Menu Bar 1

Monday 1 December 2014

STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI



MAKALAH

“STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI”

Disusun Untuk Memenuhi Salah SatuTugas

Mata Kuliah: ILMU PENDIDIKAN

Nama Dosen: JASIAH,M.Pd

 

Disusun Oleh :

HENDRA JAYA SAPUTRA

NIM : 1301140327 
NENY RATNASARI

NIM :  1301140341

TUTI NUR

NIM :1301140339

SALIMARDAYANTI

NIM : 1301140324

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI PALANGKA RAYA

JURUSAN TARBIYAH PRODI TADRIS BIOLOGI

TAHUN 2014 M / 1435 H



 

KATA PENGANTAR

Ucapan hamdalah kita panjatkan sebagai Implementasi rasa syukur kita kehadirat Ilahi robii yang telah memberikan kita kekuatan berpikir dan dzikir sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul’’STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI’’. Dan Dialah Tuhan yang patut kita sembah karena kemurahan dan kedermawan-Nya kita masih di beri kesempatan mengisi alam ciptaannya ini, walaupun kadang kita suka sombong dengan apa yang kita miliki padahal sesungguhnya hal itu milik Allah semata . shalawat beserta salam selalu  dan senantiasa kita curahkan kepada revolusuner Islam, yakni nabi besar Muhammad SAW,yang menjadi petunjuk dan pengarah jalan keselamatan,kepada keluarganya,sahabatnya dan para a’tbaut tabiin dan sampai kepada kitaa sebagai umat yang selalu berusaha untuk bias taat kepadanya.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaaat bagi kita semua sebagai salah satu sumber pelajaran bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi Tadris biologi( TBG). Apa yang di sajikan dalam makalah ini hanyalah merupakan garis besar materi kuliah. Untuk memperluas dan memperdalam wawasan dalam bidang ini di harapkan mahasiswa membaca sebagai referensi yang relevan, terutama dengan pembaca buku-buku yang di sajikan acauan dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari dan mengakui sebagai manusia biasa kita tidak akan lepas dari sifat salah dan egois. Kami juga mengakui mungkin banyak kelemahan yang terdapat dalam makalah ini,baik yang menyangkut isi,pengungkapan,maupun sistematika penulisan maka saran dan serta kritik yang kontruktif senantisa kami harapkan.
                                                                       
                                                                                    PENULIS      

 




DAFTAR  ISI


Halama Judul................................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan....................................................................................................... 1
A.    Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................. 2
Bab II Kajian Teoriti..................................................................................................... 3
Bab III Pembahasan..................................................................................................... 5
A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Biologi......................................................... 5
B.     Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar............................................................... 5
C.     Ipelementasi Belajar Mengajar.......................................................................... 9
Bab IV Penutup............................................................................................................ 13
A.    Kesimpulan....................................................................................................... 13
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 14


 

 

BAB I

PENDAHULUAN

C.     LATAR BELAKANG          
Salah satu masalah yang di hadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pemelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas di arahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi,otak anak di paksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tutuntut untuk  memahami  informasi  yang yang di ingatnya itu untuk menghubungkanya dengan kehidupan sehari–hari. Akibatnya,ketika anak didik kita lulus dari sekolah,mereka  pintar secara teoritis,tetapi mereka miskin aflikasi .
            Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Mata pelajaran scince tidak dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak di gunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas. Mata pelajaran agama, tidak dapat mengembangkan sikap yang sesuai dengan norma-norma agama, karena pproses pembelajaran habnya di arahkan agar anak bias menguasai dan menghapal materi pelajaran.
Mata pelajaran bahasa tidak di arahkan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, karena yang di pelajari lebih banyak bahasa sebagai ilmu bukan sebagai alat komunikasi. anak hapal prkalian dan pembagian, tetapi mereka bingung berapa harus membayar manakala ia di suruh membeli 2,5 kg telur, harga 1kg  Rp 12500,00 ; anak juga hapal bagaimana langkah-langkah berpidato  tetapi mereka bingung ketika mereka di suruh bicara di muka umum; demikian juga anak hapal bagaimana cara membuat suatu karya tulis, tetapi ketika menulis ia bingung  harus dari mana memulai; gejala- gejala semacam ini merupakan gejala umum dari proses  pendidikan kita.
            Pendidikan di sekolah terlalu menjejali otak anak dengan berbagai bahan ajar yang harus di hapal, pendidikan kita tidak di arahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang di miliki, UU No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional ‘’ menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar  dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif  mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri,keperibadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta kerampilan yang di perlukan dirinya,masyarakat,bangsa,dan Negara.


D.    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang di maksud dengan pembelajaran Biologi?
2.      Bagaimana strategi pembelajaran Biologi?
3.      Apa saja jenis-jenis strategi pembelajaran dalam biologi?
4.      Bagaimana cara pengembangan strategi pembelajaran biologi?



BAB II

KAJIAN TEORITIS


Dalam konteks pengajaran, strategi yang dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar, agar tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan dengan tercapai dan berhasil guna. Guru di tuntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen- komponen pembelajaran sedemikian rupa, sehingga terjalin keterkaitan fungsi antara komponen pembelajaran di maksud. Strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar – mengajar yang di ambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesonal, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinaan – kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah di rumuskan baik dari arti efek instruksional, tujuan belajar yang di rumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun daklam arti efek pengiring misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses pembelajaraan.
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau merupakan praktik guru melaksanakan pembelajaran melalu cara tertentu yang di nilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain strategi pembelajaran adalah politik atau teknik yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Politik atau teknik tersebut harus mencerminkan langkah- langkah sistematik, artinya bahwa setiap komponen pembelajaran harus selalu berkaitan satu sama yang lain dan systematic yang mengandung pengertian bahwa langkah- langkah yang di lakukan guru dalam proses pembelajaran itu tersusun secara rapid an logis sehingga tujuan yang tercapai.
Adapun pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran adalah sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat di gunakan, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan:
a.       Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin di capai.
b.      Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
c.       Pertimbangan dari sudut siswa
d.       Pertimbangan – pertimbangan lainnya.


Adapum prinsip penggunaan strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan adalah hal- hal yang harus di perhatikan dalam menggunakan strategi pemelajaran.prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok di gunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran yang perlu di perhatikan guru:
a.       Berorentasi pada tujuan,
b.      Aktivitas,
c.       Individualitas,
d.      Integritas.


BAB III

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Biologi

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis – garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bias di artikan sebagai pola – pola umum kegitan guru anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan.[1]
Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yang meliputi hal-hal berikut[2]:
1.      Mengidentifiksi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang di harapkan.
2.      Memilih system pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan penbelajaran yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan system instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

B.      Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar
a.      Konsep dasar strategi belajar mengajar
Bahwa konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi hal-hal ini a) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku, b) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap maslah belajar mengajar, c) memilih prosedur,metode, dan teknik belajar mengajar, dan d) menerapkan norma dan kretria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.


b.      Sasaran Kegiatan Belajar- Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunya sasaran atau tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operosional dan konkret, yakni tujuan intstruksional kusus dan tujuan intstruksional umum, tujuan kurikuer, tujuan Nasional, sampai kepada tujuan yang bersifat universal.
Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap sasaran antara serta sasaran kegiatan. Sasaran itu harus di terjemahkan kedalam ciri- ciri perilaku kepribadian yang di dambakan. Pada tujuan yang universal, manusia yang di idamkan tersebut
Harus memiliki kulifikasi: a. pengembangan bakat secara optimal, b. hubungan antar manusia, c. efisiensi ekonomi dan d. tanggung jawab selaku warganegara.
Pandangan hidup para guru maupun anak didik akan turut mewarnai berkenaan dengan gambaran karaktristik sasaran manusia idaman. Konsekuensinya akan mempengaruhi juga kebijakan tentang perencanaan, pengorganisasian, serta penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar.
c.       Belajar Mengajar Sebagai Suatu Ilmu
Belajar mengajar selaku suatu system intruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperngkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
            Berbagai persoalan yang biasa di hadapi oleh guru antara lain :
a.       Tujuan – tujuan apa yang mau di capai.
b.      Materi pelajaran apa yang di perlukan.
c.       Metode alat mana yang harus di pakai.
d.       Prosedur apa yang akan di tempuh untuk melakukan evaluasi.
Secara khusus dalam proses belajar- mengajar guru berperan sebagai pengajar,                            
Pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, atministrator. Guru memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti[3]:
1.      Kecerdasan dan bakat khusus
2.      Prestasi sejak permulan sekolah.
3.      Perkembangan jasmani dan kesehatannya
4.      Kecendrungan emosi dan karakternya
5.      Sikap dan minat belajar
6.      Cita-cita
7.      Kebiasaan belajar Dan bekerja
8.      Hoby dan penggunaan waktu senggang.
9.      Hubungan social di sekolah dan di rumah.
10.  Latar belakang keluarga,
11.   Lingkungan tempat tinggal.
12.  Sifat- sifat khsus dan kesulitan anak didik.
d.      Hakikat proses belajar mengajar
Adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan. Tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, yang menyangkut pengetahuyan, ketermpilan maupun sikap bahkan menjadi segenap aspek organism atau pribadi
e.       Entering Behavior Siswa
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan prilaku, baik secara material- supstansial, structural/ fungsioal maupun secara behavior. Telah Kepastinnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku anak didik mereka yang telah di milikinya ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Itulah yang di maksud dengan entering behavior siswa[4].
Menurut Abin Syamsuddin, Entering behavior siswa dapat di defenisikan dengan cara[5]:
a.       Secara tradisonal,
b.      Secara inovatif.
Ada tiga dimensi entering behavior yang perlu di ketahui oleh guru :
a.       Batas- batas ruang lingkup materi mengetahuan yang telah di miliki dan di kuasai oleh sisiwa.
b.      Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola- pola sambutan atau kemampuan yang telah di miliki siswa.
c.       Kiesiapan dan kematangan fungsi- fungi fisikofisik.
f.       Pola-pola Belajar Siswa
a.       Signal Learning ( belajar isyarat)
Belajar tipe ini merupakan tahap yang paling dasar.  Tidak Menuntut persyaratan, namun merupakan hierarki yang harus di lalui tipe belajar yang paling tinggi.
b.      Stimulus-respons Learning ( belajar stimulus respon)
Pada tahap ini adalah proses belajar pada anak- anak dengan tahap mencoba- coba dan tidak di perolrh dengan tiba- tiba akan tetapi melalui latihan- latihan. Respond dapat di atur dan di kuasai.
c.       Chainng ( Rantai atau Rangkaian)[6]
            belajar menghubungkan satuan ikatan S-R (stimulus respons) yang satu dengan yang lain. Kondisi yang di perlukan anak didik secara internal sudah harus terkuasai sejumlah satuan pola S-R, baik sikomotorik maupun verbal.
d.      Verbal Association ( Asosiasi Verbal )
Yaitu belajar menghubungkan satuan ikatan S-R satu dengan yang lain, bentuk ini yang paling sederhana adalah bila di perlihatkan suatu bentuk geometris  dan si anak dapat mengatakan “bujur sangkar” atau mengatakan “ itu bola saya”, bila di lihatnya  bolanya. Hubungan ini terbentuk, bila unsure- unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu segera mengikuti yang satu lagi.
e.       Discrimination Learning (Belajar Diskriminasi)
Dalam tipe ini anak didik mengadakan seleksi dan pengujian diantara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya, kemudian memilih pola-pola respon yang dianggappaling sesuai.
f.       Concept Learning (Belajar Konsep)
Adalah belajar pengertian. Dengan berdasarkan kesamaan cirri-ciri dari kesimpulan stimulus dan objek-objeknya, membentuk suatu pengertian atau konsep, kondisi utama yang diperlukan adalah menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental.
g.      Rule Learning (Belajar Aturan)
 membuat generalisasi, hukum, dan kaidah. Belajar aturan adalah tipe belajar yang paling banyak di sekolah. Banyaknya aturan yang perlu diterapkan di sekolah oleh setiap anak didik. Aturan ini terdapat disetiap mata pelajaran.
h.      Problem Solping (Pemecahan Masalah)[7]
Belajar memecahkan masalah para anak didik belajar merumuskan memecahkan masalah memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkaan atau membangkitkan situasi problematik, yang mempergunakan berbangai kaidah yang telah dikuasai.
g.      Memilih Sistem Belajar Mengajar  
Berbangai system pengajaran yang menarik perhatian adalah:
a.      .Enquiry-Discovery Learning
            Adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi anak diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekaan pemecahan masalah.
b.      Ekspository Learning
Guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap, sehingga anak didik tidak tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Garis besar prosedur ini adalah:
·         Preparasi
·         Apersepsi
·         Presentasi
·         Resitasi
c.       Mastery Learning
Hasil studi menunjukkan bahwa hanya sebangian kecil anak didik yang, mampu menguasai bahan dari penyajian guru. Bahwa anak didik itu kurang mengerti dengan apa yang disampaikan oleh guru nilai anak didik pun ada yang bervariasi ini terjadi karena hal kekurang aktifan siswa dalam bertanya.
d.      Humanistik Education
Dalam kenyataan tidak bisa disangkal bahwa kemampuan dasr kecerdasan para siswa sangat bervariasi secara individual. Karena itu muncul teori belajar yang menitik beratkan upaya untuk membantu siswa agar sanggup mencapai perwujudan dirinya atau self realization sesuai dengan kemampuan dasar dan keunikan yang dimilikinya.
e.       Pengorganisasion Kelompok Belajar[8]
Memperhatikan berbangai cara pendekatan atau sisitem belajar mengajar disarankan pengorganisasion kelompok belajar anak didik.
C.    Ipelementasi Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kengiata belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan itu untuk membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapaitujuan yang di harapkan.
Sehubungan dengan hal ini, job description guru dalam Implementasi proses belajar – mengajar adalah:
1.      Perencanaan intruksional, yaitu alat atau media untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi belajar.
2.      Organisasi belajar yang merupakan usaha menciptakan fasilitas- fasilitas atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan uang mengandung kemungkinaan terciptanya proses belajar mengajar.
3.      Menggerakan anak didik yang merupakan usaha memancing, membangkitkan, dan mengarahkan motivasi di sini pada dasarnya mempunyai makna lebih dari pemerintah, mengarahkan, mengaktualkan dan memimpin.
4.      Superpisi dan pengawasan, yakni usaha mengawasi,mg mengandung pengenunjang, membantu,menugaskan, dan mengarahkan kegiatan belajar- mengajar sesuai dengan perencanaan interuksional yang telah di desain sebelumnya
5.       Penelitian yang lebih bersifat penapsiran (assessment) yang mengandung pengertian yang lebih luas disbanding dengan pengukuran atau evaluasi pendidikan.

 Berbagai upaya di usaha untuk menalisis proses ppengelolan belajar- mengajar ke dalam unsure- unsur komponennya. Komponen- komponen tersebut meliputi:
·         Merencanakan.
·         Mengorganisasi
·         Pengkoordinasikan
·         Mengawasi

Tahap-tahap pengelolan dan pelaksanaan proses belajar- mengajar dapat di perinci sebagai berikut:
·         Perencanaan
a.       Menetapkan apa yang mau di lakukan, kapan dan bagaiman cara melakukannya.
b.      Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target.
c.       Mengebangkan alternatif – alternatif
d.      Mengumpulkan dan menganalisis informasi
e.       Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana- rencana dan keputusan- keputusan.
·         Pengorganisasian
a.       Menyediakan fasilitas dan perlengkapan tenaga kerja yang di perlukan untuk menyusan kerangka dalam melaksanakan rencana melalui suatu proses penetapan kerja yang di perlukan untuk menyelesaikan.
b.      Pengelompokan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur
c.       Membentuk sruktur wawenang dan mekanisme koordinasi.
d.      Merumuskan menetapkan metode dan prosudur.
e.       Memilih mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber lain yang di perlukan.
·         Pengarahan
a.       Menyusun kerangka waktu biyaya secara terperinci
b.      Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinaan dalam melaksanaan rencana dan pengambilan keputusan.
c.       Mengeluarkan intruksi – intruksi yang spesipik.
d.      Membimbing memotivasi dan melakukan supervise.
·         Pengawasaan
a.       Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, dibandingkan dengan rencana.
b.      Melaporkan penyimpanaan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar- standar dan saran- saran.
c.       Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan- penyimpangan.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya mempunyai saling ketergantungan satu sama lain.
Untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, mereka memerlukan pengorganisasian proses belajar yang baik.
Tujuan pengajaran merupakan pangkal tolak keberhasilan dalam pengajaran. Makin jelas rumusan tujuan makin mudah menyusun rencana dan mengemplementasikan kegiatan belajar mengajar dengan bimbingan guru.
            Dalam perumusan tujuan Instruksional kusus perlu di pertimbangkan:
a.       Kemampuan dan nilai- nilai apa yang ingin di kembangkan pada diri sidwa.
b.      Bagaimana cara mencapai tujuan itu secara bertahap atau sekali gus.
c.       Apakah perlu menekankan aspek- aspek tertentu.
d.      Seberapa jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa
e.       Apakah waktu yang tersedia cukup untuk mencapai tujuan- tujuan itu.
Selanjutnya berkenaan dengan waktu yang tersedia untuk yang tersedia untuk setiap pelajaraan percaturwulan, pertahun, sangat terbatas.
            Dalam mengatur ruang belajar perlu di perhatikan:
a.       Ukuran Dan batas kelas.
b.      Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa.
c.       Jumlah siswa dalam kelas.
d.      Jumlah siswa dalam tiap kelompok.
e.       Jumlah kelompok dalam kelas.
f.       Komposisi siswa dalam kelompok, yang pandai, yang kurang pandai, jenis kelamin laki- laki dan perempuan.
Kemudian agar kegiatan belajar itu sesuaio dengan kebutuhan cara belajar siswa, di perlukan pengelompokan siswadalam belajar. Dalam menyusun anggota kelompok perlu di pertimbangkan antara lain:
·         Kegiatan belajar apa yang akan di laksanakan.
·         Siapa yang akan menyusun anggota kelompok, guru, siswa, atau guru dan siswa bersama- sama.
·         Atas dasar apa kelompok itu di susun.
·         Apakah kelompok itu selalu tetap atau berubah- ubah sesuai dengan kebutuhan cara belajar.
Dalam melayani kegiatan belajar aktif, pengelompokan siswa mempunyai arti tersendiri. Pengelompokan siswa dapat di bedakan kedalam tiga jenis yaitu :
a.       Menurut kesenangan berteman.
b.      Menurut kemampuan
c.       Menurut minat
Perlu di ketahui bahwa proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas para siswa: untuk itu guru haraus berupaya mengaktifkan kegiatan belajar mengajar tersebut. upaya yang dapat di lakukan guru antara lain yaitu :
a.       Melalui karyawisata,
b.      Melalui seminar.


BAB IV

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis – garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bias di artikan sebagai pola – pola umum kegitan guru anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan.[9]
Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yang meliputi hal-hal berikut:
1.      Mengidentifiksi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang di harapkan.
2.      Memilih system pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan penbelajaran yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan system instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
B.     Saran
Adapun saran saya kepada pembaca agar melakukan pengkajian lebih dalam terhadap materi ini dan saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini kedepanya



DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri.Drs.M.pd, dan Drs Aswan Zain.2010.Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta: Jakarta.
Djohar.Prof.Dr.H.MS.2003.Pendidikan Strategi.LESFI: Yogyakarta.
Sabri, Ahmad.Drs.M.Pd.2005.Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching.Quantum Teaching: Jakarta.
Sanjaya, Wina,Prof.DR.H.M.Pd.2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Kencana Prenada Media: Jakarta.


[1]Drs.Syaiful Bahri Djamarah,M.Ag dan Drs.Aswan Zain.2010.Strategi BelajarMengajar.Rineka Cipta : Jakarta.halaman 5
[2] Ibid. hal 5-6
[3] Drs.H.Ahmad Sabri,M.Pd. Strategi Belajar Mengajar. Quantum Teaching : Jakarta
[4] Ibib. Hal 20
[5] Ibid. hal 20
[6] Ibid. hal 23
[7] Ibid. hal 25
[8] Ibid. hal 29
[9]Drs.SyaifulBahriDjamarah,M.AgdanDrs.Aswan Zain.2010.Strategi BelajarMengajar.RinekaCipta : Jakarta.halaman 5

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...