Menu Bar 1

Tuesday, 2 December 2014

Makalah Pendidikan Progresif Untuk Kepramukaan Abad 21

 
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah
Dunia pendidikan di Indonesia sering kali mendapat kritikan dari berbagai pihak. Diantaranya, pendidikan di Indonesia belum menemukan sebuah paradigma dan patokan yang subtansial baik dalam tatanan teoritis filosofis maupun operasionalnya. Sehingga terkesan pendidikan hanya sebagai ajang percobaan. Hal ini cukup kuat dijadikan alasan, karena penampilan pendidikan itu sendiri masih abstrak dan masih belum menyentuh realitas budaya Indonesia.
Gerakan Pramuka adalah organisasi yang  menyelenggarakan pendidikan kepramukaan untuk warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Organisasi ini mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapai tantangan sesuai dengan tuntutatn perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Memasuki abad ke-21, penduduk Indonesia, terutama generasi mudanya, mengalami perubahan-perubahan yang sangat mendasar. Generasi muda Indonesia menghadapi tantangan global yang dahsyat. Apabila tidak ditingkatkan kemampuannya bisa menyebabkan mereka mengalami frustasi mental spiritual yang sangat berat.
Ketertinggalan itu makin diperberat karena tidak semua anak-anak dan remaja, bisa ikut serta dalam Gerakan Pramuka. Padahal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut pengembangan diri bagi siswa-siswa SD hingga SMA, dan kegiatan kepramukaan adalah salah satu contoh dari kegiatan tersebut. Keikutsertaan dalam kepramukaan dapat mengembangkan anak-anak dan remaja unggul yang berwatak, berkepribadian, berbudi pekerti luhur dan mempunyai sikap mandiri dalam kebersamaan dan persaudaraaan.
Tantangan abad ke-21 yang penuh godaan hidup hampir tanpa kendali, meluasnya penggunaan obat terlarang, menyebarnya virus HIV/AIDS, konflik berkepanjangan yang memisahkan hubungan perdamaian dan persahabatan yang sejuk. Disisi lain perkembangan IPTEK yang mestinya dimanfaatkan, malah disalah gunakan, sehingga hal tersebut malah menjadi bumerang bagi generasi muda Indonesia. Kesemua hal itu hanya dapat ditanggulangi kalau anak-anak dan generasi muda mampu menyerap ajaran-ajaran kepanduan yang kita yakini bisa memberi pembekalan yang diperlukan untuk mengembangkan watak dan kepribadian tangguh.

2.1 Rumusan Masalah
a.       Bagaimana pendidikan progresif untuk kepramukaan abad 21?

BAB II
Pembahasan
a.      Pendidikan progresif
Pendidikan progresif berlandas pada progresivisme yang beranggapan bahwa pendidikan harus didasarkan pada hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam situasi kehidupan nyata dengan orang lain. Aliran pendidikan ini percaya bahwa anak belajar memakai cara yang sama dengan ilmuwan, mengikuti proses yang mirip dengan model belajar dari John Dewey, yaitu:
1)      Menyadari adanya masalah.
2)      Merumuskan masalah.
3)      Mengajukan hipotesis pemecahannya.
4)      Mengevaluasi konsekuensi hipotesis berdasarkan pengalaman masa lalunya.
5)      Menguji solusi yang paling mungkin.
Dengan pandangan demikian, guru perlu menyajikan bukan hanya bacaan dan hafalan saja, tapi juga pengalaman dunia nyata dan aktivitas yang berpusat pada kehidupan peserta didik. Slogan populer dari aliran ini adalah "Learning by doing" (Belajar sambil melakukan)[1][1].
Dalam konsep pendidikan lama situasi pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa lebih bersifat pasif menerima sepenuhnya materi apa saja yang di sampaikan dan diberikan guru. Kurikulum, mutlak direncanakan, disusun dan dibuat oleh pemerintah dan guru atau sekolah tanpa mengikutsertakan siswa.
Berkait dengan hal tersebut berdasarkan studi psikologi dan sosiologi pendidikan, Masyarakat pendidikan umumnya menghendaki perubahan dan hendaknya konsep pendidikan terutama dalam pengajaran agar lebih memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan siswa untuk belajar.
Sehubungan dengat hal tersebut JOHN DEWEY mengemukakan ide dan gagasannya dalam konsep " PENDIDIKAN PROGRESIF " sebagai berikut:
1)       Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara perorangan (indivudually learning).
2)       Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (learning experiencing).
3)       Guru memberi dorongan semangat dan motivasi bukan hanya pemerintah. Artinya bahwa guru memberikan penjelasan tentang arah kegiatan pembelajaran yang merupakan kebutuhan siswa.
4)       Guru mengajaksertakan siswa dalam berbagai aktifitas kehidupan belajar di sekolah yang mencakup pengajaran, administrasi, dan bimbingan.
5)       Guru memberi arahan dan bimbingan sepenuhnya agar siswa menyadari bahwa hidup itu dinamis dan mengalami perubahan yang begitu cepat.
Berdasarkan fakta dan realitas tersebut sudah seyogyanya sistem pengajaran lama yang bersifat hafalan, verbalistik dan berbagai aktifitas yang mekanistik di kelas tidak diterapkan lagi. Strategi dan metode pembelajaran yang memberi kebebasan siswa dalam melakukan penelitian dan menemukan sesuatu hal utamanya diberikan kepada siswa, berlebih dalam berbagai aktifitas ekstra kurikuler.[2][2]
b.      Kepramukaan
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.[3][3]
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, social, intelektual dan fisiknya, agara mereka bisa:
-          Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda
-          Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda
-          Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
-          Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
-          Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
-          Peduli terhadap dirinya pribadi
-          Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif profresif melalui :
1)      pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
2)      belajar sambil melakukan
3)      sitem beregu
4)      kegiatan dialam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
5)      kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan
6)      sistem tanda kecakapan
7)      sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri
8)      kiasan dasar[4][4]
c.       Pendidikan abad 21
Pendidikan merupakan sarana untuk untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Baik itu secara formal ataupun non formal. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting bagi manusia. Namun, mampukah pendidikan menjawab tantangan abad 21 yang bergerak dinamis?
Larry  O’Farrell,  Profesor dan Pemegang Ketua UNESCO di Seni dan Pembelajaran, Fakultas Pendidikan, Universitas Queen, Kanada, mencatat bahwa ada kebutuhan mendesak untuk kreatif dalam memecah masalah di semua sektor ekonomi. Hingga, menurutnya, sistem pendidikan haruslah membangun kapasitas kreatif dalam generasi sekarang dan masa depan siswa.
Di abad 21 ini, sangat menginginkan tenaga kerja yang kreatif, fleksibel, mudah beradaptasi juga inovatif. Karakter di atas, haruslah terakomodir oleh sistem pendidikan saat ini. O’Farrel mengatakan, “Di banyak bagian dunia, belajar menghafal terus menjadi metode pedagogis yang digunakan”. Untuk itu, perlu adanya perubahan platform dari sistem pendidikan.[5][5]
Di era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan persaingan antar individu, setiap orang dituntut untuk memiliki kualitas dan keterampilan yang mumpuni dalam menjawab setiap tantangan tersebut. Keterampilan yang dimaksud ini antara lain terampil menggunakan teknologi, terampil mengelola informasi, terampil belajar, terampil berinovasi, terampil hidup, terampil berkarir, dan terampil meningkatkan diri dalam kesadaran global. Untuk itu penguasaan keterampilan ini wajib dimiliki oleh setiap siswa-siswa Indonesia yang menjadi tulang punggung perjuangan dan harapan dari bangsa ini. Namun, bagi siswa Indonesia seluruh keterampilan itu belumlah cukup. Masih ada keterampilan esensial yang mendasari semua keterampilan yang wajib siswa kuasai yaitu terampil menjalankan ketakwaannya kepada Tuhan lewat agamanya masing-masing. Keterampilan utama dan terutama adalah memilih mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Mengendalikan diri dalam memilih kekuatan pikirannya sebagai sandaran dari tindakannya, dan menyerahkan sebagian pengaturan hidupnya kepada Yang Maha Kuasa.[6][6]
d.      Pendidikan progresif untuk kepramukaan abad 21
Pendidikan progresif merupakan pendidikan yang didasarkan pada hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam situasi kehidupan nyata dengan orang lain. Dengan demikian proses belajar tidak hanya di dominasi oleh guru saja melalui hafalan materi dan ceramah, akan tetapi dalam pendidikan progresif peserta didik agar bisa menemukan solusi sendiri atas permasalahan yang dihadapi melalui pengalaman langsung di lapangan yang berpusat pada kehidupan nyata peserta didik atau "Learning by doing" (Belajar sambil melakukan).
Pendidikan progresif menuntut guru agar membimbing peserta didik belajar sesuai hati nurani dan sesuai bakat dan minatnya. Guru hendaknya memberi kesempatan kepada peserta didik agar belejar secara perorangan atau mandiri, memberi dorongan semangat dan motivasi, mengikutsertakan dalam berbagai aktifitas kehidupan belajar bersama orang yang lebih dewasa, dan memberi arahan agar pserta didik menyadari bahwa hidup itu dinamis dan mengalami perubahan yang begitu cepat, apalagi saat ini kita telah hidup di abad 21 yang penuh tantangan.
Konsep pendidikan progresif di atas sejalan dengan metode kepramukaan yakni belajar sambil melakukan, belajar di alam terbuka atau melalui pengalaman langsung di lapangan, bermitra dengan orang yang lebih dewasa, dan sistem tanda kecakapan yang dapat mendorong agar setiap peserta didik berinisiatif mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya. Penggunaan sistem tanda kecakapan juga dapat menimbulkan unsur inisiatif peserta didik dan unsur belajar sendiri, sehingga dapat menanamkan suatu kesadaran yang bernilai pendidikan yang tinggi dengan disertai dorongan dari pembinanya.
Kepramukaan abad 21 dituntut agar lebih dinamis dan sesuai perkembangan jaman. Pembina hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam membina anggotanya. Kegiatan dalam kepramukaan juga dituntut lebih kreatif seuai bakat dan minat anggota pramuka agar pramuka tidak ketinggalan jaman. Proses pendidikan pramuka abad ke 21 tetap pada kegiatan diluar dari pendidikan sekolah maupun diluar pendidikan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan dan mengandung pendidikan. Disini peran pembina diperlukan dalam membentuk watak dan mental sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mulia. Kegiatan kegiatan pramuka pada abad 21 harus disesuaikan dengan perkembangan jaman, kegiatan alam terbuka atau lingkungan sekitar masih tetap menjadi pilihan yang tepat untuk pembinaan dari peserta didik karena alam atau lingkungan sekitar  adalah tempat yang paling baik untuk belajar dalam pembentukan karakter, mental, jiwa peserta didik, kegiatan tersebut seperti pengembaraan, berkemah, halang rintang, menjelajah, widegame, pengenalan budaya  dan lain-lain. Kegiatan alam terbuka dan lingkungan sekitar ini harus dipadukan dengan teknologi yang ada, misalnya sekarang ada Global Positioning system untuk menentukan lokasi, kalau dahulu kita hanya menggunakan kompas, dan foto digital yang bisa diconnect ke komputer dan itu digunakan untuk pembuatan laporan . Disamping itu juga perlu kegiatan-kegiatan yang mengikuti perkembangan jaman lainnya seperti kegiatan di mal, internet dan televisi atau multimedia dimana kemajuan teknologi tersebut kita jadikan salah satu alat bagi pembinaan peserta didik. Yang menjadi tugas pokok pembina adalah mempersiapkan peserta didik menjadi generasi muda yang bertanggung jawab, sehat secara fisik dan mental, berperilaku baik, berjiwa pancasila sebagai kader pembangunan dan calon pemimpin bangsa ini.
Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur, beriman, bertaqwa, cerdas dan terampil, kuat dan sehat jasmaninya, menjadi warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna; yang semuanya secara keseluruhan mempunyai peran yang sangat signifikan dalam mencegah terjadinya hal negatif di kalangan kaum muda.[7][7]
Terlebih lagi pada abad 21 ini kita mulai memasuki era informasi dan kemajuan teknologi yang ada, serta gaya hidup yang semakin bervariasi. Dengan adanya kemajuan teknologi perkembangan dari peserta didik semakin global, jarak hubungan antara negara ke negara semakin dekat dan pengaruhnya baik atau pun buruk juga semakin kuat. Dalam hal ini peran pendidikan kepramukaan sangatlah penting dan dibutuhkan untuk dapat membimbing peserta didik menghadapi abad 21 yang penuh tantangan agar peserta didik dapat membendung dirinya dari hal-hal negatif era globlalisasi melalui kecakapan hidup yang telah dimilikinya dari pendidikan kepramukaan yang telah diperolehnya.

BAB III
 Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil adalah :
1.      Pendidikan progresif berlandas pada progresivisme yang beranggapan bahwa pendidikan harus didasarkan pada hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang paling baik belajar apabila berada dalam situasi kehidupan nyata dengan orang lain.
2.      Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
3.      Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, sehingga menjadi manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur, beriman, bertaqwa, cerdas dan terampil, kuat dan sehat jasmaninya, menjadi warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna; yang semuanya secara keseluruhan mempunyai peran yang sangat signifikan dalam mencegah terjadinya hal negatif di kalangan kaum muda.
4.      Peran pendidikan kepramukaan sangatlah penting dan dibutuhkan untuk dapat membimbing peserta didik menghadapi abad 21 yang penuh tantangan agar peserta didik dapat membendung dirinya dari hal-hal negatif era globlalisasi melalui kecakapan hidup yang telah dimilikinya dari pendidikan kepramukaan yang telah diperolehnya.

V.                Penutup
Alhamdulillah, berkat karunia dan pertolongan Allah SWT, yang didasari dengan niat dan kesungguhan hati akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu demi kesempurnaan dan perbaikan dalam makalah ini kritik dan saran yang bersifat konstruktif, sangatlah penulis harapkan.


DAFTAR PUSTAKA
“Pendidikan Progresif”, http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_progresif, Akses:26/12/12
 “konsep pendidikan progresif John Dewey”, http://organisasi.org/konsep-pendidikan-progresif-john-dewey-analisa-strategi-pembelajaran-ke-depan, Akses: 26/12/12
“Gerakan Pramuka Indonesia”, http://id.wikipedia.org/wiki/ Gerakan_Pramuka_Indonesia, Akses:26/12/12
Andri BOB Sunardi, “Boyman”, (Bandung: Penerbit Nuansa Muda, 2006), hlm.61-62
“Bagaimana pendidikan menjawab tantangan abad 21”, http://mjeducation.co/bagaimana-pendidikan-menjawab-tantangan-abad-21/, Akses:26/12/12
“Karakter pembelajaran abad 21”, http://navelmangelep.wordpress.com/tag/karakter-pembelajaran-abad-21/), Akses:27/12/12
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2009, “Pedoman Pembina Siaga”, Jakarta: Pustaka Tunas Media.











No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...