam yaitu sekitr siang hari atau sore hari. Mengusahakan memperoleh serangga sebanyak mungkin. Melakukan selama 1 jam. Mencatat jumlah individu yang tertangkap yang bertanda maupun yang tidak bertanda simpan dahulu semua individu tersebut.
5.      Memasukan hasil penangkapan individu kedalam tabel hasil pengamatan, kemudian menghitung sesuai rumus yang ditentukan sebagai berikut :

M > 20 → N =                                SE =


 


M > 20 → N =                                SE =

Dimana:
N : taksiran junmlah individu populasi
M : jumlah seluruh individu yang ditandai fan dilepas kembali pada pencuplikan pertama (t1)
m : jumlah individu bertanda yang tertangkap kembali pada pencuplikan kedua (t2)
n : jumlah total individu-individu yang bertanda maupun tidak pada cuplikan kedua (t2).
    VI.            Hasil Pengamatan
K
ni
Ri
Hewan bertanda
Mi
Ni.Mi
K1: 07.30 WIB
12
-
12
-
-
K2 : 08.00
7
3
4
12
84
K3 : 08.30
9
6
3
15
135
28
9
19
27
219

                N = 
                N = 
                N = 24,33
  VII.            Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan terhadap kemelimpahan populasi dengan menggunakan metode CMR yang mana metode ini adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua.
Metode MMM, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya.
Adapun cara menandai hewan bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan, perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Tanda yang digunakan harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang hilang atau rusak selama periode pengamatan.
2.      Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan peluang hidup.
3.      Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan individu-individu lain didalam populasi.
4.      Peluang untuk ditangkap kembali harus sama bagi individu-individu yang bertanda maupun tidak (Anonimus. 2008).
Rumus-rumus perhitungan metode MMM, apabila :
M   : Jumlah individu yang ditandai dan dilepaskan kembali pada periode pencuplikan ke-1
n     : Jumlah total yang bertanda maupun yang tidak bertanda, pada periode pencuplikan ke-2
m  : Jumlah individu bertanda yang tertangkap kembali pada periode penangkapan ke-2
N    : Jumlah individu di alam/ dalam populasi
Dalam praktikum kami mendapatkan hasil pada pencuplikan di dapat sebagai berikut
K
ni
Ri
Hewan bertanda
Mi
Ni.Mi
K1: 07.30 WIB
12
-
12
-
-
K2 : 08.00
7
3
4
12
84
K3 : 08.30
9
6
3
15
135
28
9
19
27
219

N = 
                N = 
                N = 24,33

VIII.            Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari praktikum kali ini adalah Populasi diartikan sebagai suatu kumpulan kelompok makhluk yang sama spesies (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik), yang mendiami suatu ruang khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu. Metode MMM, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya.
    IX.            Daftar Pustaka
Anonimus. 2008. Menaksir Kelimpahan Populasi Dengan Metode Menangkap-Menandai-Menangkap Kembali (MMM). www.indonesianbiodiversity.com. Diakses pada 18 April 2012.
Heddy, Suwasono. 1986. Pengantar Ekologi. CV Rajawali.Jakarta.
Maramis, Redsway. 2005. Kontribusi dari Berbagai Spesies Parasitoid Generalis yang Berasal dari Serangga Inang Erionota thrax (L.)(Lepidoptera : Hesperiidae) pada Habitatnya.Departemen Biologi ITB. Bandung.
Michael P. 1991. MetodeEekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. UI Press. Jakarta.
Odum, E. P. 1996. Dasar – Dasar Ekologi. Terjemahan oleh T. Samingan. Gadjah Mada Press. Yogyakarta
Soegianto, Agoes. 1994. Ekologi Kuantitatif. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya.
Soetjipta. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Yogyakarta
Subahar, T. 2004. Keanekaragaman Serangga pada Bentang Alam yang Berbeda di Kawasan Gunung Tangkuban Parahu. Konferensi Nasional Konservasi Serangga, Bogor
Tarumingkeng, R. C. 1994. Dinamika Populasi Kajian Ekologi Kuantitatif. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.


No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...