Menu Bar 1

Monday 17 November 2014

AKSIOLOGI FILSAFAT



Tugas kelmpok 10
MAKALAH
“AKSIOLOGI FILSAFAT”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah: FISAFAT ILMU
Nama Dosen: Dr.Desi Erawati,M.Ag
 Oleh :
HENDRA JAYA SAPUTRA
1301140327
RISMA NUR AINA ASTUTI
1301140338
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI PALANGKA RAYA
JURUSAN TARBIYAH PRODI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2014 M / 1435 H


KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaian makalah yang amat sederhana ini, meskipun sangat jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjuungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kita umat beliau hingga akhir zaman.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “FILSAFAT ILMU”. Selain itu juga untuk menambah ilmu, dan wawasan bagi para pembaca tentang AKSIOLOGI FILSAFAT .
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah yang sederhana ini berguna bagi pembaca.  Kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi perbaikan makalah  ini. Segala sesuatu yang benar itu datangnya dari allah, dan apabila ada salah atau kekurangan itu datangnya dari penulis sendri. Semoga bermanfaat
Wasalamu’alaikum Wr.Wb



PENYUSUN




BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Dan merupakan kenyataan yang tak dapat dimungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang pada ilmu. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia seperti hal memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang sulit lainnya. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.
Aksiologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimanana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani axios yang artinya nilai dan logosartinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai dalam berbagai bentuk
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia tentang nilai-nilai khususnya etika.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya, moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya menimbulkan bencana.

B.     RUMUSAN MASALAH

A.    Apa yang dimaksud dengan Aksiologi Filsafat?
B.     Apa fungsi Aksiolgi Filsafat?
C.     Bagaimana cara Aksiologi Filsafat memecahkan masalah?

C.     TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan yaitu sebagai berikut :
A.    Mengetahui apa yang dimaksud dengan Aksiologi Filsafat
B.     Mengetahui fungsi Aksiologi Filsafat
C.     Mengetahui cara Aksiologi Filsafat memecahkan masalah


BAB II

PEMBAHASAN


A.     Pengertian Aksiologi Filsafat

1.      Pengerttian Aksiologi
Menurut bahasa Yunani AKSIOLOGI berasal dari kata axios artinya nilai dan logos artinya Teori atau Ilmu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:19) Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Dalam Encyclopedia of philosophy (Dalam Amsal : 164) dijelaskan aksiologi disamakan dengan value dan valuation :
1.      Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak. Dalam pengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran, dan kesucian.
2.      Nilai sebagai kata benda konkret. Contohna ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, sepertinya atau nilai dia.
3.      Nilai juga dipakai sebagai kata kerja ekspresi menilai, memberi nilai atau dinilai.
Dari definisi aksiologi diatas terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan estetika.
Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan yang menjelajahi berbagai kawasan seperti kawasan sosial, kawasan simbolik ataupun fisik material (koento 2003:13)
Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Beriku ini dijelaskan beberapa definisi aksiologi :
a.       Menurut Suriasumantri (1990:234) aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperleh
b.      Menurut Wibosono (dalam Surajiyo, 2009:152) aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika, dan moral sebagai dasar normative penelitian dan panggilan, serta penerapan ilmu.
c.       Scheleer dan Langeveld mengontraskan aksiologi dengan praxeology, yaitu suatu teori dasar tentang tindakan tetapi lebih sering dikontraskan dengan deontology, yaitu suatu teori mengenai tindakan baik secara normal
d.      Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan begian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku orang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat nilai dan penilaian mengandung karya manusia dari sudut indah dan jelek.
e.       Kattsoff (2004:319) mendefinisian aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai yang umunya ditinjai dari sudut pandang kefilsafatan
f.       Menurut Bramel (dalam Asmal 2009:163) aksiologi terbagi tiga bagian yaitu sebagai berikut :
1.      Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu etika.
2.      Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan keindahan.
3.      Socio-political lifa, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafta sosial politik.
2.      Pengertian Filsafat
 Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” yang dalam perkembanagan berikutnya dikenal dalam bahasa lain yaitu : Philosophie (jerman, belanda, dan prancis); philosophy (Inggris); Philosophia (Latin); dan falsafah (Arab).
Pengertian fisafat berdasarkan asal kata tersebut diatas akan menghasilkan pengertian yang berbeda-beda dalam makna yang tidak hakiki, jadi perbedaan tersebut hanya bersifat gradasi saja. Aktivitas akal budi yang dilakukan oleh filsuf yang berupa philosophien memiliki dua usur pokok yaitu; pertama philien dan Sophos, kedua philos dan shopia.
Ketua kelompok upaya mencari akar pengertian istilah tersebut dapat diurai sebagai berikut. Pertama unsur philien dan Sophos; “Philien” berarti mencintai, dan Sophos berarti bijaksana. Istilah philosophia dengan kar kata philien dan Sophos berarti mencintai akan hal-hal yang bersifat bijaksana. Istilah philosopia dengan akar kata philos dan Sophia berarti kawan kebijaksanaan. Philosopie menurut arti katanya adalah cinta akan keijaksanaan dan berusaha untuk memilikinya.
Para filsuf memberikan batas filsafat  pada umumnya berbeda satu sama lain. Tiap-tiap filsuf memiliki rumusan atau batasan tersendiri tentang filsafat. Perbedaan terseut tampak bervariasi, kadang-kadang menyangkut masalah yang esensial, akan tetapi erbedaan tersebut tidak mendasar. Batan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yang secara etomologi dan secara terminologi.
Secara etimologi istilah fisafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah, ada pula yang berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari bahasa inggris “Philosophy”. Kedua istilah tersebut berakar kepada bahasa Yunani yaitu “Philosopia”. Istilah tersebut memiliki dua unsur asasi, yaitu : “Philein” dan “Sopia”, Philein berarti cinta , sopia berarti kebijaksanaan.
Berdasarkan uraian  diatas dapat dipahami bahwa filsafat (philosophia) berarti cinta kebijaksanaan. Seorang filsuf adalah pencari kebijksanaan, ia adalah pencinta kebijaksanaan dalam arti hakikat. Seorang ilsuf mencintai atau mencari kebijaksanaan dlam arti yang sedalam-dalamnya. Seorang fisuf adalah pencinta atau pemakaian istilah filsafat pertama kali digunakan oleh Pytagoras. Pada saat itu pengertian filsafat meurutnya sebelum begitu jelas , kemudian pengertian itu diperjelas seperti halnya yang banyak dipakai sekaran. Kaum sophist yang dipelopori oleh Socrates telah menjelaskan pengertian filsafat yang tetap terpakai sampai saat ini.
Pengertian filsafat secara termonologi sangat berguna. Dalam hal ini para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Para filsuf tela merumuskan pengertian filsafat sebagai berikut :
1.      Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
2.      Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (Pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika,(Filsafat Keindahan).adapun contohnya adalah
a.       Logika,dengan logika kita dapat melakukan sesuatu dengan benar karena sebelum melakukan suatu hal kita akan melogikan masalah tersebut terlebih dahulu.
b.      Ekonomi,dengan menghubungkan ekonomi dan filsafat maka akan tercipta ekonomi yang jujur berdasarkan aturan yang berlaku dan tidakakan ada istilah penipuan.
c.       Politik,dengan menggabungkan politik dan filsafat maka akan terciptallah politik yang santun,bersih dan bermartabat.
3.      Al Farabi
Filsafat ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
4.      Rene Descartes
Filsafat ilmu adalah kumpulan segala pengetahuan dimana tuhan, alam dan manusia mennjadi pokok penyelidikan
5.      Immanuel Kant
Filsafat ilmu adalah ilmu (Pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan, yang didalamnya tercakup masalah efistemologi (Filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang harus kita ketahui? Masalah etika yang menjawab persoalan apa yang harus kita kerjakan? Masalah ke Tuhananan (Keagamaan) yang menjawab persoalan harapan kita dan masalah manusia.
6.      Langeveld
Filsafat adalah berfikir tentang masalah masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan, yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan, tuhan keabadian dan kebebasan.
7.      Hasbullah Bakry
Ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai kebutuhan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan.           

B.     Kegunaan Aksiologi Filsafat

Apa guna pengetahhuan filsafat? Atau, apa kegunaan filsafat? Tidak setiap orang perlu mengetahui filsafat. Tetapi orang yang merasa perlu berpartisipasi dalam membangun dunia perlu mengetahui filsafat. Mengapa? Karena dunia dibangun oleh dua kekuatan : agama dan filsafat.
Untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita dafat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan teori pilsafat, kedua filsafat sebagai metode pemecahan masalah, ketiga, filsafat sebagai pandangan hidup (Philosophy of life).
Mengetahui teori-teori filsafat amat perlu karena dunia dibentuk oleh teori-teori itu. Jika anda tidak senang pada komonisme maka anda harus mengetahui Marxisme, karena teori filsafat untuk komonisme itu ada dalam marxisme. Jika anda menyenangi ajaran Syari’ah Dua belas di Iran, Maka anda hendaknya mengetahui filsafat Mulla Shadra. Begitulah kira-kira. Dan jika anda hendak membentuk dunia, baik dunia besar ataupun dunia kecil (Diri Sendiri), maka anda tidak dapat mengelak dari penggunaan teori filsafat. Jadi, mengetahui teori-teori filsafat amatlah perlu. Filsafat sebagai teori filsafat juga perlu dipelajar dalam bidang filsafat.
Yang amat penting ialah filsafat sebagai Methodology yaitu cara memecahkan masalah yang dihadapi. Disini filsafat digunakan sebagai satu cara atau model pemecahan masalah secara mendalam dan universal. Filsafat perlu mencari sebab terakhir dan dari sudut pandang seluas-luasnya. Hal ini diuraikan pada bagian lain sesudah ini.
Filsafat sebagai pandangan hidup tentu perlu juga diketahui. Mengapa Misalnya salah seorang presiden Amerikaa (Bill Clinton, 1998), telah mengaku berzina, dan masyarakatnya yang memberikan dukungan? Mungkinkah hal ini seperti itu untuk Indonesia? Presiden Indonesia yang mengaku berzina pasti akan dicopot oleh masyarakat Indonesia.  Mengapa berbeda? Karena masyarakat Indonesia berbeda pandangan hidup dengan masyarakat Amerika.
Filsafat sebagai Fhilosophy of live sama dengan agama, dalam hal sam mempengaruhi sikap dan tindakan penganutnya, bila agama dari tuhan atau  dari langit maka filsafat (Sebagai Pandangan Hidup) yang berasal dari pandangan manusia.
Berikut uraian yang membahas tentang kegunaan filsafat dalam menentukan Philosophy of life. Banyak orang memiliki pandangan hidup, banyak orang yang menganggap  Philosophy of life itu sangat penting dalam menjalani kehidupan.  
A.    Kegunaan Filsafat Bagi Akidah
Akidah adalah bagian dari ajaran islam yang mengatur cara berkeyakinan. Pusatnya ialah keyakinan kepada tuhan. Posisinya dalam keseluruhan ajaran islam sangat penting, merupakan fondasi ajaran islam secara keseluruhan, diatas kaidah itulah keseluruhan ajaran Islam berdiri dan didirikan. Keterangan seperti ini berlaku juga bagi Agama selain Islam.
Karena kedudukan akidah seperti itu, maka akidah seseorang muslim haruslah kuat, dengan kuat akidah akan kuat pula keislamannya secara keseluruhan. Untuk memperkuat akidah perlu dilakukan sekurang-kurangnya dua hal,  pertama, mengamalkan keseluruhan ajaran islam secara sungguh-sungguh, Kedua, mempertajam pengertian ajaran Islam itu. Jadi, akidah dapat diperkuat dengan pengalaman dan pemahaman kita tentang tuhan?
Thomas Aquinas (1225-1274) berusaha menyusun argumen logis untuk membuktikan membuktikan adanya Tuhan. Dalam bukunya Buku Theologia ia berhasil menyusun lima argumen tentang adanya Tuhan.
Pertama, argumen gerak. Alam ini selalu bergerak. Gerak itu tidak mungkin berasal dari alam itu sendiri, gerak itu menunjukan adanya Penggerak. Tuhan adalah Penggerak.
Kedua, argument kuasalitas.tidak ada seasuatu yang mempunai penyebab pada dirinya sendiri, sebab itu harus diluar dirinya. Dalam kenyatan ada rangkaian penyebab. Penyebab pertama adalah tuhan yang tidak memerlukan penyebab yang lain.
Ketiga, argument kemungkinan. Adanya alam ini bersifat mungkin: mungkin ada dan mungkin tidak ada. Kesimpulan diperoleh dari kenyataan alam ini dimulai dari tidak ada, lalu muncul atau ada kemudian berkembang, akhirnya rusak dan hilang dan didalam al-qur’an juga sudah dijelaskan didalam surah Ar-Rum ayat 41 yaitu :


ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي
 عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١
41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Dari ayat di atas jelaslah ALLAH SWT dalam firmanya menjelaskan jika kerusakan di bumi ini yang pada awalnya tidak ada menjadi ada karena ulah manusia yang ada di bumi ini.hal inilah yang menjelaskan bahwa kegunaan filsafat dalam akidah berfungsi untuk menuntun manusia dapat senantiasa menjaga lingkunganya dari kerusakan. Atau tidak ada. Kenyataan ini menyimpulkan bahwa tidak mungkin selalu ada. Dalam diri alam ini ada dua kemungkinan atau ada dua potensi, yaitu ada dan tidak ada, tetapi dua kemungkinan itu tidak akan muncul bersamaan pada waktu yang sama. Mula-mula alam ini tidak ada, lalu ada. Diperlukan yang ada untuk mengubah alam dari tiada menjadi ada, sebab tidak mungkin muncul sesuatu dari tiada keada secara otomatis. Jadi, Ada pertama itu harus ada. Akan tetapi ada pertama yang harus ada itu dari mana?kembali lagi kita menghadapi rangkaian penyebab (tasalsul). Kita harus berhenti pada ada pertama yaitu yang harus ada. 
Keempat, argument tingkatan. Isi alam ini ternyata bertingkat-tingkat(levels). Ada yang dihormati, lebih dihormati, terhormat. Ada indah, lebih indah, sangat indah, dan seterusnya. Tingkat tertinggi menjadi penyebab tingkat dibawahnya, panas yang rendah menjadi penyebab yang sempurna. Yang atas menjadi penyebab yang bawahna. Api yang mempunyai panas yang tinggi menjadi penyebab panas yang randah dibawahnya, begitu seterusnya. Yang Maha Sempurna adalah penyebab yang sempurna, yang sempurna adalah penyebab yang kurang sempurna. Yang atas menjadi penyebab yang bawah. Tuhan adalah yang tertinggi, ia penyebab yang dibawah-Nya
Kelima, argument teologis. Ini adalah argument tujuan. Alam ini bergerak menuju sesuatu, padahal mereka tidak tahu tujuan itu. Ada sesuatu yang mengatur alam menuju tujuan alam. Itu adalah tuhan (lihat Ahmad tafsir, Filsafat Umum, 1997:86-88).
Argument yang dikemukakan oleh Thomas Aquinas itu sebenarnya tidak akan membawa kita memahami Tuhan secara sempurna. Argumen-argumen itu memiliki kelemahan. Karena itu kant menyatakan bahwa Tuhan tidak dapat dipahami melalui akal (ia menyebutkan akal teroris) tuhan dapat dipahami melalui suara hati yang disebut moral, adanya tuhan itu bersifat harus, hati saya –kata Kant- yang mengatakan Tuhan harus ada. Kant mengatakan bahwa adanya Tuhan itu bersifat imferatif. Siapa yang memerintah? Ya, suara hatiatau moral itu.
Menurut Kantindera dan akal itu terbatas kemampuanya. Indra dan akal (maksunya:rasio) hanya mampu memasuki daerah fenomena, bila indra masuk kedaerah neumena ia akan tersesat dalam paralogism. Daerah noumena itu hanya mungkin diarungi oleh akal praktis, demikian kata Kant (lihat Ahmad Tafsir 1997:159). Akal praktis adalah moral atau suara hati.
Menurut Kant akal teoritis (akal rasional) tidak melarang kita mempercayai Tuhan, kesadaran moral (Suara hati) kita memerintahkan untuk mempercayainya. Rousseau benar ketika ia mengatakan bahwa diatas akal rasional di kepala ada perasaan hati; Pascal benar tatkala ia menyatakan bahwa hati mempunyai akal miliknya sendiri yang tidak pernah dapat dipahami oleh akal rasional.
Agaknya kita dapat menyimpilkan bhwa filsafat (dalam hal ini akal logis) dapat berguna untuk dapat memperkuat keimanan, ini menurut sebagian filosof, seperti Thomas Aquinas; tetapi menurut filosof lain, seperti Kant bahwa bukti yang sangat kuat tentang tuhan adalah suara hati. Suara hati itu memerintah, bahkan rasiopun tidak mampu melawannya.
B.     Kegunaan Filsafat Bagi Hukum
Istilah hukum islami sering rancu. Kadang-kadang hokum islami itu diartikan syari’ah, kadang-kadang pikih (fiqh). Yang dimaksud disini ialah fikih.
Fikih secara bahasa berrti mengetahui. Al-Qur’an menggunkan kata Al-fiqh dalam pengertian memahami atau paham. Pada zaman Nabi Muhammad SAW kata Al-fiqh tu tidak hanya berarti paham tentang hukum tetapi paham dalam arti uum. Fiqiha artinya paham, mengerti, tahu.
Dalam perkembangan terakhir fikir diahami oleh kalangan pakar usul ul-fiqih sebagai hukum praktis hasil ijtihat. Sementara dikalangan pakar fikih, al-fiqh dipahami sebagai kumpulan hukum islami yang mencakup semua aspek syar’iy baik yang tertuang secara tekstual maupun hasil penalaran terhadap sesuatu teks. Itulah sebabnya dikalangan ahli ushul al-fiqh konsep syariah dipahami sebagai teks syar’iy yakni Al-Qur’an dan al-sunah yang tetap dan tidak pernah mengalami perubahan.
Butir-butir aturan dan ketentuan hukum yang ada dalam fikih pada garis besarnya cukup tiga unsur pokok. Pertama, perintah seperti shalat, zakat, puasa, dan sebagainya. Kedua, larangan, seperti larangan musyrik, zina, dan sebagainya. Ketiga, petunjuk, seperti cara shalat, cara puasa, dan sebagainya.
Keseluruhan unsur pokok diatas bila dilihat dari sudut sifatnya, ia dapat dibagi menjadi dua. Pertama, bersifat tetap, tidak terpengaruh oleh kondisi tertentu, seperti sebagian aqidah dan seluruh ibadah mahdhah; dalam hal ini ijtihat tidak berlaku padanya. Kedua, yang bersifat dapat berubah sesuai dengan kondisi tertentu.
Tujuan utama diturunkan hukum islami (fikih) ialah untuk menciptakan kemaslahatan hidup manusia, yang dimaksud dengan kemaslahatan ialah kebaikan. Jelasnya, pembentukan fikih itu sejalan dengan tuntutan kemaslahatan mannusia. Untuk menjamin kemaslahatan itu ditetapkan beberapa asas hukum islami, yaitu :
1.      ‘Adam al-haraj, artinya tidak sulit dalam melaksanakannya (QS.7: 
2.      Al-tkhlif, ringan serta mampu dilaksanakan (QS.2:286; 4:28);
3.      Al-taysir, mudah sesuai dengan kemampuan (QS. 2:185; 22:78
`Itu berarti hukum islami dibentuk atas dasar prinsip menghilangkan kesempitan karena kesempitan itu menyebabkan kesulitan. Prinsip lain yang mendasari hukum islami ialah daf’ al-dlarar, menghilangkan bahaya (QS. Al-imron ayat 25, 195; QS. An-nisa ayat 12; QS. Al-Baqarah ayat 231). Prinsip lain lagi adalah al-ta’assuf fi isti’mal al-haqq yakni boleh melakukan sesuatu asal tidak membahayakan yang lain (QS. Al-baqarah: 223; QS. At-Talaq: 06; QS. Al-A’raf: 31; QS. Al-Ma”idah: 87). Dari sini lahirlah kaidah usul Al-fiqh yang berbunyi “menolakberbahaya dari pada mengambil maslahat”.
Hukum islami yang dijadikan aturan beramal ada didalam fikih sebagai kumpulan hukum. Fikih (dalam arti kumpulan hukum) itu dibuat berdasarkan kaidah-kaidah hukum (yang berfungsi sebagai teori) yang digunakan dalam menetapkan hukum tersebut. Ternyata kaidah-kaidah pembuatan hukum (usul  al-fiqh) itu dibuat berdasarkan teori-teori filsafat. Karena itu manthiq (mantik, logika) amat penting bagi ulama usul al-figh. Jadi, kesimpulannya, memang benar, filsafat, khususnya filsafat sebagai metodologi.
C.     Kegunaan Filsafat Bagi Bahasa
Disepakati oleh para ahli bahwa bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran. Telihat adanya hubungan yang erat antara bahasa dan pikiran. Akhmad Abdurrahman hamad (Al-‘Alaqah bayn al-Lughah wa al-Fikr, dan al-Ma’rifah al-jami’iyyah) menggambarkan hubungan itu bagaikan satu mata uang yang mempunyai dua sisi.
Tatkala bahasa berfungsi sebagai alat berfikir ilmiah muncul problem yang serius, ini diselesaikan anatara lain dengan bantuan filsafat. Begitu juga tatkala pemikiran (filsafat) sampai pada perumusan konsep yang rumit, bahasa juga memahami persoalan, yaitu bahasa sering kurang mampu menggambarkan isi konsep itu. Bahasa dalam hal ini harus mencari kata dan menyusun baru untuk menggambarkan isi konsep itu.
Filosof adalah “prototype” orang bijaksana. Orang bijaksana tentu harus menggunkana bahasa yang benar. Bahasa yang benar itu akan mampu mewakili konsep logis yang dibawakannya. Karena itu pada pada logika lah kita menemukan kaitan erat antara bahasa dan filsafat dan pada logika pula kita temukan manfaaty kontret bahasa, peran logika dalam bahasa ialah memperbaiki bahasa, logika dapat mengetahui kesalan bahasa.
Kesimpulannya adalah filsafat sangat berperan didalam menentukan kualitas bahasa tanpa peran serta filsafat (logika) kekeliruan dalam bahasa tidak mungkin dapat diperbaharui.                      

C.     Cara Aksiologi Filsafat memecahkan masalah

Kegunan filsafat yang lain ialah sebagai methodology, maksudnya sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode dalam memandang dunia (world view).
Dalam hidup kita, pasti kita banyak masalah. Masalah artinya kesulitan. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah terseleaikan. Ada banyak cara dalam menyelesaikan masalah, mulai dari yang amat sederhana sampai yang rumit.
Ada rapat disebuah RT. Yang dibicarakan masalah keamanan. Pak ketua RT. Menyatakan bahwa akhir-akhir ini dikampung kita banyak pencurian, tidak seperti biasanya. Menanggapi itu hamper semua orang yang hadir mengususlkan agar ronda malam dipergiat inilah kira-kira cara orang awam menyelesaikan masalah.
Disitu ada orang yang berpendapat lain ia bertanya barang apa saja yang biasanya dicuri. Sejak bulan apa, pada ukul berapa biasanya terjadi. Lantas ia mengusulkan selain meningkatkan ronda, sebalinya digiatkan juga pengajian. Ia melakukan identifikasi lebih dahulu, lantas ia melihat penyebab lebih mendasar, ia piker bila perondanya bermoral buruk, bias-bisa peronda itu sendiri yang mencuri. Orang ini ilmuan. Kira-kira beginilah penyelesaian sains. Filsafat pun mempunyai cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah.
Sesuai dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal. Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah. Universal, artinya filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin
Banyak orang Islam tidak menyenangi sebagian Budaya Barat, khususnya tentang kebebasan seks. Mereka mengatakan kebebasan seks harus diberantas. Ini penyelesaian langsung sedikit mendalam bila kita mengusulkan perketat masuknya informasi dari Barat terutama yang menyangkut kebebasan seks, atau kita mengusulkan sensor film biperberat. Filsafat belum puan dengan penyelesaian itu. Lalu bagaimana?
Menyelesaian ini mendalam, karena telah menemukan penyebab yang paling asal. Penyelesaian itu juga universal, karena akan diperbaiki pada akhirnya kelak bukan hanya persoalan kebebasan seks,hal lain yang merupakan turunan Rasionalisme juga akan dengan sendirinya hilang.


BAB III

PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1.      Menurut bahasa Yunani AKSIOLOGI berasal dari kata axios artinya nilai dan logos artinya Teori atau Ilmu
2.      Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia kajian tentang nilai-nilai khususnya etika
3.      Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” yang dalam perkembanagan berikutnya dikenal dalam bahasa lain yaitu : Philosophie (jerman, belanda, dan prancis); philosophy (Inggris); Philosophia (Latin); dan falsafah (Arab).
4.      Tujuan utama diturunkan hukum islami (fikih) ialah untuk menciptakan kemaslahatan hidup manusia, yang dimaksud dengan kemaslahatan ialah kebaikan
5.      Kegunan filsafat yang lain ialah sebagai methodology, maksudnya sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode dalam memandang dunia (world view).
6.      Sesuai dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal.
7.      filsafat sangat berperan didalam menentukan kualitas bahasa tanpa peran serta filsafat (logika) kekeliruan dalam bahasa tidak mungkin dapat diperbaharui.
8.      Nilai adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan estetika.

B.     SARAN

Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Dan dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki. Keritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan untuk masukan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Makalah ini dapat digunakan oleh pembaca sebagi referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kurikulum pendidikan.Pesan penulis,” jaga adap terhadap orang lain terutama orang-orang yang mengerjakan ilmu dan kebaikan kepada kita, karena adap itu lebih utama dari pada ilmu.”


DAFTAR PUSTAKA

Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003
Jurnal HMJ Aqidah dan Filsafat UIN SGD Bandung Vol. I No. 1, April 2013
Tafsir,Ahmad.Prof.Dr.Filsafat Ilmu.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...