Menu Bar 1

Monday 25 January 2016

Tanaman Spermatophyta



BOTANI TUMBUHAN TINGGI
“Spermatophyta”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Dosen : Nanik Lestariningsih, M.Pd.

Disusun oleh:
Astri Arum Sari
Hendra Jaya Saputra
Neny Ratnasari
Nor Apriyani Dewi
Putri Zizi Gumilar Ramdani

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2015



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaian makalah yang amat sederhana ini, meskipun sangat jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjuungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kita umat beliau hingga akhir zaman.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Botani Tumbuhan Tinggi”. Selain itu juga untuk menambah ilmu, dan wawasan bagi para pembaca tentang “Spermatophyta”.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah yang sederhana ini berguna bagi pembaca.  Kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi perbaian makalah ini. Segala sesuatu yang benar itu datangnya dari Allah, dan apabila ada salah atau kekurangan itu datangnya dari penulis sendri. Semoga bermanfaat
Wasalamu’alaikum Wr.Wb

Palangkaraya,  Oktober  2015



PENYUSUN




BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Biji terdiri dari sebuah embrio dan cadangan makanannya, dikelilingi oleh selubung pelindung. Ketika matang, biji tersebar dari induknya melalui angin atau melalui cara-cara yang lain. Biji merupakan adaptasi kunci yang membantu tumbuhan berbiji menjadi produsen dominan di darat dan menyusun keanekaragaman tumbuhan saat ini. Tumbuhan berbiji juga telah memiliki dampak sangat besar pada manusia. Di mulai sekitar 13.000 tahun lalu, manusia mulai bercocok tanam gandum, ara, jagung, pisang dan tumbuhan berbiji liar yang lain. Domestikasi tumbuhan berbiji, terutama angiospermae, menghasilkan perubahan budaya yang paling penting dalam sejarah manusia, mengubah sebagian besar masyarakat yang tadinya berpindah-pindah tempat dan berburu menjadi masyarakat yang menetap dan bercocok tanam. Pada makalah ini akan kami bahas mengenai tumbuhan berbiji atau Spermatophyta agar para pembaca lebih memahami bagaimana tumbuhan berbiji.

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Bagaimana asal-usul dari tumbuhan hijau?
2.      Apa pengertian dari Spermatophyta ?
3.      Apa manfaat dari tumbuhan Spermatophyta ?

C.      Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat :
1.      Mengetahui dan menjelaskan asal-usul dari tumbuhan hijau terutama tumbuhan berbiji.
2.      Mengetahui pengertian dari Spermatophyta.
3.      Mengetahui manfaat dari tumbuhan Spermatophyta.



BAB II

PEMBAHASAN

A.     Asal-Usul Tumbuhan Hijau

Tumbuhan adalah organisme autotrofik multiselular yang telah menginvasi lingkungan terestrial dengan sukses. Tumbuhan kemungkinan berasal dari divisi alga Chlorophyta. Kesempatan-kesempatan bagi fotosintesis aktif mengalami peningkatan besar ketika tumbuhan memapankan dirinya di daratan. Tahapan-tahapan transisi dari air ke darat barangkali terjadi di atau dekat pesisir. Di sana, evaporasi mengkonsentrasikan mineral, sehingga menghasilkan deposit yang kaya. Di tepi sungai, deposit aluvial (yang terbawa oleh sungai) juga menyediakan matriks yang kaya bagi perkembangan bentuk-bentuk tumbuhan baru. Seiring dengan bermigrasinya tumbuhan dari daerah air ke daratan, banyak bagian dari tumbuhan tersebut yang kemudian dimodifikasi. Pemeliharaan tumbuhan di daratan juga memerlukan perlindungan terhadap desikasi.[1]
Lebih dari 400 juta tahun silam, bentuk-bentuk nenek moyang dari tumbuh-tumbuhan daratan yang ada saat ini mulai menyebar ke lingkungan terestrial. Seiring dengan bergeraknya tumbuh-tumbuhan ke daerah-daerah daratan utama, tumbuhan mengevolusikan berbagai adaptasi. Sebuah pembagian besar menjadi dua garis keturunan terpisah terjadi di awal kolonisasi daratan. Salah satu kelompok itu adalah briofita, dan yang satunya lagi yang jumlahnya jauh lebih banyak di zaman modern adalah trakeofita (tumbuhan vaskular).
Tumbuhna vaskular berbeda dari briofita dalam hal keadaptifannya yang lebih besar terhadap lingkungan darat. Tidak seperti talus lumut atau lumut hati, tubuh tumbuhan vaskular terbagi-bagi menjadi menjadi bagian-bagian terpisah atau organ yang menunjukkan spesialisasi baik dalam hal struktur maupun fungsi : akar, batang dan daun. Pada tumbuh-tumbuhan berbiji, runjung atau bunga merupakan struktur reproduksi khusus.[2]
Bentuk-bentuk transisi yang mungkin dalam evolusi tumbuhan vaskular dari alga multiselular tergolong ke dalam divisi Psilophyta. Psilofita dahulu melimpah di Bumi, tetapi sekarang hanya terdapat beberapa genera. Tumbuh-tumbuhan itu hanya memiliki sebagian ciri tumbuhan vaskular, tetapi sudah terlihat sistem vaskular primitif. Sejumlah ahli botani menganggap Psilophyta sebagai bentuk-bentuk nenek moyang dari tumbuh-tumbuhan vaskular lain, tetapi ahli-ahli botani lain menganggapnya sebagai keturunan tumbuhan yang lebih maju evolusinya, misalnya paku-pakuan, hanya saja mengalami degenerasi.[3]

B.     Spermatophyta

Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri khasnya ialah adanya suatu organ yang berupa biji (dalam bahasa Yunani : sperma).[4] Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga.[5]
Bersama-sama dengan tumbuhan paku tumbuhan biji telah merupakan tumbuhan kormus sejati. Tubuh jelas dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang dan daun. Selain itu, tubuh tumbuhan biji mempunyai pula bagian-bagian lain yang merupakan metamorfosis bagian-bagian pokok tadi ditambah lagi dengan berbagai macam organ-organ tambahan. Dari bagian-bagian tubuh tumbuhan biji sporofillah yang telah mengalami perkembangan sedemikian rupa, sehingga sifatnya sebagai daun hampir hilang sama sekali. Lagi pula sporofil-sporofil itu telah terangkai dalam berbagai bentuk kumpulan sporofil, yang mencapai puncaknya dalam bentuk organ yang kita sebut sebagai bunga. Itulah sebabnya golongan tumbuhan biji ini disebut pula Anthophyta atau tumbuhan bunga (dari bahasa Yunani, anthos = bunga, phyton = tumbuhan). Pada organ inilah pertama orang mengenal adanya seksualitas pada tumbuhan. Juga peristiwa seksual pada tumbuhan, pertama-tama dikenal pada golongan tumbuhan ini, peristiwa perkawinannya tampak jelas, walaupun sesungguhnya yang tampak dari luar pada tumbuhan ini bukan perkawinan dalam arti peleburan sel-sel kelaminnya, melainkan jatuhnya mikrospsora pada bakal biji atau kepala putik yang lebih kita kenal dengan istilah penyerbukan, persarian, atau polinasi.[6]
Selain dari hal-hal yang telah disebutkan terdahulu, ciri lain yang bersifat khas pula untuk golongan tumbuhan biji ialah bahwa embrionya bersifat bipolar atau dwipolar, tidak hanya kutub batang yang tumbuh dan berkembang membentuk batang, cabang-cabang dan daun, tetapi kutub akarnya pun tumbuh dan berkembang membentuk sistem perakarannya.[7]
Dalam daur kehidupannya tumbuhan biji juga memperlihatkan adanya pergiliran keturunan secara beraturan dan dari sudut ini tumbuhan biiji bersifat seperti tumbuhan paku yang heterospor, akan tetapi bagi organ-organ yang homolog dipergunakan istilah-istilah yang berbeda.[8]
Tumbuhan biji menunjukkan keanekaragaman struktur, pertumbuhan, dan proses-proses perkembangbiakan yang sungguh mengagumkan. Meskipun demikian, tumbuhan ini semuanya mempunyai ciri-ciri umum tertentu antara lain sebagai berikut.
1.      Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan oleh bunga ataupun runjung. Setiap biji mengandung bakal tumbuhan, yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas, embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
2.      Sperma atau sel kelamin jantan menuju ke sel telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari yang hanya terdapat pada tumbuhan biji.
3.      Tumbuhan biji mempunyai jeringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran untuk mengangkut air, mineral , makanan dan bahan lain.
4.      Pada hakikatnya, tumbuhan biji memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis. Ada beberapa spesies tumbuhan biji yang tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifat parasit. Ada juga yang bersifat karnivor misalnya Nephentes (kantong semar).[9]
Tumbuhan biji (Spermatophyta) dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan biji tertutup).
1.      Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae)
Kelompok ini meliputi tumbuhan yang berupa semak-semak atau pohon-pohon yang batangnya keras dan berkayu. Akar-akarnya kebanyakan tersusun dalam sistem akar tunggang dan batangnya bercabang-cabang. Daun-daunnya kebanyakan kaku, sempit, jarang, serta berdaun pipih dan lebar. Bunga yang sesungguhnya belum ada. Bakal biji terdapat pada badan mirip makrosporofil pada paku heterospora dan disebut daun buah, seperti tampak jelas pada pakis haji (Cycas rumphii).
Pada beberapa tumbuhan Gymnospermae ini, daun buah dan daun yang menghasilkan serbuk sari kebanyakan terpisah atau masing-masing terkumpul dalam badan berbentuk kerucut yang disebut runjung (strobilus). Runjung yang tersusun atas daun-daun buah disebut runjung betina, sedangkan yang tersusun atas badan-badan penghasil serbuk sari disebut runjung jantan.Gymnospermae terbagi ke dalam 7 kelas, yaitu :
a.       Kelas Pteridoospermae
b.      Kelas Gycadinae
c.       Kelas Bennettinae
d.      Kelas Cordaitinae
e.       Kelas Ginkyoinae
f.        Kelas Coniferae atau Coniferinae
g.       Kelas Gnetinae.[10]
2.      Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan berbiji tertutup atau Angiospermae (Yunani, Angeion = botol, sperma = biji; mengacu pada alat reproduksi betina yang menyerupai botol). Angiospermae dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan yang tertinggi. Angiospermae ditandai dengan ciri-ciri berikut.
a.       Ada bunga yang sesungguhnya.
b.      Adanya daun-daun yang pipih, lebar, dengan susunan tulang-tulang yang beraneka ragam.
c.       Bakal biji atau biji tidak tampak, karena terbungkus dalam suatu badan yang berasal dari daun buah, yaitu putik. Oleh sebab itu tumbuhan, tumbuhan ini disebut tumbuhan biji tertutup.[11]
Angiospermae memiliki bunga yang merupakan alat reproduksi dari tumbuhan ini. Bagian-bagian bunga Angiospermae ada yang lengkap dan ada yang tidak lengkap. Bunga dikatakan lengkap jika memiliki perhiasan bunga berupa kelopak bunga dan mahkota bunga, serta alat kelamin berupa benang sari dan putik.
Angiospermae memiliki habitus herba, semak, perdu atau pohon. Sistem perakaran dapat berupa akar serabut atau akar tunggang. Batang dapat bercabang-cabang atau tidak. daun buah dan benang sari terpisah atau terkumpul dalam satu bunga. Pada peristiwa penyerbukan, serbuk sari tidak langsung jatuh pada bakal biji melainkan jatuh pada kepala putik. Penyerbukan akan diikuti oleh pembuahan. Pada Angiospermae terjadi pembuahan ganda.[12]
Angiospermae dibagi ke dalam dua kelas, yaitu Dicotyledoneae (tumbuhan dikotil) dan Monocotyledoneae (tumbuhan monokotil).[13]
Tabel 1Perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil
Faktor pembanding
Dikotil
Monokotil
Akar
Sistem akar tunggang
Sistem akar serabut
Batang dan akar
Mempunyai kambium, sehingga dapat membesar
Tidak berkambium, sehingga tidak dapat membesar
Daun
Susunan tulang daun menyirip atau menjari
Susunan tulang daun sejajar atau melengkung
Bunga
Jumlah bagian bunga umumnya 4,5 atau kelipatannya
Jumlah bagian bunga umumnya 3 atau kelipatannya
Biji
Saat berkecambah membelah dua memperlihatkan dua daun lembaga
Saat berkecambah tetap utuh tidak membelah
Ujung akar lembaga
Tidak mempunyai sarung pelindung
Mempunyai sarung pelindung yaitu koleoriza
Ujung pucuk
Tidak mempunyai sarung pelindung
Mempunyai sarung pelindung yaitu koleoptil
Tumbuhan Angiosperma yang bertahan selama hanya satu musim tumbuh disebut anual. Yang tumbuh melalui dua musim tumbuh, misalnya wortel disebut bienial dan parenial bertahan dalam rentang wwaktu yang lama.[14]

C.      Manfaat Tumbuhan Spermatophyta

Ditinjau dari segi manfaatnya, tumbuhan seolah merupakan sumber keuntungan yang tiada habisnya bagi manusia. Angiosperma yang berjumlah 250.000 spesies menyediakan makanan bagi nyaris semua hewan, baik itu akarnya, batangnya, daunnya dan bahkan bunganya. Seperti gandum, padi, jagung dan sagu yang merupakan makanan utama sebagian besar penduduk dunia.[15]
Tumbuhan berbiji selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan, juga di manfaatkan dalam bidang-bidang lain, seperti berikut ini.
1.      Bahan obat-obatan, seperti : kina yang berasal dari pepagan pohon kina dan digitalis yang berasal dari foxglove.
2.      Walaupun serat-serat sintetik merupakan suatu keberhasilan besar dalam pembuatan tekstil, serat-serat alamiah semacam rami dan katun masih sering digunakan untuk pakaian, tirai, pelapis sofa dan lain-lain.
3.      Pepohonan, bunga dann sesemakan juga banyak digunakan sebagai dekoratif.
4.      Kayu digunakan dalam pembuatan furnitur dan konstruksi.
5.      Ribuan zat-zat kimia industri berasal dari tumbuhan, seperti terpentin dan tanin.[16]
6.      Pohon angsana, jati, mahoni dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon dioksida dan sumber oksigen.
7.      Berbagai jenis bunga bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan kosmetik.[17]


BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

1.      Asal-usul tumbuhan hijau kemungkinan berasal dari tumbuhan alga Chlorophyta. Ada dua garis keturunan dari tumbuhan yang ada di daratan yaitu kelompok briofita dan trakeofita. Contoh tumbuhan dari briofita adalah lumut dan tumbuhan dari trakeofita adalah tumbuhan berbiji dan paku-pakuan.
2.      Pengertian Spermatophyta adalah tumbuhan berbiji.
3.      Manfaat Spermatophyta :
a.       Bahan obat-obatan, seperti : kina yang berasal dari pepagan pohon kina dan digitalis yang berasal dari foxglove.
b.      Walaupun serat-serat sintetik merupakan suatu keberhasilan besar dalam pembuatan tekstil, serat-serat alamiah semacam rami dan katun masih sering digunakan untuk pakaian, tirai, pelapis sofa dan lain-lain.
c.       Pepohonan, bunga dann sesemakan juga banyak digunakan sebagai dekoratif.
d.      Kayu digunakan dalam pembuatan furnitur dan konstruksi.
e.       Ribuan zat-zat kimia industri berasal dari tumbuhan, seperti terpentin dan tanin.
f.        Pohon angsana, jati, mahoni dan pinus sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon dioksida dan sumber oksigen.
Berbagai jenis bunga bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan kosmetik

B.     Penutup

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis dan dapat menambah wawasan mengenai Spermatophyta. Kami mennyarankan agar pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan pembahasan yang ada di makalah ini sehingga lebih memahami.


DAFTAR PUSTAKA

Diah Aryulina, dkk. Biologi 1 SMA dan MA Untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga. 2007.
Fried, H. George dan Hademenos, J George. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga. 2006.
Gembong Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta : Gadjah Mada University.2010.



[1] Fried, H. George dan Hademenos, J George, Biologi Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga, hal. 334, 2006.
[2] Ibid, hal. 334-335.
[3] Ibid, hal 336.
[4] Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Yogyakarta : Gadjah Mada University. hal. 1, 2010.
[5] Diah Aryulina, Biologi 1 SMA dan MA Untuk Kelas X, Jakarta : Erlangga, hal. 179, 2007.
[6] Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Yogyakarta : Gadjah Mada University. hal. 2, 2010.
[7] Ibid,  hal. 3.
[8] Ibid, hal. 4.
[9] Diah Aryulina, Biologi 1 SMA..., Jakarta : Erlangga, hal. 181, 2007.
[10] Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Yogyakarta : Gadjah Mada University. hal. 11-12, 2010.
[11] Diah Aryulina, Biologi 1 SMA..., Jakarta : Erlangga, hal. 182-183, 2007.
[12] Ibid, hal. 183.
[13] Ibid, hal. 184.
[14] Fried, H. George dan Hademenos, J George, Biologi Edisi Kedua, Jakarta : Erlangga, hal. 338, 2006.
[15] Ibid, hal. 338
[16] Ibid, hal 339.
[17] Diah Aryulina, Biologi 1 SMA..., Jakarta : Erlangga, hal. 187, 2007.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...