BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
belakang masalah
Dunia pendidikan di Indonesia sering kali mendapat kritikan dari
berbagai pihak. Diantaranya, pendidikan di Indonesia belum menemukan sebuah
paradigma dan patokan yang subtansial baik dalam tatanan teoritis filosofis
maupun operasionalnya. Sehingga terkesan pendidikan hanya sebagai ajang
percobaan. Hal ini cukup kuat dijadikan alasan, karena penampilan pendidikan
itu sendiri masih abstrak dan masih belum menyentuh realitas budaya Indonesia.
Gerakan
Pramuka adalah organisasi yang
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan untuk warga Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Organisasi ini mempunyai peran besar dalam pembentukan
kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan
hidup untuk menghadapai tantangan sesuai dengan tuntutatn perubahan kehidupan
lokal, nasional dan global.
Memasuki
abad ke-21, penduduk Indonesia, terutama generasi mudanya, mengalami
perubahan-perubahan yang sangat mendasar. Generasi muda Indonesia menghadapi
tantangan global yang dahsyat. Apabila tidak ditingkatkan kemampuannya bisa
menyebabkan mereka mengalami frustasi mental spiritual yang sangat berat.
Ketertinggalan
itu makin diperberat karena tidak semua anak-anak dan remaja, bisa ikut serta
dalam Gerakan Pramuka. Padahal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
menuntut pengembangan diri bagi siswa-siswa SD hingga SMA, dan kegiatan
kepramukaan adalah salah satu contoh dari kegiatan tersebut. Keikutsertaan
dalam kepramukaan dapat mengembangkan anak-anak dan remaja unggul yang
berwatak, berkepribadian, berbudi pekerti luhur dan mempunyai sikap mandiri
dalam kebersamaan dan persaudaraaan.
Tantangan
abad ke-21 yang penuh godaan hidup hampir tanpa kendali, meluasnya penggunaan
obat terlarang, menyebarnya virus HIV/AIDS, konflik berkepanjangan yang
memisahkan hubungan perdamaian dan persahabatan yang sejuk. Disisi lain
perkembangan IPTEK yang mestinya dimanfaatkan, malah disalah gunakan, sehingga
hal tersebut malah menjadi bumerang bagi generasi muda Indonesia. Kesemua hal
itu hanya dapat ditanggulangi kalau anak-anak dan generasi muda mampu menyerap
ajaran-ajaran kepanduan yang kita yakini bisa memberi pembekalan yang diperlukan
untuk mengembangkan watak dan kepribadian tangguh.
2.1 Rumusan
Masalah
a.
Bagaimana pendidikan progresif untuk kepramukaan abad 21?
BAB II
Pembahasan
a.
Pendidikan progresif
Pendidikan progresif berlandas pada progresivisme yang beranggapan bahwa pendidikan harus didasarkan pada hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang
paling baik belajar apabila berada dalam situasi kehidupan nyata dengan orang lain.
Aliran pendidikan ini percaya bahwa anak belajar memakai cara yang sama dengan
ilmuwan, mengikuti proses yang mirip dengan model belajar dari John Dewey, yaitu:
1)
Menyadari adanya masalah.
2)
Merumuskan masalah.
3)
Mengajukan hipotesis pemecahannya.
4)
Mengevaluasi konsekuensi hipotesis berdasarkan pengalaman masa lalunya.
5)
Menguji solusi yang paling mungkin.
Dengan
pandangan demikian, guru perlu menyajikan bukan hanya bacaan dan hafalan saja,
tapi juga pengalaman dunia nyata dan aktivitas yang berpusat pada kehidupan
peserta didik. Slogan populer dari aliran ini adalah "Learning by
doing" (Belajar sambil melakukan)[1][1].
Dalam konsep pendidikan lama situasi pembelajaran didominasi oleh guru.
Siswa lebih bersifat pasif menerima sepenuhnya materi apa saja yang di
sampaikan dan diberikan guru. Kurikulum, mutlak direncanakan, disusun dan
dibuat oleh pemerintah dan guru atau sekolah tanpa mengikutsertakan siswa.
Berkait dengan hal tersebut berdasarkan studi psikologi dan sosiologi
pendidikan, Masyarakat pendidikan umumnya menghendaki perubahan dan hendaknya
konsep pendidikan terutama dalam pengajaran agar lebih memperhatikan minat,
kebutuhan dan kesiapan siswa untuk belajar.
Sehubungan dengat hal tersebut JOHN DEWEY mengemukakan ide dan gagasannya
dalam konsep " PENDIDIKAN PROGRESIF " sebagai berikut:
1) Memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara perorangan (indivudually learning).
2) Memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar melalui pengalaman (learning experiencing).
3) Guru memberi dorongan semangat dan
motivasi bukan hanya pemerintah. Artinya bahwa guru memberikan penjelasan
tentang arah kegiatan pembelajaran yang merupakan kebutuhan siswa.
4) Guru mengajaksertakan siswa dalam
berbagai aktifitas kehidupan belajar di sekolah yang mencakup pengajaran,
administrasi, dan bimbingan.
5) Guru memberi arahan dan bimbingan
sepenuhnya agar siswa menyadari bahwa hidup itu dinamis dan mengalami perubahan
yang begitu cepat.
Berdasarkan fakta dan realitas tersebut sudah seyogyanya sistem pengajaran
lama yang bersifat hafalan, verbalistik dan berbagai aktifitas yang mekanistik
di kelas tidak diterapkan lagi. Strategi dan metode pembelajaran yang memberi
kebebasan siswa dalam melakukan penelitian dan menemukan sesuatu hal utamanya
diberikan kepada siswa, berlebih dalam berbagai aktifitas ekstra kurikuler.[2][2]
b.
Kepramukaan
Kepramukaan adalah
proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang
sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah
sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.[3][3]
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan
kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk
membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, social,
intelektual dan fisiknya, agara mereka bisa:
- Membentuk,
kepribadian dan akhlak mulia kaum muda
- Menanamkan semangat
kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda
- Meningkatkan
keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang
bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin
bangsa yang handal pada masa depan.
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip
dasar sebagai berikut:
- Iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Peduli terhadap
bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
- Peduli terhadap
dirinya pribadi
- Taat kepada Kode
Kehormatan Pramuka
Metode
Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif profresif melalui :
1) pengamalan
Kode Kehormatan Pramuka
2)
belajar sambil melakukan
3)
sitem beregu
4)
kegiatan dialam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
5)
kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan
6)
sistem tanda kecakapan
7)
sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri
8)
kiasan dasar[4][4]
c.
Pendidikan abad 21
Pendidikan
merupakan sarana untuk untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Baik itu secara
formal ataupun non formal. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting bagi
manusia. Namun, mampukah pendidikan menjawab tantangan abad 21 yang bergerak
dinamis?
Larry
O’Farrell, Profesor dan Pemegang Ketua UNESCO di Seni dan
Pembelajaran, Fakultas Pendidikan, Universitas Queen, Kanada, mencatat bahwa
ada kebutuhan mendesak untuk kreatif dalam memecah masalah di semua sektor
ekonomi. Hingga, menurutnya, sistem pendidikan haruslah membangun kapasitas
kreatif dalam generasi sekarang dan masa depan siswa.
Di abad 21
ini, sangat menginginkan tenaga kerja yang kreatif, fleksibel, mudah
beradaptasi juga inovatif. Karakter di atas, haruslah terakomodir oleh sistem
pendidikan saat ini. O’Farrel mengatakan, “Di banyak bagian dunia, belajar
menghafal terus menjadi metode pedagogis yang digunakan”. Untuk itu, perlu
adanya perubahan platform dari sistem pendidikan.[5][5]
Di era
globalisasi yang penuh dengan tantangan dan persaingan antar individu, setiap
orang dituntut untuk memiliki kualitas dan keterampilan yang mumpuni dalam
menjawab setiap tantangan tersebut. Keterampilan yang dimaksud ini antara lain
terampil menggunakan teknologi, terampil mengelola informasi, terampil belajar,
terampil berinovasi, terampil hidup, terampil berkarir, dan terampil
meningkatkan diri dalam kesadaran global. Untuk itu penguasaan keterampilan ini
wajib dimiliki oleh setiap siswa-siswa Indonesia yang menjadi tulang punggung
perjuangan dan harapan dari bangsa ini. Namun, bagi siswa Indonesia seluruh
keterampilan itu belumlah cukup. Masih ada keterampilan esensial yang mendasari
semua keterampilan yang wajib siswa kuasai yaitu terampil menjalankan
ketakwaannya kepada Tuhan lewat agamanya masing-masing. Keterampilan utama dan
terutama adalah memilih mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Mengendalikan diri dalam memilih kekuatan pikirannya sebagai sandaran dari
tindakannya, dan menyerahkan sebagian pengaturan hidupnya kepada Yang Maha
Kuasa.[6][6]
d.
Pendidikan progresif untuk kepramukaan abad 21
Pendidikan
progresif merupakan pendidikan yang didasarkan pada hakekat manusia sebagai
makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam
situasi kehidupan nyata dengan orang lain. Dengan demikian proses belajar tidak
hanya di dominasi oleh guru saja melalui hafalan materi dan ceramah, akan
tetapi dalam pendidikan progresif peserta didik agar bisa menemukan solusi
sendiri atas permasalahan yang dihadapi melalui pengalaman langsung di lapangan
yang berpusat pada kehidupan nyata peserta didik atau "Learning by
doing" (Belajar sambil melakukan).
Pendidikan
progresif menuntut guru agar membimbing peserta didik belajar sesuai hati
nurani dan sesuai bakat dan minatnya. Guru hendaknya memberi kesempatan kepada
peserta didik agar belejar secara perorangan atau mandiri, memberi dorongan
semangat dan motivasi, mengikutsertakan dalam berbagai aktifitas kehidupan
belajar bersama orang yang lebih dewasa, dan memberi arahan agar pserta didik
menyadari bahwa hidup itu dinamis dan mengalami perubahan yang begitu cepat,
apalagi saat ini kita telah hidup di abad 21 yang penuh tantangan.
Konsep
pendidikan progresif di atas sejalan dengan metode kepramukaan yakni belajar
sambil melakukan, belajar di alam terbuka atau melalui pengalaman langsung di
lapangan, bermitra dengan orang yang lebih dewasa, dan sistem tanda kecakapan
yang dapat mendorong agar setiap peserta didik berinisiatif mengembangkan
dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya. Penggunaan sistem tanda kecakapan
juga dapat menimbulkan unsur inisiatif peserta didik dan unsur belajar sendiri,
sehingga dapat menanamkan suatu kesadaran yang bernilai pendidikan yang tinggi
dengan disertai dorongan dari pembinanya.
Kepramukaan
abad 21 dituntut agar lebih dinamis dan sesuai perkembangan jaman. Pembina
hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam membina anggotanya. Kegiatan dalam
kepramukaan juga dituntut lebih kreatif seuai bakat dan minat anggota pramuka
agar pramuka tidak ketinggalan jaman. Proses pendidikan pramuka abad ke 21 tetap pada kegiatan diluar dari
pendidikan sekolah maupun diluar pendidikan keluarga dalam bentuk kegiatan yang
menarik, menyenangkan dan mengandung pendidikan. Disini peran pembina
diperlukan dalam membentuk watak dan mental sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka yang mulia. Kegiatan kegiatan pramuka pada abad 21 harus disesuaikan
dengan perkembangan jaman, kegiatan alam terbuka atau lingkungan sekitar masih
tetap menjadi pilihan yang tepat untuk pembinaan dari peserta didik karena alam
atau lingkungan sekitar adalah tempat yang paling baik untuk belajar
dalam pembentukan karakter, mental, jiwa peserta didik, kegiatan tersebut
seperti pengembaraan, berkemah, halang rintang, menjelajah, widegame,
pengenalan budaya dan lain-lain. Kegiatan alam terbuka dan lingkungan
sekitar ini harus dipadukan dengan teknologi yang ada, misalnya sekarang ada Global
Positioning system untuk menentukan lokasi, kalau dahulu kita hanya
menggunakan kompas, dan foto digital yang bisa diconnect ke komputer dan itu
digunakan untuk pembuatan laporan . Disamping itu juga perlu kegiatan-kegiatan
yang mengikuti perkembangan jaman lainnya seperti kegiatan di mal, internet dan
televisi atau multimedia dimana kemajuan teknologi tersebut kita jadikan salah satu
alat bagi pembinaan peserta didik. Yang menjadi tugas pokok pembina adalah
mempersiapkan peserta didik menjadi generasi muda yang bertanggung jawab, sehat
secara fisik dan mental, berperilaku baik, berjiwa pancasila sebagai kader
pembangunan dan calon pemimpin bangsa ini.
Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna
mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan
fisiknya, sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur,
beriman, bertaqwa, cerdas dan terampil, kuat dan sehat jasmaninya, menjadi
warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, serta menjadi anggota
masyarakat yang baik dan berguna; yang semuanya secara keseluruhan mempunyai
peran yang sangat signifikan dalam mencegah terjadinya hal negatif di kalangan
kaum muda.[7][7]
Terlebih lagi pada abad 21 ini kita mulai memasuki era informasi dan
kemajuan teknologi yang ada, serta gaya hidup yang semakin bervariasi. Dengan
adanya kemajuan teknologi perkembangan dari peserta didik semakin global, jarak
hubungan antara negara ke negara semakin dekat dan pengaruhnya baik atau pun
buruk juga semakin kuat. Dalam hal ini peran pendidikan kepramukaan sangatlah
penting dan dibutuhkan untuk dapat membimbing peserta didik menghadapi abad 21
yang penuh tantangan agar peserta didik dapat membendung dirinya dari hal-hal
negatif era globlalisasi melalui kecakapan hidup yang telah dimilikinya dari
pendidikan kepramukaan yang telah diperolehnya.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil adalah :
1.
Pendidikan progresif berlandas pada progresivisme yang beranggapan bahwa
pendidikan harus didasarkan pada
hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam situasi
kehidupan nyata dengan orang lain.
2.
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam
terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti
luhur.
3.
Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina kaum
muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial,
intelektual dan fisiknya, sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak dan
berbudi luhur, beriman, bertaqwa, cerdas dan terampil, kuat dan sehat
jasmaninya, menjadi warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila,
serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna; yang semuanya secara
keseluruhan mempunyai peran yang sangat signifikan dalam mencegah terjadinya
hal negatif di kalangan kaum muda.
4.
Peran pendidikan kepramukaan sangatlah penting dan
dibutuhkan untuk dapat membimbing peserta didik menghadapi abad 21 yang penuh
tantangan agar peserta didik dapat membendung dirinya dari hal-hal negatif era
globlalisasi melalui kecakapan hidup yang telah dimilikinya dari pendidikan
kepramukaan yang telah diperolehnya.
V.
Penutup
Alhamdulillah, berkat
karunia dan pertolongan Allah SWT, yang didasari dengan niat dan kesungguhan
hati akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dengan harapan semoga
dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan, untuk itu demi kesempurnaan dan perbaikan dalam makalah
ini kritik dan saran yang bersifat konstruktif, sangatlah penulis harapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
“konsep pendidikan progresif John Dewey”, http://organisasi.org/konsep-pendidikan-progresif-john-dewey-analisa-strategi-pembelajaran-ke-depan, Akses: 26/12/12
“Gerakan
Pramuka Indonesia”, http://id.wikipedia.org/wiki/ Gerakan_Pramuka_Indonesia, Akses:26/12/12
Andri BOB
Sunardi, “Boyman”, (Bandung: Penerbit Nuansa Muda, 2006), hlm.61-62
“Bagaimana
pendidikan menjawab tantangan abad 21”, http://mjeducation.co/bagaimana-pendidikan-menjawab-tantangan-abad-21/, Akses:26/12/12
“Karakter
pembelajaran abad 21”, http://navelmangelep.wordpress.com/tag/karakter-pembelajaran-abad-21/), Akses:27/12/12
Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, 2009, “Pedoman Pembina Siaga”, Jakarta: Pustaka Tunas
Media.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...