Cover
MAKALAH
“BUAH”
Di
Susun Oleh:
Auliani, NIM
:130114032
Purwati, NIM :
13011403
Hendra Jaya Saputra,
NIM: 1301140327
Sari Nur Hafizah, NIM
: 1301140340
Dibuat
Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah:
MORFOLOGI TUBUHAN
Dosen
Pengampuh: NURUL SEPTIANA,M.Pd
PROGRAM
STUDI TADRIS BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
2014 M / 1435 H
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan
kepada kehadirat allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyelesaian makalah yang amat sederhana ini, meskipun sangat jauh
dari kata sempurna. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada
junjuungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kita umat
beliau hingga akhir zaman.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini
antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “MORFOLOGI TUMBUHAN”. Selain itu juga
untuk menambah ilmu, dan wawasan bagi para pembaca tentang “BUNGA”.
Akhirnya, penulis berharap semoga
makalah yang sederhana ini berguna bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun selalu
penulis harapkan demi perbaian makalah ini. Segala sesuatu yang benar itu
datangnya dari Allah, dan apabila ada salah atau kekurangan itu datangnya dari
penulis sendri. Semoga bermanfaat.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb
PENYUSUN
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari
bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji
(ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi
melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya
serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di
kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk
sari yang berisi sperma.
Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai
putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal
dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk
zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan
baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan
kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.
Setelah itu,
zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji
tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh
menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung
yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux).
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian buah?
2.
Bagaimana karakteristik
buah?
3.
Bagaiman tipe-tipe buah?
4.
Bagaiman pengertian bakal
buah?
5.
Bagaimana penggolongan buah?
C. Tujuan Masalah
1.
Mengetahui pengertian buah
2.
Mengetahui karaktristik
buah
3.
Mengetahui tipe-tipe buah
4.
Menegetahui pengertia bakal
buah
5.
Mengetahui penggolongan buah.
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Buah
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga
yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya
membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas
kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi
sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan
berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang
mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari
bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji
(ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi
melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni
berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari
melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi
buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai
putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal
dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk
zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan
baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan
kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh
menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal
buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau
drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk
atau nux). Sementara itu,[1]
kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi
bertahan sebagian hingga buah menjadi besar.[2]
Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian
buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah
bakal biji yang terbuahi.Dinding
buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal
sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh,
sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar
disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di
dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah
(bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).
Pada sebagian
buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam,
kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga,
kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut
berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu
merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah
sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya
untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.[3]
B. Karakteristik Buah
Pada pembentukan buah, ada kalanya
bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah. Bagian-bagian bunga yang terkadang
tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak
mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian
buah yang penting, misalnya :
1. Daun-daun pelindung. Pada jagung
daun-daun bunga tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol
jagung (klobot).
2. Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada
jambu , masih dapat kita lihat kelopak yang ikut merupakan bagian buah.
3. Tangkai kepala putik. Bagian ini sering
tinggal pada buah, misalnya pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung,
juga pada semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di
bagian ujung buah.
4. Kepala putik. Buah yang masih mendukung
kepala putik ialah buah manggis, yang sekaligus pula dapat menunjukan jumlah
daun buah dan jumlah ruangan dalam buah manggis tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari
bakal buah, atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu,
umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang
telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah
sungguh. Bagian bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah. Bahkan
seringkali merupakan bagian buah yang paling menarik perhatian. Buah yang
demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurius). Pada buah semu, buah dinamakan Partenokarpi
(parthenocarphy). Buah yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak
mengandung biji, atau tidak ada bijinya, biji itu tidak mengandug lembaga, jadi
bijinya tidak dapat dijadikan alat perkembangbiakan. Pembentukan buah dengan
cara ini lazimnya kita dapati pada pohon pisang (Musa paradisiaca).[4]
C. Tipe-tipe buah
Buah
pada umumnya dibedakan dalam dua golongan, yaitu :
1.
Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu
terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, yang
malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian,
dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat, dan dapat dimakan),
sedangkan buah yang sesungguhnya tersembunyi.
2. Buah sungguh atau buah telanjang, yang
melulu terjadi dari bakal buah. Dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih
tinggal bagian ini tidak merupakan bagian yang berarti.
Buah terdiri atas biji dan badan yang
menyelubungi biji kulit badan disebut dinding buah (Pericarpium) dapat
dibedakan menjadi, dinding luar (Exocarpium), dinding dalam (Endocarpium) dan
tengah (Mesocarpium). Susunan buah berkaitan erat dengan cara pemencaran biji.
Pemencaran buah ada yang memerlukan perlindungan, misalnya buah nyamplung dan
ada pemencaran tanpa bantuan. Factor luar yaitu :
a. Hevea, Ricinus Communis
b. Pemencaran oleh binatang (Zookari) dan
oleh manusia (antropokari)
c. Pemencaran
oleh angin (anemokori)
d. Pemencaran
oleh air (hidrokori)
1.
Penggolongan
Buah Semu
Buah semu dapat dibadakan dalam :
a. Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang
terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah
ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah. Misalnya: tangkai bunga pada buah jambu
monyet (Anacardium ocidentale) dan kelopak bunga pada buah ciplukan
(Physalis minima).
b. Buah semu ganda, ialah jika pada satu
bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain. Dan
kemudian , masing-masing dapat tumbuh menjadi buah. Tetapi disamping itu ada
bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang
mencolok (dan seringkali yang berguna), misalnya buah arbe ( fragraria vesca).
c. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang
terjadi dari bunga majemuk, tetapi selurunya dari luar tampak seperti satu buah
saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr), yang terjadi di ibu
tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada
ujungnya berlekatan satu sam lain, hingga merupakan kulit buah semu ini. Buah
beringin (Ficus benyamina) adalah buah semu majemuk yang terjadi dari dasar
bunga bersama yang terbentuk sperti priuk atau bulat dengan buah-buah yang
sesungguhnya di sebelah dalamnya.[5]
2. Penggolongan Buah Sungguh (Buah Sejati)
a. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati
yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi
satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau
banyak ruangan, misalnya buah
mangga (Mangifera indica)
yang mempunyai satu ruang dengan satu biji.[6] Buah tunggal juga dapat
dibedakan dalam :
1)
Buah sejati
tunggal berdaging (carnosus), jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Buah Sejati Tunggal Berdaging, umumnya
tidak pecah saat masak. Contohnya : buah Mentimun (Pepo), susunannya dengan
buah ini, kulit luar lebih tebal dan kuat, di tengah buah sering terdapat ruang
kosong.
2)
Buah sejati
tunggal kering (siccus), yaitu yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti
kulit yang mengering. Buah
sejati tunggal kering di bedakan lagi dalam :
a)
Yang tidak
pecah (indehiscens)
Tiap-tiap buah hanya mengandung 1 biji sehingga untuk
pemencaran buah tak perlu pecah untuk melepaskan bijinya. Contohnya buah Padi
(Caryopsis). Buah berbiji 1, tidak pecah. Dinding buah tipis, berlekatan
menjadi satu dengan kulit biji sedang kulit biji ini kadang-kadang
berlekatan pula dengan bijinya. Buah seluruhnya terbungkus oleh sekam.
b)
Yang pecah
(dehiscens)
Umumnya buah ini
mengandung lebih dari satu biji, sehingga pecahnya buah itu seakan-akan memang
dengan suatu tujuan tertentu, yaitu agar biji terlempar jauh tidak terkumpul si
suatu tempat. Berdasarkan cara pecahnya, buah ini
dibedakan dalam :
1. Buah berbelah (schizocarpium), buah ini mempunyai
dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebuah biji di dalamnya. Menurut jumlah
ruang-ruang, buah ini dibedakan lagi dalam :
a. Buah
belah dua (diachenium). Buah pada waktu masak membelah menjadi dua bagian,
masing-masing menyerupai buah kurung dengan satu biji di dalamnya, contohnya
Centella asiatica (daun kaki kuda).
b. Buah
belah tiga (triachenium). Buah membelah menjadi 3 bagian, contohnya Tropoelum
majus.
c. Buah
belah empat (tetrachenium). Buah membelah menjadi empat bagian, contohnya Ocium
basilicum.
d. Buah
belah lima (pentachenium). Seperti di atas, buah berbelah menjadi lima bagian.
e. Buah
belah banyak (polyachenium), seperti terdapat beberapa macam Malvaceae.
2. Buah Kendaga (rhegma), buah ini
sifatnya sama dengan buah belah. Tetapi bagian-bagiannya yang terpisah lalu
pecah. Sehingga biji yang ada di dalamnya terlepas dari ruangan. Tiap-tiap
bagian terbentuk oleh satu daun buah. Jadi buah tersusun dari sejumlah daun
buah yang banyaknya sama dengan jumlah ruangan. Menurut jumlah ruang (kendaga)
dapat dibedakan :
a. Buah
kendaga dua (dicoccus). Buah membelah menjadi 2 kendaga. Masing-masing lalu
pecah dan mengeluarkan 1 biji.
b. Buah
kendaga tiga (tricoccus). Buah membelah menjadi 3 bagian. Contohmya Ricinua,
Hevea.
c. Buah
kendaga banyak (polycoccus), buah menjadi banyak bagian. Misalnya Malvaceae.
3. Buah Kotak, terdiri atas satu atau
beberapa daun buah. Buah kotak dibedakan lagi dalam :
a.
Buah bumbung
(folliculus). Buah ini terjadi dari sehelai daun buah. Mempunyai satu ruangan
dengan banyak biji, jarang sekali hanya satu. misalnya: Calotropis, Lochnera.
b.
Buah polongan
(legumen). Berasal dari sehelai daun buah dengan satu ruangan.
c.
Buah lobak (siliqua).
Berasal dari dua daun buahdengan satu ruangan dan dua tembuni yang bertemu di
tengah ruangan hingga merupakan suatu sekat semu. Umumnya terdapat pada
Cruciferae.
d.
Buah kotak sejati (capsula). Berasal dari dua daun buah
atau lebih yang mempunyai sejumlah ruangan sesuai dengan jumlah daun buahnya.[7]
b. Buah sejati ganda, yang terjadi dari
satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dan
masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia
champaca).
c. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang
berasal dari suatu bunga majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu
bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga
seluruhnya tampak seperti satu buah saja, misalnya pada panda (Pandanus
tectorius).[8]
D. Bakal Buah
Bakal Buah adalah bagian putik yang
membesar, dan biasanya terdapat ditengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah
terdapat calon biji atau bakal biji (Ovulum), yang bakal biji itu teratur pada
tempat-tempat tertentu dalam bakal buah tadi. Bagian yang merupakan pendukung
bakal biji, disebut tembuni (plecenta). Menurut letaknya terhadap dasar bunga kita membedakan :
1. Bakal buah menumpang
(superus), yaitu jika bakal buah duduk diatas dasar bunga sedemikian rupa,
sehingga bakal buah tadi lebih tinggi, sama tinggi atau bahkan mungkin lebih
rendah daripada tepi dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buah tidak pernah
berlekatan dengan dasar bunga. Biasanya bakal buah
yang menumpang kita dapati pada bunga yang dasar bunganya cembung, rata, atau
cekung dangkal sperti cawan.
2. Bakal buah setengah tenggelam (hemi
inferus), yaitu jika bakal buah duduk pada dasar bunga yang cekung,
jadi tempat duduknya bakal buah selalu lebih rendah daripada tepi dasar bunga,
dan sebagian dinding bakal buah itu berlekatan dengan dasar bunga yang
berbentuk mangkuk atau piala.
3. Bakal buah tenggelam (inferus), seperti
pada buni tetapi
seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk
mangkuk atau piala tadi.
Telah dikemukakan, bahwa pada suatu
bunga mungkin terdapat lebih daripada satu putik, yang masing-masing terdiri
atas satu daun buah. Jadi pada bunga itu terdapat daun-daun buah yang tidak
berlekatan satu sama lain. Dalam hal yang demikian dikatakan bahwa bakal buah atau putiknya bersifat
: apokarp (pistillum apocarpum).
Jika bakal buah terdiri atas daun buah
yang berlekatan satu sama lain, maka bakal bauh (putiknya) dinamakan senokarp
(pistillum coenocarpum). Jika perlekatan daun-daun buah itu hanya merupakan
satu putik dengan satu ruang saja, disebut : parakarp (pistillum paracarpum),
tetapi jika dari perlekatan dau-daun itu terbentuk putik dengan jumlah ruang
yang sesuai dengan jumlah daun buahnya, maka bakal buah atau putik yang demikian itu dinamakan sinkarp
(pistillum syncarpum). Berdasarkan
jumlah ruang yang terdapat dalam satu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan :
1.
Bakal buah beruang satu (unilocularis), bakal buah yang
beruang satu dapat tersusu atas satu daun buah saja, misalnya pada bunga
tumbuhan yang berbuah polong(leguminosae), dapat pula tersusun atas lebih
daripada satu daun buah, misalnya pada bunag papaya (Carica papaya), Markisah
(Passiflora quadrangularis).
2. Bakal buah beruang dua (bilocularis).
Bakal buah ini biasanya tersusun atas dua daun buah, seperti lazim terdapat
pada warga suku Brassicaceae (kubis dan sejenisnya).
3. Bakal buah beruang tiga (trilocularis).
Bakal buah ini terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan
berlekatan, sehingga terbentuklah bakal buah dengan tiga sekat, seperti
terdapat pada warga suku getah-getahan (Euphorbiaceae).
4. Bakal buah beruang banyak
(multicolaris), yaitu bakal buah yang tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan
dan membentuk banyak sekat-sekat, dan dengan demikian terjadilah banyak
ruang-ruang, seperti terdapat pada durian (Durio zibethinus Murr).
Dari uraian diatas dapat kita ketahui,
bahwa ada bakal buah yang mempunyai satu ruang saja, tetapi ada pula yang
mempunyai lebih daripada satu ruang. Jika dalam bakal buah terdapat lebih
daripada satu ruang, maka bakal buah itu mempunyai sekat-sekat atau dinding pemisah,
yang menyebabkan bakal buah terbagi dalam ruang-ruang tadi. Sekat-sekat yang
membagi bakal buah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan dalam:
1. Sekat yang
sempurna (Septum completus), yaitu jika sekat ini benar-benar membagi bakal
buah menjadi lebih daripada satu ruang dan ruang-ruang yang terjadi tidak lagi
mempunyai hubungan satu sama lain. Berdasarkan asalnya
sekat itu, sekat yang sempurna dapat dibedakan lagi dua macam :
a. Sekat asli (septum), yaitu jika sekat ini
berasal dari sebagian daun buah yang melipat kedalam yang lalu berubah menjadi
sekat, misalnya pada durian (durio zibethinus).
b. Sekat semu (septum spurious), yaitu
jika sekat tadi bukan merupakan sebagian daun buah, tetapi misalnya terdiri
atas suatu jaringan yang terbentuk oleh dinding bakal buah. Bakal buah dengan
sekat semu dapat ditemukan misalnya pada kecubung (daturametel).
2. Sekat yang tidak sempurna (Septum
incompletes), yaitu sekat-sekat yang membagi bakal buah menjadi beberapa ruang,
tetapi ruang-ruang itu masih ada hubungannya satu sama lain. Melihat asalnya
sekat itu, maka seperti halnya dengan sekat yang sempurna, sekat yang tidak
sempurna ini dapat pula berasal dari suatu bagian daun buah, dapat pula
mempunyai asal yang lain.[9]
Jika
penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan,
maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat didalam
bakal buah akan tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat didalam bakal
buah akan tumbuh menjadi biji.
Pada
pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan
merupakan suatu bagian buah. Sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan
dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan
gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena
biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian
yang lain.
Bagian-bagian
bunga yang kadag-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada
buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak
merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya:
a. Daun-daun
pelindung
Pada
jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan kita kenal kemudian
sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot).
b. Daun-daun
kelopak
Pada
terong dan jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang ikut merupakan bagian
buah.
c. Tangkai
kepala putik
Bagian ini juga sering tinggal pada buah, misalnya pada jagung, yang kita
kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu,masih dapat kita lihat
tangkai kepala putik dibagian ujung buah.
d. Kepala
putik
Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang sekaligus
dapat pula menunjukan jumlah daun jumlah ruangan dalam buah manggis tadi.
Buah
yang semata-mata terbentuk dari bakal buah , atau paling banyak padanya
terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya
merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang
(fructus nudus). Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh.
Kecual
bakal buahnya sendiri seringkali terjadi, bahwa ada bagian bunga yang ikut
mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan seringkali merupaka bagian buah
yang paling menarik perhatian. Dalam pembicaraan sehari-hari buahnya yang benar
sering kali tidak dikenal lagi. Apa yang dinamakan buahnya justru bagian bunga
yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah yang penting.
Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurious). Pada
buah semu buah yang sesungguhnya seringkali tidak kelihatan (tertutup), karena
itu seringkali buah semu itu dinamakan pula buah tertutup (fructus clousus).
Perkecualian tetap ada, misalnya buah jambu mete, buah yang sebenarnya (yang
menghasilka metenya) tetap kelihatan.
Adapun
bagian-bagian bunga yang sering kali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah
semu, misalnya:
a.
Tangkai Bunga
Pada
jambu monyet atau jambu mete, tangkai bunga menjadi besar, menjadi besar,
tebal, berdaging dan merupakan bagian buah yang dapat dimakan pula, sedang buah
yang sesungguhnya lebih kecil, berkulit keras terdapat pada ujung bagian yang
membesar ini.
b.
Dasar bunga bersama
Pada suatu bunga majemuk, misalnya
pada bunga lo dan sebangsanya, dasar bunga yang membentuk perikuk itu juga
membesar dan membulat, tebal, berdaging,, menyelubungi sejumlah besar buah-buah yang sesungguhnya, yang tidak
tmpakdari luar, karena terdapat dalam badan yang berbentukseperti perikuk tadi.
Juga bagian ini sering kali dimakan.
c.
Dasar bunga pada bumga tunggal.M
Misalnya
pada arbe (fragraria uesca L.)
yang kemudan menjadi berdaging tebal dan merupakan bagian yang dapat dimakan
pula, sedang buah yang sesungguhnya kecil, hampir tak kelihatan.
d.
Kelopak Bunga
Pada ciplukan (Hyisalis minima L. ) pada pembentukan buah, kelopak
tumbuh terus menjadi badan yang menyelubungi buah yang sebenarnya. Jadi buah
yang sebenarnya tadi tidak tampak sama sekali
dari luar.
e.
Tanda bunga dan ibu tangkai pada bunga majemuk
Pada
pohon nangka ( artocaprus integra Merr) misalnya ibu tangkai bunga dan
semua tenda bunga pada bunga majemuk ini akhirnya tumbuh sedemikian rupa,
sehingga seluruh perbungaan seakan-akan hanya menjadi satu buah saja.
Pada
umumnya buah hanya akan tebentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada
bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah akan tebentuk tanpa ada penyrbukan
dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu di namakan
partenokarpi ( phartenocarpy). Buah yang terjadi dengan cara ini
biasanya tidak mengandung biji, atau jika ada bijinya, biji itu tidak
mengandung lembaga, jadi bijinya tak dapat di jadikan alat perkembangbiakan.
Pembentukan buah dengan cara ini lazim kita dapati pada pohon pisang ( Musa
Paradisiaca L)
Berdasarkan
uraian di atasa, buah dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu: buah semu atau
buah tertutup, dan buah sungguh atau buah telanjang.
E. Penggolongan Buah Semu
Buah
semu dapat di bedakan dalam :
a. Buah
semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal
buah. Pada buah ii selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikiut membentuk
buah,misalnya: tangkai bunga, pad buah jambu monyet (Annacardium occidentale
L.),tangkai kelopak bunga pada buah ciplukan (Physalis Minima L. )
b. Buah
semu ganda, ialah jika suatu bunga terdapat lebih dari pada satu bakal buah
yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi
buah. Tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut
tumbuh dan merupakan bagian buah yang
menyook, misalnya pada buah arbe.
c. Buah
semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi
seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja misalnya buah nangka.
F. Penggolongan Buah Sungguh ( Buah Sejati)
Sama
halnya dengan buah semu,buah sejati pertama-tama dapat dibedakan lebih dahulu
dalam tiga golongan, yaitu:
a. Buah
sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah ini berisi satu biji atau lebih, dapat pula trersusun
dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya pada
buah mangga, buah papaya, buah durian, dan lain-lain.
b.
Buah sejati ganda, yang terjadi dari sutu bunga dengan
beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dengan masing-masing bakal buah
menjadi satu buah, misalnya pada cempaka.
c. Buah
sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang
masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah
tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan.
G. Buah Sejati Tunggal
Buah
sejati tunggal dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a. Buah
sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian
luarnya keras seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah dan padi.
b. Buah
sejati tuggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi
tebal berdaging. Dinding buah sering kali dengan jelas dapat dibedakan dalam
tiga lapisan yaitu:
·
Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), merupakan
lapisan tipis, tetapi sering kali kuat atau kaku seperti kulit, dengan
permukaan yang licin.
·
Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging,
atau berserabut, dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang
dinamakan daging buah, misalnya pada mangga.
·
Kulit dalam (endocarpium) yang berbatasan dengan ruang
yang mengandung bijinya, seringkali cukup tebal dank eras, misalnya pada
kenari, kelapa, dan lain-lain.
1.
Buah kendaga
Buah ini mempunyai sifat seperti buah
berbelah, tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji
dapat terlepas dari biliknya. Tiap bagian buah terbentuk dari sehelai daun
buah, jadi buah ini tersusun atas sejumlah daun buah yang sesuai dengan jumlah
ruangan (kendaga) yang terdapat dalam buah itu.
Menurut
jumlah kendangnya buah ini dapat dibedakan lagi dalam :
1.
Buah berkendaga dua (dicoccus). Buah ini jika masak pecah
menjadi dua bagian buah, masing-masing pecah lagi dan mengeluarkan biji.
2.
Buah berkendaga tiga (tricoccus). Kalau masak pecah menjadi tiga
bagian, masing-masing pecah dan mengeluarkan satu biji. Misalnya buah jarak dan
buah para.
3.
Buah berkendaga lima (pentacoccus) seperti diatas dengan lima
bagian buah, masing-masing dengan satu biji, misalnya buah Geranium.
4.
Buah berkendaga banyak (polycoccus). Jika buah mempunyai
sifat-sifat seperti diatas, tetapi jika masak dapat menjadi beberapa bagian
buah, masing-masing dengan satu bijiyangg dapat dikeluarkan.
2.
Buah kotak
yaitu suatu buah kering sejati
tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah,
jika masak lalu pecah, tetapi kulit buah yang pevah itu sampai lama
melekat pada tangkai buah. Buah kotak
dapat dibedakan dalam :
1.
Buah bumbung (folliculus), buah ini tersusun atas
sehelai daun buah, mempunyai satu ruangan dengan banyak biji di dalamnya,
jarang sekali hanya memiliki satu biji. Jika sudah masak, buah pecah menurut
salah satu kampuhnya, biasanya pecah menurut kampuh perutnya, misalnya buah
biduri dan bunga sari cina.
2.
Buah polong (legumen), buah ini terbentuk dari satu
daun buah pula dan mempunyai satu ruangan atau lebih (karena adanya sekat-sekat
semu). Jika sudah masak, buah ini pecah menurut kedua kampuhnya (kampuh perut
dan kampuh punggung). Buah yang demikian ini terdapat pada semua jenis tumbuhan
yang tergolong : papilionacea, misalnya
orok-orok. Caesalpiniaceae, misalnya
kembang merak. Dan Mimosaceae,
misalnya pohon saman.
Berikut karakteristik buah ini untuk ketiga suku ini,hingga
ketiga-tiganya ada pula yang menyatukan menjadi satu suku besar dengan nama : tumbuhan berbuah
polong.
Selain adanya sekat-sekat semu, yang menyebabkan ruang buah
polong itu terbagi menjadi beberapa bilik, masing-masing dengan satu biji, ada
pula buah polong yang sifatnya menyimpangdari kedua tipe tersebut diatas, yaitu
:
-
Buah masak didalam tanah,
dan jika masak tidak pecah, misalnya kacang tanah dan kacang bogor.
-
Buah mempunyai kulit yang
berdaging dan jika masak juga tidak pecah, misalnya buah asam dan nam nam.
-
Buah mempunyai susunan
seperti buah batu dengan tiga lapisan kulit buah, hanya mempunyai satu ruang
dan satu biji, jika masak juga tidak pecah, misalnya pada pohon gayam.
3.
Buah lobak atau polong semu
(siliqua). Buah ini termasuk atas dua daun buah, mempunyai satu ruangan dengan
dua tembuni pada perlekatan daun buahnya. Buah ini membentuk sekat semu,
sehingga kedua tambuni pada perlekatan daun buah terpisah oleh sekat semu tadi
dan oleh sekat semu itu buah lalu terbagi menjadi dua ruangan, masing-masing
dengan dua tambuni.Jika buah sudah masak, buah ini pecah menurut kedua kampuhnya,
tetapi tidak seperti buah polong yang
pecahnya mulai dari ujung buah, melainkan dari pangkal buah dan tetap
berlekatan dibagian ujungnya. Buah dengan susunan demikian ini umum terdapat
pada lobak dan sawi.Jika perbandingan lebar/panjang buah kurang dari 3. Maka
kita dapati buah lobak yang buntek atau buntek atau pendek.
4.
Buah kotak sejati (capsula). Buah ini terjadi dari dua daun
buah atau lebih, dan mempunyai ruangan yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya
daun buah. Buah ini jika sudah masak juga membuka, hingga biji yang ada didalam
nya dapat keluar.
Cara membuka buah
ini bermacam-macam :
a.
Dengan katup-katup atau
kelep (valva). Daun buah mulai lepas
dari ujung buah, tetapi dipangkal tetap berkelatan.
Pecahnya buah ini dapat :
-
Membelah ruangan (loculicidus), hingga biji langsung
dapat keluar.
-
Membelah sekat-sekat (septicidus), jadi katup-katupnya sesuai
lipatan daun buahnya.
Buah yang pecah dengan membelah ruangan buah, misalnya buah durian.
Sedangkan yang membelah sepanjang sekat contohnya buah kesumba.
b.
Dengan retak-retak atau
celah-celah (rima), buah pecah
menurut bagian tengah katup-katup, pada ujung dan pangkal buah teta berlekatan,
misalnya pada buah anggerik.
c.
Dengan gigi-gigi (dens), jika buah pecah hanya sepanjang
bagian ujung katup-katup saja. Misalnya buah anyelir.
d.
Dengan liang (porus). Kalau sudah masak buah membuka
dengan liang-liang pada ujung atau pangkalnya. Misalnya buah tanaman apyum.
e.
Dengan tutup (operculum). Pada ujung buah terdapat
bagian yang merupakan tutup, yang membuka jika buah sudah masak. Misalnya buah
krokot.
3. Buah Sejati Ganda
Seperti telah diterangkan, buah sejati ganda adalah buah
yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing bebas,
dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi kesemuannya tetap berkumpul
pada satu tangkai.
Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi,
buah sejati ganda dapat dibedakan dalam :
1.
Buah kurung ganda, misalnya
pada mawar. Dalam badan yang berasal dari dasar bunganya yang berbentuk periuk
terdapat banyak buah-buah kurung.
2.
Buahh batu ganda, pada
jenis-jenis rubus. Bunganya mempunyai banyak bakal buah yang kemudian
masing-masing menjadi buah batu.
3.
Buah bumbung ganda, berasal
dari bunga dengan beberapa bakal buah yang masing-masing tumbuh menjadi buah
bumbung. Terdapat pada pohon cempaka.
4.
Buah buni ganda, seperti
diatas tetapi bakal buah berubah menjadi buah buni. Misalnya srikaya.
5. Buah Sejati Majemuk
Buah majemuk berasal dari suatu bunga majemuk, jadi
merupakan kumpulan banyak buah, yang masin-masing berasal dari satu bunga.
Kadang-kadang buah majemuk kelihatan seperti satu buah saja.
Sama halnya dengan buah sejati ganda kita dapat
membedakan :
1)
Buah buni majemuk, jika
bakal buah masing-masing bunga dalam keadaan majemuk membentuk suatu buah buni
seperti terdapat pada nenas. Pada buah nenas pada pembentukan buah ikut pula
mengambil bagian daun-daun pelindung dan daun-daun tenda bunga, sehingga
keseluruhannya nampak sebagai satu buah saja.
2)
Buah batu majemuk, yang
terdapat pada pandan. Pada pandan rangkaian bunga betinanya setelah mengalami
penyerbukan berubah menjadi buah batu majemuk, yang masih kelihatan sebelah
luarnya, bahwa kelompokkan buah itu adalah kumpulan banyak buah. Masing-masing
memiliki kulit buah dengan tiga lapisan seperti buah kelapa, yaitu dengan lapisan
tengah yang berserabut hingga dapat terapung dan dapat dipencarkan oleh air.
3)
Buah kurung majemuk,
terdapat misalnya pada bunga matahari. Bunga tumbuhan ini merupakan bunga
majemuk yang terdiri atas bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subur itu
setelah penyerbukkan berubah menjadi sebuah buah kurung maka seluruh bunga akan
berubah menjadi suatu buah kurung majemuk.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari makalah ini adalah :
1.
Buah adalah
organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal
buah (ovarium)
2. Pada pembentukan buah, ada kalanya
bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah. Bagian-bagian bunga yang terkadang
tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak
mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian
buah yang penting
3. Tipe buah ada dua macam yaitu buah semu
dan buah sungguhan.
4. Bakal Buah adalah bagian putik yang
membesar, dan biasanya terdapat ditengah-tengah dasar bunga
5. Penggolongan buah adalah sebagai
berikut :
a.
Buah semu tunggal
b.
Buah semu ganda
c.
Buah semu majemuk
d.
Buah sejati tunggal
e.
Buah sejati ganda
f.
Buah sejati majemuk
B. saran
Setelah
Penulis dapat menyelesaikan makalah ini, kami harapkan saran dan kritik dari ibu pembimbing dan
rekan-rekan sekalian demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang membacanya. Aamiin.
Daftar Pustaka
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi
Tumbuhan.Jakarta: Gajah Mada Uneversity Press
http://donloadmakalah.blogspot.com/2012/05/makalah-morfologi-tumbuhan-buah.html (Palangkaraya, Selasa 23 September 2014 : 13.53 WIB).
http://id.wikipedia.org/wiki/Buah#Pembentukan_buah (Palangkaraya, Selasa 23 September 2014 : 13.46 WIB)
http://horti-fresh.blogspot.com/2012/11/proses-pembentukan-buah.html (Palangkaraya, Selasa 23 September 2014 :
13.49 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Buah#Pembentukan_buah (Palangkaraya,Selasa 23 September 2014 :
13.46 WIB)
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Buah#Pembentukan_buah (Palangkaraya,Selasa 23 September 2014 :
13.46 WIB)
[2] http://horti-fresh.blogspot.com/2012/11/proses-pembentukan-buah.html (Palangkaraya, Selasa 23 September 2014 :
13.49 WIB)
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Buah#Pembentukan_buah (Palangkaraya,Selasa 23 September 2014 :
13.46 WIB)
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Buah#Pembentukan_buah (Palangkaraya,Selasa 23 September 2014 :
13.46 WIB)
[5] http://horti-fresh.blogspot.com/2012/11/proses-pembentukan-buah.html (Palangkaraya, Selasa 23 September 2014 :
13.49 WIB)
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Buah#Pembentukan_buah (Palangkaraya,Selasa 23 September 2014 :
13.46 WIB)
[7] http://donloadmakalah.blogspot.com/2012/05/makalah-morfologi-tumbuhan-buah.html (Palangkaraya,Selasa 23 September 2014 :
13.53 WIB)
[8] http://id.wikipedia.org/wiki/Buah#Pembentukan_buah (Palangkaraya,Selasa 23 September 2014 :
13.46 WIB)
[9] http://donloadmakalah.blogspot.com/2012/05/makalah-morfologi-tumbuhan-buah.html (Palangkaraya,Selasa 23 September 2014 :
13.53 WIB).
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...