Menu Bar 1

Monday 22 February 2016

Pengertian Evaluasi Kurikulum


A.      Pengertian Evaluasi Kurikulum
Kurikulum merupakan bagian satu satuan pendidikan dalam lingku yang luas. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Mengevaluasi keberhasilan sebuah pendidikan berarti juga mengevaluasi kurikulumnya. Hal ini berarti bahwa evaluasi kurikulum merupakan bagian dari evaluasi pendidikan, yang memusatkan perhatiannya pada program-program untuk peserta didik. Kurikulum sebagai program belajar untuk belajar siswa perlu dievaluasi sebagai bahan balikan dan penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, anak didik serta perkembangan ilmu dan teknologi. Hal evaluasi kurikulum bermanfaat bagi penentu kebijakan dalam menentukan keputusan untuk melakukan perbaikan ataupun perubahan.
Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum baru, memperbaiki kurikulum yang ada atau menyempurnakan. Sebelum suatu kurikulum diberlakukan secara nasional, diperlukan adanya fase pengembangan di mana kurikulum yang baru tersebut dirancang dengan cermat dan diuji cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk disebar luaskan ke semua lembaga pendidikan. Ada juag yang menyebutnya fase ini sebagai fase perintisan. Berbagai upaya perlu dialakukan selama fase pengembangan, termasuk ke dalamnya evaluasi dan perbaikan. Melalui fase pengembangan, kurikulum yang baru tersebut akan disesuaikan terlebih dahulu berdasarkan hasil evaluasi, sebelum diberlakuakan dalam system yang ada. Uraian singkat diatas mengimplementasikan pentingnya fase ini dalam keseluruhan kegiatan pengembangan kurikulum.
Evaluasi yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya fase pengembangan ini dengan efektif dan bermakna. Dari hasil-hasil evaluasi inilah pihak pengembang dapat mengadakan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum yang baru tersebut terlanjur disebar luaskan secara nasional.[1]
B.      Beberapa Model Evaluasi Kuriukulum
Secara garis besar, berbagai model evaluasi yang telah dikembangkan selama ini dapat digolongkan kedalam lima rumpun model yaitu: Measurement, Congruece, Illumination, dan Education System Evaluation dan CIPP.
a.      Measurent
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individu maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program pendidikan. Objek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif dan khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang objektif dan dapat dibakukan. Jenis data yang dikumpulkna dalam evaluasi adalah data objektif khususnya skor hasil tes. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan berikut:
1)      Menempatkan “kedudukan” setiap siswa dalam kelompoknya melalui pengemabngan noema kelompok dalam evaluasi hasil belajar.
2)      Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang mnggunakan program pengajaran yang berbeda-beda, melalui analisis secara kuantitatif.
3)      Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk objek, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang reliable dan valid.
b.      Congruene
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan penyesuaian antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan, dan pemberian informasi kepada pihak-pihak diluar pendidikan. Objek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun nilai dan sikap. Jenis data yang dikumpulkan adalah data objektif khususnya hasil tes. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan berikut:[2]
1)      Menggunakan prosedur pre-and post-assesment dengan menempuh langkah-langka pokok sebagai berikut: penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.
2)      Analisis hasil evluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
3)      Teknik evaluasi mencangkup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan.
4)      Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih program.
c.       Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai pelaksaan program, pengaruh factor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program, serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih didasarkan pada pertimbangan yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program. Objek evaluasi mencakup latar belakang dan pengembangan program, pelaksanaan proses, hasil belajar dan kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data subjektif. Data dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan berikut:
1)      Menggunakan prosedur yang disebut Progressive focusing dengan langkah-langkah pokok: orientasi, pengamatan yang lebih terarah, dan analisis sebab akibat.
2)      Berdifat kualitatif terbuka, dan fleksibel efektif.
3)      Teknik evaluasi mencakup: observasi, wawancara, angket, analisis dokumen dan bila perlu mencakup pula tes.
d.      Educational System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Objek evaluasi mancakup input (bahan , rencana, peralatan), proses dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data objektif maupun subjektif. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan beruikut:[3]
1)      Membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria internal.
2)      Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria.
3)      Eksternal, yaitu performance program yang lain.
4)      Teknik evaluasi mencakup: tes, observasi, wawancara, angket dan analisis dokumen.
e.      Model CIPP
Model ini menitik beratkan pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai factor, diantaranya: karakteristik peserta didik, dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta prosedur, dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi kurikulum pada model ini dimaksudkan untuk membandingkan performance atau kinerja dari berbagai dimensi program dengan sejumlah pertimbangan-pertimbangan mengenai kekuatan dan kelemahan dari kurikulum tersebut.
Dalam buku Education Evaluation and Decision Making, dari Stufflebeam, CIPP merupakan model evaluasi dengan focus pada contect, input, process, serta product. Keempat aspek tersebut menjadi bagian penting dalam kegiatan evaluasi kurikulum yang dianggap mencakup keseluruhan dimensi kurikulum.[4]


[1] Ruhimat Toto. KURIKULUM & PEMBELAJARAN. Rajawali Pers: Jakarta. 2012, h. 108
[2] Ruhimat Toto. KURIKULUM & PEMBELAJARAN. Rajawali Pers: Jakarta. 2012, h. 112
[3] Ruhimat Toto. KURIKULUM & PEMBELAJARAN. Rajawali Pers: Jakarta. 2012, h. 113
[4] Ruhimat Toto. KURIKULUM & PEMBELAJARAN. Rajawali Pers: Jakarta. 2012, h. 114

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...