BOTANI TUMBUHAN TINGGI
“Spermatophyta”
Disusun untuk memenuhi
salah satu tugas
Dosen : Nanik Lestariningsih, M.Pd.
Disusun oleh:
Astri Arum Sari
Hendra Jaya Saputra
Neny Ratnasari
Nor Apriyani Dewi
Putri Zizi Gumilar Ramdani
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur
penulis panjatkan kepada kehadirat allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaian makalah yang amat sederhana ini,
meskipun sangat jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam tak lupa kami
haturkan kepada junjuungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat,
serta kita umat beliau hingga akhir zaman.
Tujuan dalam
pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Botani Tumbuhan Tinggi”. Selain itu
juga untuk menambah ilmu, dan wawasan bagi para pembaca tentang “Spermatophyta”.
Akhirnya,
penulis berharap semoga makalah yang sederhana ini berguna bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun selalu
penulis harapkan demi perbaian makalah ini. Segala sesuatu yang benar itu
datangnya dari Allah, dan apabila ada salah atau kekurangan itu datangnya dari
penulis sendri. Semoga bermanfaat
Wasalamu’alaikum Wr.Wb
Palangkaraya, Oktober
2015
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biji terdiri dari sebuah embrio dan cadangan makanannya,
dikelilingi oleh selubung pelindung. Ketika matang, biji tersebar dari induknya
melalui angin atau melalui cara-cara yang lain. Biji merupakan adaptasi kunci
yang membantu tumbuhan berbiji menjadi produsen dominan di darat dan menyusun
keanekaragaman tumbuhan saat ini. Tumbuhan berbiji juga telah memiliki dampak
sangat besar pada manusia. Di mulai sekitar 13.000 tahun lalu, manusia mulai
bercocok tanam gandum, ara, jagung, pisang dan tumbuhan berbiji liar yang lain.
Domestikasi tumbuhan berbiji, terutama angiospermae, menghasilkan perubahan
budaya yang paling penting dalam sejarah manusia, mengubah sebagian besar
masyarakat yang tadinya berpindah-pindah tempat dan berburu menjadi masyarakat
yang menetap dan bercocok tanam. Pada makalah ini akan kami bahas mengenai
tumbuhan berbiji atau Spermatophyta agar para pembaca lebih memahami bagaimana
tumbuhan berbiji.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Bagaimana
asal-usul dari tumbuhan hijau?
2.
Apa
pengertian dari Spermatophyta ?
3.
Apa manfaat
dari tumbuhan Spermatophyta ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat :
1.
Mengetahui
dan menjelaskan asal-usul dari tumbuhan hijau terutama tumbuhan berbiji.
2.
Mengetahui
pengertian dari Spermatophyta.
3.
Mengetahui
manfaat dari tumbuhan Spermatophyta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal-Usul Tumbuhan Hijau
Tumbuhan adalah organisme autotrofik multiselular yang telah
menginvasi lingkungan terestrial dengan sukses. Tumbuhan kemungkinan berasal
dari divisi alga Chlorophyta. Kesempatan-kesempatan bagi fotosintesis aktif
mengalami peningkatan besar ketika tumbuhan memapankan dirinya di daratan.
Tahapan-tahapan transisi dari air ke darat barangkali terjadi di atau dekat
pesisir. Di sana, evaporasi mengkonsentrasikan mineral, sehingga menghasilkan
deposit yang kaya. Di tepi sungai, deposit aluvial (yang terbawa oleh sungai)
juga menyediakan matriks yang kaya bagi perkembangan bentuk-bentuk tumbuhan
baru. Seiring dengan bermigrasinya tumbuhan dari daerah air ke daratan, banyak
bagian dari tumbuhan tersebut yang kemudian dimodifikasi. Pemeliharaan tumbuhan
di daratan juga memerlukan perlindungan terhadap desikasi.[1]
Lebih dari 400 juta tahun silam, bentuk-bentuk nenek moyang dari
tumbuh-tumbuhan daratan yang ada saat ini mulai menyebar ke lingkungan
terestrial. Seiring dengan bergeraknya tumbuh-tumbuhan ke daerah-daerah daratan
utama, tumbuhan mengevolusikan berbagai adaptasi. Sebuah pembagian besar
menjadi dua garis keturunan terpisah terjadi di awal kolonisasi daratan. Salah
satu kelompok itu adalah briofita, dan yang satunya lagi yang jumlahnya jauh
lebih banyak di zaman modern adalah trakeofita (tumbuhan vaskular).
Tumbuhna vaskular berbeda dari briofita dalam hal keadaptifannya
yang lebih besar terhadap lingkungan darat. Tidak seperti talus lumut atau
lumut hati, tubuh tumbuhan vaskular terbagi-bagi menjadi menjadi bagian-bagian
terpisah atau organ yang menunjukkan spesialisasi baik dalam hal struktur
maupun fungsi : akar, batang dan daun. Pada tumbuh-tumbuhan berbiji, runjung
atau bunga merupakan struktur reproduksi khusus.[2]
Bentuk-bentuk transisi yang mungkin dalam evolusi tumbuhan
vaskular dari alga multiselular tergolong ke dalam divisi Psilophyta.
Psilofita dahulu melimpah di Bumi, tetapi sekarang hanya terdapat beberapa
genera. Tumbuh-tumbuhan itu hanya memiliki sebagian ciri tumbuhan vaskular,
tetapi sudah terlihat sistem vaskular primitif. Sejumlah ahli botani menganggap
Psilophyta sebagai bentuk-bentuk nenek moyang dari tumbuh-tumbuhan vaskular
lain, tetapi ahli-ahli botani lain menganggapnya sebagai keturunan tumbuhan
yang lebih maju evolusinya, misalnya paku-pakuan, hanya saja mengalami degenerasi.[3]
B. Spermatophyta
Tumbuhan biji merupakan golongan
tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri
khasnya ialah adanya suatu organ yang berupa biji (dalam bahasa Yunani :
sperma).[4] Biji
merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon
individu baru, yaitu lembaga.[5]
Bersama-sama dengan tumbuhan paku
tumbuhan biji telah merupakan tumbuhan kormus sejati. Tubuh jelas dapat
dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang dan daun. Selain itu,
tubuh tumbuhan biji mempunyai pula bagian-bagian lain yang merupakan
metamorfosis bagian-bagian pokok tadi ditambah lagi dengan berbagai macam
organ-organ tambahan. Dari bagian-bagian tubuh tumbuhan biji sporofillah yang
telah mengalami perkembangan sedemikian rupa, sehingga sifatnya sebagai daun
hampir hilang sama sekali. Lagi pula sporofil-sporofil itu telah terangkai
dalam berbagai bentuk kumpulan sporofil, yang mencapai puncaknya dalam bentuk
organ yang kita sebut sebagai bunga. Itulah sebabnya golongan tumbuhan biji ini
disebut pula Anthophyta atau tumbuhan bunga (dari bahasa Yunani, anthos =
bunga, phyton = tumbuhan). Pada organ inilah pertama orang mengenal adanya
seksualitas pada tumbuhan. Juga peristiwa seksual pada tumbuhan, pertama-tama
dikenal pada golongan tumbuhan ini, peristiwa perkawinannya tampak jelas,
walaupun sesungguhnya yang tampak dari luar pada tumbuhan ini bukan perkawinan
dalam arti peleburan sel-sel kelaminnya, melainkan jatuhnya mikrospsora pada
bakal biji atau kepala putik yang lebih kita kenal dengan istilah penyerbukan,
persarian, atau polinasi.[6]
Selain dari hal-hal yang telah
disebutkan terdahulu, ciri lain yang bersifat khas pula untuk golongan tumbuhan
biji ialah bahwa embrionya bersifat bipolar atau dwipolar, tidak hanya kutub
batang yang tumbuh dan berkembang membentuk batang, cabang-cabang dan daun,
tetapi kutub akarnya pun tumbuh dan berkembang membentuk sistem perakarannya.[7]
Dalam daur kehidupannya tumbuhan
biji juga memperlihatkan adanya pergiliran keturunan secara beraturan dan dari
sudut ini tumbuhan biiji bersifat seperti tumbuhan paku yang heterospor, akan
tetapi bagi organ-organ yang homolog dipergunakan istilah-istilah yang berbeda.[8]
Tumbuhan biji menunjukkan
keanekaragaman struktur, pertumbuhan, dan proses-proses perkembangbiakan yang
sungguh mengagumkan. Meskipun demikian, tumbuhan ini semuanya mempunyai
ciri-ciri umum tertentu antara lain sebagai berikut.
1.
Struktur
perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan oleh bunga ataupun
runjung. Setiap biji mengandung bakal tumbuhan, yaitu embrio yang terbentuk
oleh suatu proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas, embrio ini tumbuh
menjadi tumbuhan dewasa.
2.
Sperma atau
sel kelamin jantan menuju ke sel telur atau sel kelamin betina melalui tabung
serbuk sari yang hanya terdapat pada tumbuhan biji.
3.
Tumbuhan
biji mempunyai jeringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran
untuk mengangkut air, mineral , makanan dan bahan lain.
4.
Pada
hakikatnya, tumbuhan biji memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk
fotosintesis. Ada beberapa spesies tumbuhan biji yang tidak mempunyai klorofil,
sehingga bersifat parasit. Ada juga yang bersifat karnivor misalnya Nephentes
(kantong semar).[9]
Tumbuhan biji (Spermatophyta) dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan
Angiospermae (tumbuhan biji tertutup).
1.
Tumbuhan
biji terbuka (Gymnospermae)
Kelompok ini
meliputi tumbuhan yang berupa semak-semak atau pohon-pohon yang batangnya keras
dan berkayu. Akar-akarnya kebanyakan tersusun dalam sistem akar tunggang dan
batangnya bercabang-cabang. Daun-daunnya kebanyakan kaku, sempit, jarang, serta
berdaun pipih dan lebar. Bunga yang sesungguhnya belum ada. Bakal biji terdapat
pada badan mirip makrosporofil pada paku heterospora dan disebut daun buah,
seperti tampak jelas pada pakis haji (Cycas rumphii).
Pada
beberapa tumbuhan Gymnospermae ini, daun buah dan daun yang menghasilkan serbuk
sari kebanyakan terpisah atau masing-masing terkumpul dalam badan berbentuk
kerucut yang disebut runjung (strobilus). Runjung yang tersusun atas daun-daun
buah disebut runjung betina, sedangkan yang tersusun atas badan-badan penghasil
serbuk sari disebut runjung jantan.Gymnospermae terbagi ke dalam 7 kelas, yaitu
:
a. Kelas Pteridoospermae
b. Kelas Gycadinae
c. Kelas Bennettinae
d. Kelas Cordaitinae
e. Kelas Ginkyoinae
f.
Kelas
Coniferae atau Coniferinae
g. Kelas Gnetinae.[10]
2.
Tumbuhan
biji tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan berbiji tertutup atau
Angiospermae (Yunani, Angeion = botol, sperma = biji; mengacu pada alat
reproduksi betina yang menyerupai botol). Angiospermae dianggap sebagai
golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan yang tertinggi. Angiospermae
ditandai dengan ciri-ciri berikut.
a. Ada bunga yang sesungguhnya.
b. Adanya daun-daun yang pipih, lebar, dengan susunan tulang-tulang
yang beraneka ragam.
c. Bakal biji atau biji tidak tampak, karena terbungkus dalam suatu
badan yang berasal dari daun buah, yaitu putik. Oleh sebab itu tumbuhan,
tumbuhan ini disebut tumbuhan biji tertutup.[11]
Angiospermae
memiliki bunga yang merupakan alat reproduksi dari tumbuhan ini. Bagian-bagian
bunga Angiospermae ada yang lengkap dan ada yang tidak lengkap. Bunga dikatakan
lengkap jika memiliki perhiasan bunga berupa kelopak bunga dan mahkota bunga,
serta alat kelamin berupa benang sari dan putik.
Angiospermae
memiliki habitus herba, semak, perdu atau pohon. Sistem perakaran dapat berupa
akar serabut atau akar tunggang. Batang dapat bercabang-cabang atau tidak. daun
buah dan benang sari terpisah atau terkumpul dalam satu bunga. Pada peristiwa
penyerbukan, serbuk sari tidak langsung jatuh pada bakal biji melainkan jatuh
pada kepala putik. Penyerbukan akan diikuti oleh pembuahan. Pada Angiospermae
terjadi pembuahan ganda.[12]
Angiospermae
dibagi ke dalam dua kelas, yaitu Dicotyledoneae (tumbuhan dikotil) dan
Monocotyledoneae (tumbuhan monokotil).[13]
Tabel 1Perbedaan
antara tumbuhan dikotil dan monokotil
Faktor
pembanding
|
Dikotil
|
Monokotil
|
Akar
|
Sistem
akar tunggang
|
Sistem
akar serabut
|
Batang dan
akar
|
Mempunyai
kambium, sehingga dapat membesar
|
Tidak
berkambium, sehingga tidak dapat membesar
|
Daun
|
Susunan
tulang daun menyirip atau menjari
|
Susunan
tulang daun sejajar atau melengkung
|
Bunga
|
Jumlah
bagian bunga umumnya 4,5 atau kelipatannya
|
Jumlah
bagian bunga umumnya 3 atau kelipatannya
|
Biji
|
Saat
berkecambah membelah dua memperlihatkan dua daun lembaga
|
Saat
berkecambah tetap utuh tidak membelah
|
Ujung akar
lembaga
|
Tidak
mempunyai sarung pelindung
|
Mempunyai
sarung pelindung yaitu koleoriza
|
Ujung
pucuk
|
Tidak
mempunyai sarung pelindung
|
Mempunyai
sarung pelindung yaitu koleoptil
|
Tumbuhan
Angiosperma yang bertahan selama hanya satu musim tumbuh disebut anual. Yang
tumbuh melalui dua musim tumbuh, misalnya wortel disebut bienial dan parenial
bertahan dalam rentang wwaktu yang lama.[14]
C. Manfaat Tumbuhan Spermatophyta
Ditinjau dari segi manfaatnya, tumbuhan seolah merupakan sumber
keuntungan yang tiada habisnya bagi manusia. Angiosperma yang berjumlah 250.000
spesies menyediakan makanan bagi nyaris semua hewan, baik itu akarnya,
batangnya, daunnya dan bahkan bunganya. Seperti gandum, padi, jagung dan sagu
yang merupakan makanan utama sebagian besar penduduk dunia.[15]
Tumbuhan berbiji selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan, juga di
manfaatkan dalam bidang-bidang lain, seperti berikut ini.
1.
Bahan
obat-obatan, seperti : kina yang berasal dari pepagan pohon kina dan digitalis
yang berasal dari foxglove.
2.
Walaupun
serat-serat sintetik merupakan suatu keberhasilan besar dalam pembuatan
tekstil, serat-serat alamiah semacam rami dan katun masih sering digunakan
untuk pakaian, tirai, pelapis sofa dan lain-lain.
3.
Pepohonan,
bunga dann sesemakan juga banyak digunakan sebagai dekoratif.
4.
Kayu
digunakan dalam pembuatan furnitur dan konstruksi.
5.
Ribuan
zat-zat kimia industri berasal dari tumbuhan, seperti terpentin dan tanin.[16]
6.
Pohon
angsana, jati, mahoni dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon
dioksida dan sumber oksigen.
7.
Berbagai
jenis bunga bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan kosmetik.[17]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asal-usul tumbuhan hijau kemungkinan berasal dari tumbuhan alga
Chlorophyta. Ada dua garis keturunan dari tumbuhan yang ada di daratan yaitu
kelompok briofita dan trakeofita. Contoh tumbuhan dari briofita adalah lumut
dan tumbuhan dari trakeofita adalah tumbuhan berbiji dan paku-pakuan.
2. Pengertian Spermatophyta adalah tumbuhan berbiji.
3. Manfaat Spermatophyta :
a. Bahan obat-obatan, seperti : kina yang berasal dari pepagan pohon
kina dan digitalis yang berasal dari foxglove.
b. Walaupun serat-serat sintetik merupakan suatu keberhasilan besar
dalam pembuatan tekstil, serat-serat alamiah semacam rami dan katun masih
sering digunakan untuk pakaian, tirai, pelapis sofa dan lain-lain.
c. Pepohonan, bunga dann sesemakan juga banyak digunakan sebagai
dekoratif.
d. Kayu digunakan dalam pembuatan furnitur dan konstruksi.
e. Ribuan zat-zat kimia industri berasal dari tumbuhan, seperti
terpentin dan tanin.
f.
Pohon
angsana, jati, mahoni dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon
dioksida dan sumber oksigen.
Berbagai
jenis bunga bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan kosmetik
B. Penutup
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis dan
dapat menambah wawasan mengenai Spermatophyta. Kami mennyarankan agar pembaca
mencari referensi lain yang berkaitan dengan pembahasan yang ada di makalah ini
sehingga lebih memahami.
DAFTAR PUSTAKA
Diah
Aryulina, dkk. Biologi 1 SMA dan MA Untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga. 2007.
Fried,
H. George dan Hademenos, J George. Biologi Edisi Kedua. Jakarta :
Erlangga. 2006.
Gembong Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan
(Spermatophyta). Yogyakarta : Gadjah Mada University.2010.
[1] Fried,
H. George dan Hademenos, J George, Biologi Edisi Kedua, Jakarta :
Erlangga, hal. 334, 2006.
[2] Ibid, hal. 334-335.
[3] Ibid, hal 336.
[4] Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta),
Yogyakarta : Gadjah Mada University. hal. 1, 2010.
[5] Diah Aryulina, Biologi 1 SMA dan MA Untuk Kelas X, Jakarta :
Erlangga, hal. 179, 2007.
[6] Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta),
Yogyakarta : Gadjah Mada University. hal. 2, 2010.
[7] Ibid, hal. 3.
[8] Ibid, hal. 4.
[9] Diah Aryulina, Biologi 1 SMA..., Jakarta : Erlangga, hal. 181,
2007.
[10] Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta),
Yogyakarta : Gadjah Mada University. hal. 11-12, 2010.
[11] Diah Aryulina, Biologi 1 SMA..., Jakarta : Erlangga, hal.
182-183, 2007.
[12] Ibid, hal. 183.
[13] Ibid, hal. 184.
[14] Fried,
H. George dan Hademenos, J George, Biologi Edisi Kedua, Jakarta :
Erlangga, hal. 338, 2006.
[15] Ibid, hal. 338
[16] Ibid, hal 339.
[17] Diah Aryulina, Biologi 1 SMA..., Jakarta : Erlangga, hal. 187,
2007.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...