Menu Bar 1

Wednesday, 22 February 2017

Laporan Peng-Ling Pencemaran air

1.      Judul praktikum
Pencemaran Air
2.      Tujuan praktikum
a.       Mengetahui bahan pencemar
b.      Mengetahui sember bahan pencemar
c.       Mengetahui tingkat pencemaran
3.      Dasar Teori
Pencemaran air adalah kontaminasi tempat penampungan air (misalnya danau, sungai, lautan, akuifer dan air tanah). Polusi air terjadi ketika polutan dibuang langsung atau tidak langsung ke perairan tanpa penanganan cukup untuk menghilangkan senyawa berbahaya.
Pencemaran air mempengaruhi tanaman dan organisme yang hidup di sekitar air. Dalam hampir semua kasus efeknya merusak tidak hanya untuk spesies individu dan populasi, tetapi juga untuk masyarakat biologis alami.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (internasional sampai ke akuifer individu dan sumur). Masalah ini telah menjadi penyebab utam kematian dan penyakit di dunia, menyumbang kematian lebih dari 14.000 orang setiap hari. Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet yang tepat, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita dari beberapa tingkat pencemaran air, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Selain masalah-masalah akut pencemaran air di negara berkembang, negara maju juga terus berjuang mengatasi masalah polusi. Dalam laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen aliran air, 47 persen dari danau, dan 32 persen dari teluk dan muara diklasifikasikan tercemar. Air biasanya disebut sebagai tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan tidak memungkinkan untuk  penggunaan oleh manusia misalnya untuk air minum, dan / atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas-komunitas pendukung biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Sumber (kontaminan)
Kontaminan tertentu menyebabkan pencemaran dalam air, mencakup spektrum yang luas dari bahan kimia, patogen, dan perubahan fisik atau sensorik seperti suhu tinggi dan perubahan warna. Sementara beberapa bahan kimia mungkin timbul secara alami (missalnya kalsium, natrium, besi, mangan, dll) konsentrasi suatu zat biasanya dijadikan tolok ukur dalam menentukan apakah suatu zat merupakan komponen alami dari air, ataukah merupakan kontaminan. Konsentrasi suatu zat yang melebihi rata-rata cukup untuk mengklasifikasi bahwa air tersebut sudah tercemar.
Kandungan zat-zat yang mengurangi kadar oksigen mungkin berasal dari bahan-bahan alami, seperti materi tanaman (misalnya daun dan rumput) atau bahan kimia buatan manusia. Bahan alami dan antropogenik lainnya dapat menyebabkan kekeruhan yang menghambat cahaya dan mengganggu pertumbuhan tanaman, serta mengganggu sistem kerja insang dari beberapa spesies ikan. Banyak zat kimia adalah beracun. Mikroorganisme patogen dapat menghasilkan penyakit yang menular melalui air dan dapat menjangkiti manusia ataupun hewan. Perubahan kimia fisik air meliputi keasaman (perubahan pH), konduktivitas listrik, suhu, dan eutrofikasi. Eutrofikasi adalah peningkatan konsentrasi nutrisi kimia dalam ekosistem. Tergantung pada tingkat keparahannya eutrofikasi berefek negatif terhadap lingkungan seperti anoksia (berkurangnya oksigen) dan pengurangan kualitas air. Eutrofikasi mempengaruhi populasi ikan dan hewan lainnya. Beberapa kontaminan penyebab pencemaran air adalah:
1. Mikroorganisme patogen
Bakteri coliform merupakan bakteri yang umum digunakan sebagai bakteri indicator adanya pencemaran air, meskipun Bakteri coliform bukan merupakan penyebab sebenarnya dari penyakit. Mikroorganisme lain yang kadang-kadang ditemukan di permukaan air dan menyebabkan masalah kesehatan manusia meliputi: Burkholderia pseudomallei, Cryptosporidium parvum, Giardia lamblia, Salmonella, Novovirus dan virus lainnya serta beberapa jenisCacing parasit.
2. Kontaminan kimia
Kontaminan kimia bisa termasuk  termasuk zat organik dan anorganik. Polutan air organik meliputi: Deterjen, By Product desinfektan, limbah pengolahan makanan yang dapat mencakup zat-zat lemak dan minyak, Insektisida dan herbisida, sejumlah besar organohalides dan senyawa kimia lainnya, Minyak hidrokarbon, termasuk bahan bakar (bensin, solar, bahan bakar jet, dan minyak bakar) dan pelumas (oli motor), dan produk sampingan pembakaran bahan bakar, serpihan dari kegiatan penebangan pohon dan semak, senyawa volatil organik (VOC) seperti pelarut industri dari penyimpanan yang tidak tepat., bifenil Polychlorinated (PCB), Trichloroethylene, Perklorat, Berbagai senyawa kimia yang ditemukan dalam produk kebersihan pribadi dan produk kosmetik.
Polutan air anorganik meliputi: Limbah industri (terutama sulfur dioksida), Amonia dari limbah pengolahan makanan, Limbah kimia sebagai produk sampingan industry, Pupuk yang mengandung nutrisi – nitrat dan fosfat, Logam berat dari kendaraan bermotor, sedimen dari buangan lokasi konstruksi, penebangan, dan situs pembukaan lahan.
Item makroskopik kasat mata yang disebut “floatables” atau sampah laut saat ditemui di laut lepas, dapat mencakup item seperti: Sampah (misalnya kertas, plastik, atau makanan sampah) dibuang oleh orang-orang di tanah, bersama dengan disengaja atau pembuangan sampah, yang dicuci oleh curah hujan ke saluran badai dan akhirnya dibuang ke air permukaan, Kapal Karam.
Sementara jika ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain:
1.         Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
2.         Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
3.         Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain atau karang. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
4.         Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Beberapa penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun) untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.
Parameter dan Pengujian Pencemaran Air
Pencemaran air dapat dianalisis melalui beberapa kategori metode: fisik, kimia dan biologi. Sebagian besar melibatkan pengumpulan sampel, diikuti oleh tes analitis khusus. Beberapa metode dapat dilakukan langsung di tempat, tanpa pengambilan sampel, seperti suhu. Instansi pemerintah dan organisasi penelitian telah telah diatur, divalidasi metode pengujian analitis standarnya untuk memfasilitasi komparabilitas hasil dari peristiwa pengujian yang berbeda.
Sampling air untuk pengujian fisik atau kimia dapat dilakukan dengan beberapa metode, tergantung pada keakuratan yang dibutuhkan dan karakteristik kontaminan. Banyak kejadian kontaminasi yang tajam dibatasi dalam waktu, paling sering dalam hubungan dengan peristiwa hujan. Untuk alasan ini pengambilan sampel sering tidak sepenuhnya representatif untuk diukur tingkat kontaminannya. Para ilmuwan dalam mengumpulkan jenis data biasanya menggunakan perangkat auto-sampler yang memompa air baik pada waktu tertentu atau debit tertentu.
Sampling untuk pengujian biologis melibatkan pengumpulan tumbuhan dan / atau hewan dari sekitar air permukaan yang diuji. Tergantung pada jenis penilaian, organisme dapat diidentifikasi untuk biosurveys atau mereka dapat dibedah untuk uji biologis dalam penentuan toksisitas.
Adapun macam pengujian yang mungkin dilakukan dalam penentuan pencemaran air antara lain:
1. Pengujian kimia
Sampel air dapat diperiksa menggunakan prinsip-prinsip kimia analitik. Banyak metode pengujian yang diterbitkan tersedia untuk senyawa organik dan anorganik. Parameternya berupa:
A. DO (Dissolved Oxygen)
Yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri. Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
B. BOD (Biochemical Oxygent Demand)
BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis. Dengan tes BOD  kita akan mengetahui kebutuhan oksigen biokima yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika B.O.D nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.
C. COD (Chemical Oxygent Demand)
COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati dan waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam
D. TSS (Total suspended Solid)
TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalam limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri, pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran dan juga berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air .
E. pH
pH adalah drajat keasaman suatu zat. pH normal adalah 6-8. Tujuan metode pengujian ini untuk memperoleh drajat keasaman (pH) dalam air dan air limbah dengan  menggunakan alat pH meter
F. Total organik karbon (TOC) , Total Carbon (TC), Inorganic Carbon (IC)
TOC adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air atau kebersihan peralatan pabrik. Total Carbon (TC) – semua karbon dalam sample, Total Inorganic Carbon (TIC) – sering disebut sebagai karbon anorganik (IC), karbonat, bikarbonat, dan terlarut karbon dioksida (CO 2); suatu material yang berasal dari sumber non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa menggunakan TOC analyzer.
G. Parameter Logam
Spektroskopi penyerapan atom adalah teknik untuk menentukan konsentrasi elemen logam tertentu dalam sampel. Teknik ini dapat digunakan untuk menganalisa konsentrasi lebih dari 70 jenis logam yang berbeda dalam suatu larutan.  beberapa logam yang berbahaya diantaranya : Hg (merkuri) , Ar (arsen), Cd (kadmium), Pb (timbal)
2. Parameter Fisika
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu: padatan, kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan warna. Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun suspensi. Akibat lain dari padatan ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk lain.Pengukuran daya hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan biota.Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat. Bau disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, fospor, protein, sulfur, amoniak, hidrogen sulfida, carbon disulfida dan zat organik lain.Temperatur air limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air.
3. Parameter Biologi;
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya pencemaran secara biologi berupa mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. jenis- jenis mikroorganisme di air yang tercemar seperti : Escherichia coli, Entamoeba  coli, dan Salmonella thyposa
Dampak Pencemaran Air
Pada akhir abad XX ini, limbah kegiatan industri dikatakan telah mengancam seluruh.negeri. Hal ini disebabkan karena melalui mekanisme alam seperti tiupan angin, aliran air sungai, daya rambat di tanah melalui difusi limbah tersebut dapat menyebar ke mana-mana.
Buangan di perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan kematian. Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan dan udang). Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa atau ke danau dapat menimbulkan suburnya enceng gondok. Selain itu, erosi lumpur yang terbawa ke laut kemudian diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya menyebabkan kematian karang.
Akibat pencemaran itu  kehidupan dalam air dapat terganggu dengan  mematikan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air  akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air buangan.
Pencemaran yang tidak disebabkan oleh sifat racun dari bahan-bahan pencemar adalah :
  1. Kandungan lumpur yang meningkat di dalam air mengurangi jumlah cahaya yang masuk yang diperlukan untuk berfotosintesis. Unsur hara yang masuk berlebihan ke ekosistem perairan dapat menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat dari algae atau tanaman air, sehingga menyebabkan berkurangnya bentuk kehidupan lainnya seperti ikan dan kerang-kerangan.
  2. Buangan air panas meskipun tidak langsung membunuh biota air, dapat merubah kondisi dari lingkungan hidupnya. Akibatnya, satu jenis akan tumbuh dan berkembang lebih cepat sedang yang lain justru dapat terhambat. Kelakuan ikan yang selalu berpindah (migration) dapat berubah disebabkan adanya perubahan suhu yang relatif cepat pada jarak yang pendek.
  3. Lumpur erosi sebagai akibat pengelolaan tanah yang kurang baik  dapat diendapkan di pantai-pantai dan mematikan kehidupan karang atau merusak tempat berpijak biota perairan.
  4. Senyawa organik di dalam proses penguraiannya dapat mengambil zat asam dari air terlalu banyak, sehingga membahayakan kehidupan di tempat itu.
  5. Air sungai yang mengalir berlebihan ke perairan pantai dapat membentuk lapisan yang menghalangi pertukaran massa air dengan lapisan air yang lebih subur dari bawah.
Pencemaran limbah ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik, lebih-lebih terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk berbagai keperluan. Pencemaran sungai oleh air buangan ditinjau dari sudut mikrobiologi antara lain : pencemaran bakteri patogen dan non patogen serta bahan organik. Banyaknya bahan organik akan merangsang pertumbuhan mikroorganisme menjadi pesat. Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan cepat dan meningkat, akibatnya kadar oksigen terlarut dalam air akan menipis dan menjadi sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan mikroorganisme dan organisme air lainnya yang memerlukan oksigen mati. Ekologi air akan berubah drastis. Keadaan menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk, dan tidak sehat bagi pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu. Lingkungan hidup yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita.
Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan dan usaha pemecahan masing-masing masalah tentu harus berbeda. Sebagai contoh misalnya:
  1. Usaha reboisasi atau penghijauan serta pengelolaan daerah air sungai (DAS) untuk mengurangi intensitas dan volume erosi.
  2. Pembatasan penangkapan dengan berbagai cara (musim penangkapan, mata jaring, jenis alat-alat penangkapan tertentu dan lain-lain).
  3. Pengaturan dan pembatasan bahan-bahan pembuangan industri dengan segala sanksinya bagi masalah pencemaran laut dan wilayah pesisir pantai.
  4. Memonitor segala perubahan komposisi biotik dan abiotik dan ekosistem laut yang menunjukkan telah terjadinya pencemaran, kerusakan, dan gangguan.
Selain cara penanggulangan yang telah disebutkan di atas, kita juga dapat melakukan penanggulangan lain seperti di bawah ini:
  1. Menjaga kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
  2. Tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dapat dikarenakan tidak adanya fasilitas pembuangan sampah yang layak dan mencukupi terutama di kota-kota besar. Sering kita melihat penumpukan sampah di daerah-daerah yang bukan merupakan tempat pembuangan sampah.
  3. Menciptakan tempat pembuangan sampah yang cukup dan memadai. Hal ini mutlak dilakukan agar sistem pembuangan sampah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sampah menjadi kontribusi tertinggi dalam pencemaran air. Jika masalah sampah dapat segera teratasi maka pencemaran air pun juga akan teratasi dengan cepat.
  4. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
  5. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem. Hal ini telah diregulasi oleh pemerintah. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi pencemaran ini. namun komitmen seluruh perusahaan penyumbang limbah ini juga sangat dibutuhkan agar semua pihak dapat turut menjaga kelestarian lingkungan yang ada.
  6. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
Sedangkan untuk menyikapi pencemaran air, dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut:
1. Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan
2. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh indutri dan domestik.
3. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
Program rehabilitasi dan konservasi SDA dan lingkungan hidup
  1. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
  2. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
  3. Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
  4. Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.
Untuk menekan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air ini kita dapat melakukan usaha pencegahan pencemaran air. usaha pencegahan pencemaran air ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
  1. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah.
  2. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di perairan.
  3. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan. Hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri.
  4. Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya radiasi dan barulah dibuang di perairan.
  5. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam perairan umum.
  6. Semua ketentuan di atas bila tidak dapat dipenuhi dapat dikenakan sanksi.
Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk menangani pencemaran air bersih ini. namun semua itu tidak ada artinya bila kita sendiri sebagai masyarakat tidak mendukung teciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman. Semua itu tergantung pada kesadaran kita masing-masing untuk menjaga lingkungan. Kita dapat menanamkan sikap cinta lingkungan sejak dini di lingkungan keluarga. misalnya saja melakukan kerja bakti membersihkan rumah sebulan sekali, mencontohkan langsung kepada anak bahwa kita harus membuang sampah di tempatnya, jangan menggunakan air lebih dari kebutuhan, mengajarkan kepada anak untuk menanam tanaman di sekitar rumah.
Selain itu kita juga dapat membuat daerah resapan air di sekitar rumah dengan cara membuat lubang-lubang kecil di sekitar rumah yang kemudian di isi dengan sampah organik seperti daun-daun kering sehingga nantinya akan menjadi kompos dan dapat menambah unsur hara di dalam tanah. Selain itu juga dapat meningkatkan aktivitas organisme yang ada di dalam tanah seperti cacing untuk membuat ruang resapan air. Dengan begitu air yang tertampung akan semakin banyak dan diharapkan kualitas air akan bertambah. Tindakan yang nyata akan lebih berguna daripada hanya ceramah tanpa diimbangi dengan perbuatan.
4.      Prosedur kerja :
a.       Membagi daerah penelitian berdasarkan kelompok besar yang terdiri dari enam orang
b.      Melakukan perjalanan menuju lokasi pengamatan
c.       Mengamati daerah sekitar tempat pengamatan
5.      Hasil Percobaan
a.       Bahan pencemar
                                                        i.  Sampah plastik
                                                      ii.  Sisa-sisa pakan ikan
                                                    iii.  Buah  ketapang busuk
                                                    iv.  Kayu-kayu
b.      Sumber pencemar
Adapun sumber pencemar adalah kegiatan manusia membuang sampah sembarangan.
c.       Tingkat pencemaran
Tingkat pencemaran yang kami temui di kolam tersebut pada tahap tingkat rendah.
d.      Dampak terhadap kesehatan
Adapun dampak pencemaran tersebut terhadap kesehatan adalah dapat menyebabkan rasa gatal-gatal pada kulit jika menggunakan air kolam tersebut secara terus menerus.
6.      Pembahasan
                               Pada praktikum ini kami melakukan pengamatan di  daerah kolam di depan Kantor Rektorat STAIN  Palangkaraya,dari hasil pengamatan yang kami lakukan di kolam tersebut kami menemikan banyak sampah aik berupa sampah plastik sisa bungkus jajanan atau pun sampah lainnya seperti ranting pohon,buah pinang,dan sampah lainya yang tidak dapat kami kenali,sedangkan warna air dari kolam tersebut adalah agak keruh hal ini di sebab sisa pakan ikan yang tidak habis di makan oleh ikan yang ada di kolam tersebut,sisa – sisa pakan ikan tersebut juga menyebabkan di sekitar kolam tersebut banyak terdapat banyak lumut yang menempel baik di daerah pancuran air maupun di bagian pinggir-pinggir kolam tersebut.
                               Sumber bahan pencemar pada kolam tersebut karena adanya kebiasaan manusia yang membuang sampah sembarangan dan tidak memperhatikan lingkungan.jika ini trus berlanjut,ikan yang di perihara di dalam kolam tersebut lama yang-kelamaan akan habis mati karena kurangnya kandungan oksigen didalam kolam yang disebabkan banyaknya sampah plastik yang tidak dapat di uraikan oleh mikroorganisme yang ada di kolam tersebut.

7.      Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dapat di simpulkan bahwa kolam tersebut d kategorikan tercemar dengan tingkat pencemaran rendah hal ini di lihat dari banyaknya sampah yang terdapat di dalam kolam.Sampa-sampah tersebut berasal dari kegiatan manusia yang membuang sampah sembarangan.
8.      Daftar putaka

Campbell ,Neil A.,dkk.BIOLOGI jilid I.Jakarta : Erlangga
Villee,Claude K.,dkk.1996.Zoologi Umum.Jakarta : Erlangga
Yatim,Wildan.2003.Biologi Modern.Bandung : Tarsito
http://irwantoshut.net/pencemaran_air.html   akses tgl 28 maret 2014
http://siklus.lmb.its.ac.id/?p=99  akses tgl 28 maret 2014


No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...