MAKALAH
“STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI”
Disusun Untuk Memenuhi Salah SatuTugas
Mata Kuliah: ILMU PENDIDIKAN
Nama Dosen: JASIAH,M.Pd
Disusun Oleh :
HENDRA JAYA SAPUTRA
NIM : 1301140327
NENY RATNASARI
NIM : 1301140341
TUTI NUR
NIM :1301140339
SALIMARDAYANTI
NIM : 1301140324
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI PALANGKA RAYA
JURUSAN TARBIYAH PRODI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2014 M / 1435 H
KATA PENGANTAR
Ucapan
hamdalah kita panjatkan sebagai Implementasi rasa syukur kita kehadirat Ilahi
robii yang telah memberikan kita kekuatan berpikir dan dzikir sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul’’STRATEGI
PEMBELAJARAN BIOLOGI’’. Dan Dialah Tuhan yang patut kita sembah karena
kemurahan dan kedermawan-Nya kita masih di beri kesempatan mengisi alam
ciptaannya ini, walaupun kadang kita suka sombong dengan apa yang kita miliki
padahal sesungguhnya hal itu milik Allah semata . shalawat beserta salam
selalu dan senantiasa kita curahkan
kepada revolusuner Islam, yakni nabi besar Muhammad SAW,yang menjadi petunjuk
dan pengarah jalan keselamatan,kepada keluarganya,sahabatnya dan para a’tbaut
tabiin dan sampai kepada kitaa sebagai umat yang selalu berusaha untuk bias
taat kepadanya.
Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaaat bagi kita semua sebagai salah satu
sumber pelajaran bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi Tadris
biologi( TBG). Apa yang di sajikan dalam makalah ini hanyalah merupakan garis
besar materi kuliah. Untuk memperluas dan memperdalam wawasan dalam bidang ini
di harapkan mahasiswa membaca sebagai referensi yang relevan, terutama dengan
pembaca buku-buku yang di sajikan acauan dalam penulisan makalah ini.
Kami
menyadari dan mengakui sebagai manusia biasa kita tidak akan lepas dari sifat
salah dan egois. Kami juga mengakui mungkin banyak kelemahan yang terdapat
dalam makalah ini,baik yang menyangkut isi,pengungkapan,maupun sistematika penulisan
maka saran dan serta kritik yang kontruktif senantisa kami harapkan.
PENULIS
DAFTAR ISI
Halama
Judul................................................................................................................ i
Kata
Pengantar............................................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
Bab I
Pendahuluan....................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................. 2
Bab II Kajian
Teoriti..................................................................................................... 3
Bab III
Pembahasan..................................................................................................... 5
A.
Pengertian Strategi
Pembelajaran Biologi......................................................... 5
B.
Klasifikasi Strategi Belajar
Mengajar............................................................... 5
C.
Ipelementasi Belajar
Mengajar.......................................................................... 9
Bab IV
Penutup............................................................................................................ 13
A.
Kesimpulan....................................................................................................... 13
Daftar
Pustaka.............................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
C.
LATAR BELAKANG
Salah satu masalah yang di hadapi dunia pendidikan kita
adalah masalah lemahnya proses pemelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas di arahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi,otak
anak di paksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tutuntut
untuk memahami informasi
yang yang di ingatnya itu untuk menghubungkanya dengan kehidupan
sehari–hari. Akibatnya,ketika anak didik kita lulus dari sekolah,mereka pintar secara teoritis,tetapi mereka miskin
aflikasi .
Kenyataan ini berlaku untuk semua
mata pelajaran. Mata pelajaran scince tidak dapat mengembangkan kemampuan anak
untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir
tidak di gunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas.
Mata pelajaran agama, tidak dapat mengembangkan sikap yang sesuai dengan norma-norma
agama, karena pproses pembelajaran habnya di arahkan agar anak bias menguasai
dan menghapal materi pelajaran.
Mata pelajaran bahasa tidak di arahkan untuk mengembangkan
kemampuan berkomunikasi, karena yang di pelajari lebih banyak bahasa sebagai
ilmu bukan sebagai alat komunikasi. anak hapal prkalian dan pembagian, tetapi
mereka bingung berapa harus membayar manakala ia di suruh membeli 2,5 kg telur,
harga 1kg Rp 12500,00 ; anak juga hapal
bagaimana langkah-langkah berpidato
tetapi mereka bingung ketika mereka di suruh bicara di muka umum;
demikian juga anak hapal bagaimana cara membuat suatu karya tulis, tetapi
ketika menulis ia bingung harus dari
mana memulai; gejala- gejala semacam ini merupakan gejala umum dari proses pendidikan kita.
Pendidikan di sekolah terlalu
menjejali otak anak dengan berbagai bahan ajar yang harus di hapal, pendidikan
kita tidak di arahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi
yang di miliki, UU No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional ‘’
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri,keperibadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta
kerampilan yang di perlukan dirinya,masyarakat,bangsa,dan Negara.
D. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang di maksud dengan
pembelajaran Biologi?
2.
Bagaimana strategi
pembelajaran Biologi?
3.
Apa saja jenis-jenis strategi
pembelajaran dalam biologi?
4.
Bagaimana cara pengembangan
strategi pembelajaran biologi?
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Dalam
konteks pengajaran, strategi yang dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam
menciptakan suatu system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
mengajar, agar tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan dengan tercapai dan
berhasil guna. Guru di tuntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-
komponen pembelajaran sedemikian rupa, sehingga terjalin keterkaitan fungsi
antara komponen pembelajaran di maksud. Strategi berarti pilihan pola kegiatan
belajar – mengajar yang di ambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk
melaksanakan tugas secara profesonal, guru memerlukan wawasan yang mantap
tentang kemungkinaan – kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan
tujuan belajar yang telah di rumuskan baik dari arti efek instruksional, tujuan
belajar yang di rumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun
daklam arti efek pengiring misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap
terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses
pembelajaraan.
Strategi
pembelajaran pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau merupakan
praktik guru melaksanakan pembelajaran melalu cara tertentu yang di nilai lebih
efektif dan efisien. Dengan kata lain strategi pembelajaran adalah politik atau
teknik yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Politik atau
teknik tersebut harus mencerminkan langkah- langkah sistematik, artinya bahwa
setiap komponen pembelajaran harus selalu berkaitan satu sama yang lain dan
systematic yang mengandung pengertian bahwa langkah- langkah yang di lakukan
guru dalam proses pembelajaran itu tersusun secara rapid an logis sehingga
tujuan yang tercapai.
Adapun
pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran adalah sebelum menentukan
strategi pembelajaran yang dapat di gunakan, ada beberapa pertimbangan yang
perlu diperhatikan:
a.
Pertimbangan yang
berhubungan dengan tujuan yang ingin di capai.
b.
Pertimbangan yang
berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
c.
Pertimbangan dari sudut
siswa
d.
Pertimbangan – pertimbangan lainnya.
Adapum prinsip
penggunaan strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan adalah
hal- hal yang harus di perhatikan dalam menggunakan strategi
pemelajaran.prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak
semua strategi pembelajaran cocok di gunakan untuk mencapai semua tujuan dan
semua keadaan. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran yang perlu di
perhatikan guru:
a.
Berorentasi pada tujuan,
b.
Aktivitas,
c.
Individualitas,
d.
Integritas.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Biologi
Secara
umum strategi mempunyai pengertian suatu garis – garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran,
strategi bias di artikan sebagai pola – pola umum kegitan guru anak didik dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di
gariskan.[1]
Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yang meliputi hal-hal berikut[2]:
1.
Mengidentifiksi serta menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang di harapkan.
2.
Memilih system pendekatan pembelajaran
berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.
Memilih dan menetapkan prosedur,
metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga
dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4.
Menetapkan norma-norma dan batas
minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan penbelajaran yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan system instruksional
yang bersangkutan secara keseluruhan.
B. Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar
a. Konsep dasar strategi
belajar mengajar
Bahwa konsep dasar strategi belajar mengajar
meliputi hal-hal ini a) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku, b) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap maslah
belajar mengajar, c) memilih prosedur,metode, dan teknik belajar mengajar, dan
d) menerapkan norma dan kretria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
b. Sasaran Kegiatan Belajar- Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunya
sasaran atau tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat
operosional dan konkret, yakni tujuan intstruksional kusus dan tujuan
intstruksional umum, tujuan kurikuer, tujuan Nasional, sampai kepada tujuan
yang bersifat universal.
Persepsi
guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar
akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap sasaran antara serta sasaran
kegiatan. Sasaran itu harus di terjemahkan kedalam ciri- ciri perilaku
kepribadian yang di dambakan. Pada tujuan yang universal, manusia yang di
idamkan tersebut
Harus
memiliki kulifikasi: a. pengembangan bakat secara optimal, b. hubungan antar
manusia, c. efisiensi ekonomi dan d. tanggung jawab selaku warganegara.
Pandangan
hidup para guru maupun anak didik akan turut mewarnai berkenaan dengan gambaran
karaktristik sasaran manusia idaman. Konsekuensinya akan mempengaruhi juga
kebijakan tentang perencanaan, pengorganisasian, serta penilaian terhadap
kegiatan belajar mengajar.
c. Belajar Mengajar Sebagai
Suatu Ilmu
Belajar mengajar selaku suatu system
intruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperngkat komponen yang saling
bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Berbagai persoalan yang biasa di
hadapi oleh guru antara lain :
a.
Tujuan – tujuan apa yang mau
di capai.
b.
Materi pelajaran apa yang di
perlukan.
c.
Metode alat mana yang harus di
pakai.
d.
Prosedur apa yang akan di tempuh untuk
melakukan evaluasi.
Secara khusus dalam proses belajar- mengajar guru berperan sebagai
pengajar,
Pembimbing,
perantara sekolah dengan masyarakat, atministrator. Guru memahami dengan
segenap aspek pribadi anak didik seperti[3]:
1.
Kecerdasan dan bakat khusus
2.
Prestasi sejak permulan
sekolah.
3.
Perkembangan jasmani dan
kesehatannya
4.
Kecendrungan emosi dan
karakternya
5.
Sikap dan minat belajar
6.
Cita-cita
7.
Kebiasaan belajar Dan
bekerja
8.
Hoby dan penggunaan waktu
senggang.
9.
Hubungan social di sekolah
dan di rumah.
10. Latar belakang keluarga,
11. Lingkungan tempat tinggal.
12. Sifat- sifat khsus dan kesulitan anak didik.
d. Hakikat proses belajar
mengajar
Adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan.
Tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, yang menyangkut pengetahuyan,
ketermpilan maupun sikap bahkan menjadi segenap aspek organism atau pribadi
e. Entering Behavior Siswa
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan prilaku,
baik secara material- supstansial, structural/ fungsioal maupun secara behavior.
Telah Kepastinnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku anak didik
mereka yang telah di milikinya ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Itulah yang di maksud dengan entering behavior siswa[4].
Menurut Abin Syamsuddin, Entering behavior siswa dapat di
defenisikan dengan cara[5]:
a.
Secara tradisonal,
b.
Secara inovatif.
Ada tiga dimensi entering behavior yang perlu di ketahui oleh guru
:
a.
Batas- batas ruang lingkup
materi mengetahuan yang telah di miliki dan di kuasai oleh sisiwa.
b.
Tingkatan tahapan materi
pengetahuan, terutama kawasan pola- pola sambutan atau kemampuan yang telah di
miliki siswa.
c.
Kiesiapan dan kematangan fungsi-
fungi fisikofisik.
f. Pola-pola Belajar Siswa
a.
Signal Learning ( belajar
isyarat)
Belajar tipe ini merupakan tahap yang paling
dasar. Tidak Menuntut persyaratan, namun
merupakan hierarki yang harus di lalui tipe belajar yang paling tinggi.
b.
Stimulus-respons Learning (
belajar stimulus respon)
Pada tahap ini adalah proses belajar pada
anak- anak dengan tahap mencoba- coba dan tidak di perolrh dengan tiba- tiba
akan tetapi melalui latihan- latihan. Respond dapat di atur dan di kuasai.
c.
Chainng ( Rantai atau
Rangkaian)[6]
belajar menghubungkan satuan ikatan
S-R (stimulus respons) yang satu dengan yang lain. Kondisi yang di perlukan
anak didik secara internal sudah harus terkuasai sejumlah satuan pola S-R, baik
sikomotorik maupun verbal.
d.
Verbal Association (
Asosiasi Verbal )
Yaitu belajar menghubungkan satuan ikatan S-R
satu dengan yang lain, bentuk ini yang paling sederhana adalah bila di
perlihatkan suatu bentuk geometris dan
si anak dapat mengatakan “bujur sangkar” atau mengatakan “ itu bola saya”, bila
di lihatnya bolanya. Hubungan ini
terbentuk, bila unsure- unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu
segera mengikuti yang satu lagi.
e. Discrimination Learning (Belajar Diskriminasi)
Dalam tipe ini anak didik mengadakan seleksi
dan pengujian diantara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya,
kemudian memilih pola-pola respon yang dianggappaling sesuai.
f.
Concept Learning (Belajar
Konsep)
Adalah belajar pengertian. Dengan berdasarkan
kesamaan cirri-ciri dari kesimpulan stimulus dan objek-objeknya, membentuk
suatu pengertian atau konsep, kondisi utama yang diperlukan adalah menguasai
kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental.
g.
Rule Learning (Belajar
Aturan)
membuat
generalisasi, hukum, dan kaidah. Belajar aturan adalah tipe belajar yang paling
banyak di sekolah. Banyaknya aturan yang perlu diterapkan di sekolah oleh
setiap anak didik. Aturan ini terdapat disetiap mata pelajaran.
h.
Problem Solping (Pemecahan
Masalah)[7]
Belajar memecahkan masalah para anak didik
belajar merumuskan memecahkan masalah memberikan respon terhadap rangsangan
yang menggambarkaan atau membangkitkan situasi problematik, yang mempergunakan
berbangai kaidah yang telah dikuasai.
g. Memilih Sistem Belajar
Mengajar
Berbangai
system pengajaran yang menarik perhatian adalah:
a. .Enquiry-Discovery Learning
Adalah belajar mencari dan menemukan
sendiri. Guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi anak
diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan
teknik pendekaan pemecahan masalah.
b. Ekspository Learning
Guru menyajikan dalam bentuk
yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap, sehingga anak
didik tidak tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur.
Garis besar prosedur ini adalah:
·
Preparasi
·
Apersepsi
·
Presentasi
·
Resitasi
c. Mastery Learning
Hasil
studi menunjukkan bahwa hanya sebangian kecil anak didik yang, mampu menguasai
bahan dari penyajian guru. Bahwa anak didik itu kurang mengerti dengan apa yang
disampaikan oleh guru nilai anak didik pun ada yang bervariasi ini terjadi
karena hal kekurang aktifan siswa dalam bertanya.
d. Humanistik Education
Dalam
kenyataan tidak bisa disangkal bahwa kemampuan dasr kecerdasan para siswa
sangat bervariasi secara individual. Karena itu muncul teori belajar yang
menitik beratkan upaya untuk membantu siswa agar sanggup mencapai perwujudan
dirinya atau self realization sesuai dengan kemampuan dasar dan keunikan yang
dimilikinya.
e. Pengorganisasion Kelompok
Belajar[8]
Memperhatikan berbangai cara pendekatan atau
sisitem belajar mengajar disarankan pengorganisasion kelompok belajar anak
didik.
C. Ipelementasi Belajar
Mengajar
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah
yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kengiata belajar
terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan
itu untuk membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah
lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan
rasa aman dan kepuasan serta mencapaitujuan yang di harapkan.
Sehubungan dengan hal ini, job
description guru dalam Implementasi proses belajar – mengajar adalah:
1.
Perencanaan intruksional,
yaitu alat atau media untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi belajar.
2.
Organisasi belajar yang
merupakan usaha menciptakan fasilitas- fasilitas atau lingkungan yang sesuai
dengan kebutuhan uang mengandung kemungkinaan terciptanya proses belajar
mengajar.
3.
Menggerakan anak didik yang
merupakan usaha memancing, membangkitkan, dan mengarahkan motivasi di sini pada
dasarnya mempunyai makna lebih dari pemerintah, mengarahkan, mengaktualkan dan
memimpin.
4.
Superpisi dan pengawasan,
yakni usaha mengawasi,mg mengandung pengenunjang, membantu,menugaskan, dan
mengarahkan kegiatan belajar- mengajar sesuai dengan perencanaan interuksional
yang telah di desain sebelumnya
5.
Penelitian yang lebih bersifat penapsiran
(assessment) yang mengandung pengertian yang lebih luas disbanding dengan
pengukuran atau evaluasi pendidikan.
Berbagai upaya di usaha untuk menalisis proses
ppengelolan belajar- mengajar ke dalam unsure- unsur komponennya. Komponen-
komponen tersebut meliputi:
·
Merencanakan.
·
Mengorganisasi
·
Pengkoordinasikan
·
Mengawasi
Tahap-tahap
pengelolan dan pelaksanaan proses belajar- mengajar dapat di perinci sebagai
berikut:
·
Perencanaan
a.
Menetapkan apa yang mau di
lakukan, kapan dan bagaiman cara melakukannya.
b.
Membatasi sasaran dan
menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses
penentuan target.
c.
Mengebangkan alternatif –
alternatif
d.
Mengumpulkan dan
menganalisis informasi
e.
Mempersiapkan dan
mengkomunikasikan rencana- rencana dan keputusan- keputusan.
·
Pengorganisasian
a.
Menyediakan fasilitas dan
perlengkapan tenaga kerja yang di perlukan untuk menyusan kerangka dalam
melaksanakan rencana melalui suatu proses penetapan kerja yang di perlukan
untuk menyelesaikan.
b.
Pengelompokan komponen kerja
ke dalam struktur organisasi secara teratur
c.
Membentuk sruktur wawenang
dan mekanisme koordinasi.
d.
Merumuskan menetapkan metode
dan prosudur.
e.
Memilih mengadakan latihan
dan pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber lain yang di perlukan.
·
Pengarahan
a.
Menyusun kerangka waktu
biyaya secara terperinci
b.
Memprakarsai dan menampilkan
kepemimpinaan dalam melaksanaan rencana dan pengambilan keputusan.
c.
Mengeluarkan intruksi –
intruksi yang spesipik.
d.
Membimbing memotivasi dan
melakukan supervise.
·
Pengawasaan
a.
Mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan, dibandingkan dengan rencana.
b.
Melaporkan penyimpanaan
untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-
standar dan saran- saran.
c.
Menilai pekerjaan dan
melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan- penyimpangan.
Dalam
kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan, yakni
pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya
mempunyai saling ketergantungan satu sama lain.
Untuk
menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi
belajar siswa, mereka memerlukan pengorganisasian proses belajar yang baik.
Tujuan
pengajaran merupakan pangkal tolak keberhasilan dalam pengajaran. Makin jelas
rumusan tujuan makin mudah menyusun rencana dan mengemplementasikan kegiatan
belajar mengajar dengan bimbingan guru.
Dalam perumusan tujuan Instruksional
kusus perlu di pertimbangkan:
a.
Kemampuan dan nilai- nilai
apa yang ingin di kembangkan pada diri sidwa.
b.
Bagaimana cara mencapai
tujuan itu secara bertahap atau sekali gus.
c.
Apakah perlu menekankan
aspek- aspek tertentu.
d.
Seberapa jauh tujuan itu
dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa
e.
Apakah waktu yang tersedia
cukup untuk mencapai tujuan- tujuan itu.
Selanjutnya
berkenaan dengan waktu yang tersedia untuk yang tersedia untuk setiap
pelajaraan percaturwulan, pertahun, sangat terbatas.
Dalam mengatur ruang belajar perlu
di perhatikan:
a.
Ukuran Dan batas kelas.
b.
Bentuk serta ukuran bangku
dan meja siswa.
c.
Jumlah siswa dalam kelas.
d.
Jumlah siswa dalam tiap
kelompok.
e.
Jumlah kelompok dalam kelas.
f.
Komposisi siswa dalam
kelompok, yang pandai, yang kurang pandai, jenis kelamin laki- laki dan
perempuan.
Kemudian
agar kegiatan belajar itu sesuaio dengan kebutuhan cara belajar siswa, di
perlukan pengelompokan siswadalam belajar. Dalam menyusun anggota kelompok perlu
di pertimbangkan antara lain:
·
Kegiatan belajar apa yang
akan di laksanakan.
·
Siapa yang akan menyusun
anggota kelompok, guru, siswa, atau guru dan siswa bersama- sama.
·
Atas dasar apa kelompok itu
di susun.
·
Apakah kelompok itu selalu
tetap atau berubah- ubah sesuai dengan kebutuhan cara belajar.
Dalam
melayani kegiatan belajar aktif, pengelompokan siswa mempunyai arti tersendiri.
Pengelompokan siswa dapat di bedakan kedalam tiga jenis yaitu :
a.
Menurut kesenangan berteman.
b.
Menurut kemampuan
c.
Menurut minat
Perlu
di ketahui bahwa proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang
melibatkan berbagai aktivitas para siswa: untuk itu guru haraus berupaya
mengaktifkan kegiatan belajar mengajar tersebut. upaya yang dapat di lakukan
guru antara lain yaitu :
a.
Melalui karyawisata,
b.
Melalui seminar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara
umum strategi mempunyai pengertian suatu garis – garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan. Dihubungkan dengan
pembelajaran, strategi bias di artikan sebagai pola – pola umum kegitan guru
anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah di gariskan.[9]
Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yang meliputi hal-hal
berikut:
1.
Mengidentifiksi serta menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang di harapkan.
2.
Memilih system pendekatan pembelajaran
berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.
Memilih dan menetapkan prosedur,
metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga
dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4.
Menetapkan norma-norma dan batas
minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan penbelajaran yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan system instruksional
yang bersangkutan secara keseluruhan.
B. Saran
Adapun
saran saya kepada pembaca agar melakukan pengkajian lebih dalam terhadap materi
ini dan saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini kedepanya
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri.Drs.M.pd, dan Drs Aswan Zain.2010.Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta: Jakarta.
Djohar.Prof.Dr.H.MS.2003.Pendidikan Strategi.LESFI: Yogyakarta.
Sabri,
Ahmad.Drs.M.Pd.2005.Strategi Belajar
Mengajar dan Micro Teaching.Quantum Teaching: Jakarta.
Sanjaya, Wina,Prof.DR.H.M.Pd.2011.
Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.Kencana Prenada Media: Jakarta.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...