“Sejarah penyebaran pencerai-berain Yahudi
merupakan sejarah tentang tipu daya dan kebohongan, kejahatan dan kelicikan,
perusakan dan penghancuran. Ribuan tahun Yahudi sibuk dalam berbagai macam
tindak kejahatan” (Maulana Abdul Aziz : “Jewish Compiracy and the Muslim
World”, Misbahul Faruqi, Karachi, 1967).
“Dan kami potong-potong mereka di bumi
ini menjadi beberapa umat” (QS 7:168).
Dalam sejarah, Palestina pernah di
bawah kekuasan imperium Romawi. Orang Yahudi kurang disenangi orang Romawi,
karena mereka sering membikin kegaduhan. Karena orang Romawi merasa terganggu
dengan tingkah laku mereka, Romawi mengusir semua orang Yahudi dari Palestina.
Sampai akhir kerajaan Romawi, orang
Yahudi masih tergolong orang miskin yang hidup menderita. Setelah orang Romawi
memeluk kepercayaan Kristen, orang Yahudi mulai dianggap sebagai musuh Negara,
masyarakat dan gereja.
Orang-orang Yahudi yang melarikan diri
ke Spanyol mendapat perlindungan dari orang-orang Goths, penganut aliran
Arianisme yang berseberangan dengan kepercayaan Katolik. Orang Yahudi sebagai
tukang kebun dan mengawasi harta benda golongan bangsawan.
Setelah orang Goths meninggalkan aliran
Arianisme berpindah memeluk kepercayaan Katolik, orang-orang Yahudi dipersulit
kehidupannya.
Ketika Spanyol di bawah kekuasaan
Islam, orang Yahudi hidup makmur, mendapat lapangan kerja yang luas, menduduki
posisi-posisi yang penting. Yahudi Spanyol dipandang sebagai Yahudi yang paling
maju.
Menjelang kejatuhan kekuasaan Islam di
Spanyol, orang-orang Yahudi banyak menjadi mata-mata, kaki tangan raja-raja
kerajaan kecil di Spanyol.
Setelah orang-orang Islam terusir,
penguasa-penguasa di Spanyol memaksa orang-orang Yahudi meninggalkan Spanyol
dan mereka mencari perlindungan ke negeri-negeri Arab.
Tahun 1609 orang Islam dan Yahudi
disapu bersih dari Spanyol.Orang Yahudi yang selamat melarikan diri ke
negeri-negeri Eropa lainnya.
Pada masa renisance, orang-orang
Yahudi di negeri-ngeri Eropa bekerja mengurus ladang pertanian, perkebunan,
tanah, pabrik milik kalangan aristrokrasi, bekerja sebagai buruh dan tenaga
administrasi. Orang-orang Yahudi menyembunyikan penghasilannya di bawah tanah
dalam “getho-getho”. Orang-orang Yahudi sangat mengutamakan rahasia dalam
kehidupan mereka.
Ketika revolusi Prancis, golongan
bangsawan dan tuan tanah banyak yang melarikan diri ke luar untuk menyelamatkan
diri. Harta kekayaan mereka terpaksa ditinggalkan bersama orang-orng Yahudi
yang tadinya bawahan mereka. Kekayaan yang berlimpah ruah ini akhirnya jatuh ke
tangan orang Yahudi.
Pada abad ke-18, negeri Belanda
merupakan salah satu tempat pelarian orang-orang Yahudi di Eropa.
Di bawah kekuasaan kaisar-kaisar
Romawi, orang-orang Yahudi dihalau dan diusir dari Palestina, terpencar-pencar
ke berbagai negeri, termasuk ke Mesir, Eropa, Amerika dan dunia Arab. Di
negeri-negeri Kristen, orang-orang Yahudi dipandang hina sebagai “warga kelas
dua” (Prof Dr Hamka : “Tafsir AlAzhar”, juzuk IX, 1982:150; juzuk V, hal 91).
Dengan harta kekayaan yang tidak sah,
orang-orang Yahudi bisa memperoleh kekuatanya di Eropa.
Perbuatan kriminal di dunia umumnya
diorganisir oleh Yahudi. 80% penerbitan pornografi di Amerika Serikat (AS)
diterbitkan oleh orang-orang yang berafiliasi Yahudi. Penganjur-penganjur
ateisme biasanya dari kalangan Yahudi.
Orang-orang Yahudi adalah manusia
pertama yang mengorganisir kegiatan mafia di New York tahun 1931. Orang-orang
Yahudi di Amerika Serikat (AS) yang memperalat organisasi mafia untuk
melindungi kepentingan mereka. Sekedar catatan, New York merupakan kota Yahudi.
Dari New York pengaruh Yahudi menjalar sampai ke Chicago dan kota-kota besar
Amerika lainnya.
Mengincar Palestina
Kaum Yahudi mengalami pengusiran di
mana-mana. Mereka terpencar-pencar di Eropa, terusir dari Spanyol dan Portugal.
Terusir dari Inggris tahun 1290, dari Perancis tahun 1306 dan 1394, dari Belgia
tahun 1370, dari Cekoslawakia tahun 1380, dari Belanda tahun 1441, dari Italia
tahun 1540, dari Jerman tahun 1551, dari Rusia tahun 1510” (Maulana Abdul Aziz;
simak juga Rifyal Ka’bah: “Mengapa Yahudi bisa Mendominasi Dunia Barat”, PANJI
MASYARAKAT, No.262, hal 53-54; No.263, hal 17-19, dari buku “Kaif Nafhamul
Yahud” oleh Dr Husen Muknis, Darul Ma’arif, Cairo, 1978).
Orang Kristen di Eropa, Amerika, Rusia
merasa sangat terganggu dengan ulah Yahudi. Eropa dan Amerika yang Kristen
membenci Yahudi dalam segala lapangan hidup. Pada awal abad 20, Inggris,
Amerika Serikat berupaya mencari cara untuk membendung masuknya imigrasi
orang-orang Yahudi ke wilayah mereka.
Karena putus asa, Herzl, tokoh Zionis
pernah minta diberi tempat bagi orang-orang Yahudi di sekitar Palestina,
seperti di Mesir, di Siprus. Permintaannya ini mendapat penolakan. Namun
Chamberlain dari Inggeris hanya bisa bersedia memberi tempat di Afrika Timur
untuk orang-orang Yahudi mengadakan otonomi sendiri.
Tawaran ini nampaknya ditolak kaum
Zionis-Yahudi. “Hanya Palestinalah yang menarik mereka, yang dapat memberi
kepuasan mereka” (Alfian Yoesoef Helmi: “Asal oesoelnja Gerakan Zionisme”,
PANDJI ISLAM, No.16, 5 Djuni 1938, Th V, hal 365/2568).
Akhirnya orang Kristen Eropa dan
Amerika dan mendapat akal busuk buat memukul Yahudi dan Islam sekaligus.
Memukul musuh dengan musuh. Mereka campakkan penyakit dari bahu mereka ke atas
pundak bangsa Arab dengan memindahkan orang-orang Yahudi ke wilayah Arab di
Palestina. Mereka jajah Palestina, mereka rampas dari Turki., Oleh Lord Balfour
(Menlu Inggeris yang Yahudi), Palestina diserahkan kepada Zionis, gerakan
Yahudi agar mereka bisa mendirikan Negara Israel di sana (Prof Dr Hamka:
“Tafsir AlAzhar”, juzuk VI, 1984:307).
Kelahiran Negara Israel di wilayah
Palestina adalah hasil persekongkolan (perselingkuhan) Inggris, Prancis,
Amerika dan Sovyet (Rusia). Ketika Negara Israel secara resmi didirikan tanggal
13 Mei 1948, keempat Negara besar itu saling berlomba menjadi Negara pertama
yang memberi “pengakuan” kepada Israel.
Sebenarnya negara-negara besar itu
tidak ingin kalau Negara-negara Arab bersatu dan menjadi kuat. Mereka mempunyai
kepentingan strategi di Timur Tengah yang merupakan sumber penghasil minyak
bumi yang sangat diperlukan mereka bagi pengembangan industri mereka.
Peran Israel bagi mereka tak lebih
sebagai “anjing pengawal” di Timur Tengah. (Asa Bafagih: “Mengapa Soal Timur
Tengah Tidak Kunjung Selesai”, DIALOG, No.1, 22 Mei s/d 4 Juni 1978).
Nah, itulah yang kita saksikan
sekarang dan kita rasakan hari ini. Hanya saja, “anjing” itu kini tak sekedar
menjadi pengawal, mereka sudah berani menggigit tuan nya, hingga para tuan-tuan
besar ini tak mampu berkutik apa-apa.
Penulis kini berusia 70 tahun dan
aktiv menulis artikel di beberapa media
Oleh: Asrir Sutanmaradjo
Rep:
Administrator
Editor:
Cholis Akbar
www.hidayatullah.com
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...