Menu Bar 1

Friday, 31 March 2017

Apakah Allah akan Mengampuniku?


Anda mungkin berkata, “Aku ingin bertaubat, namun dosa-dosaku sungguh teramat banyak. Tidak satupun kebejatan dan tidak satu jenis pun dosa, yang dapat dibayangkan atau selainnya, yang tidak aku lakukan. Sangat buruk sehingga aku tidak tahu apakah Allah akan mengampuniku untuk apa-apa yang telah aku lakukan selama beratahun-tahun.” 

Sebagai jawaban, saya hendak memberi tahu engkau bahwa ini bukanlah sebuah persoalan yang unik, persoalan ini juga banyak dialami oleh mereka yang ingin bertaubat. Saya akan memberikan contoh seorang laki-laki muda yang pernah mengajukan pertanyaan ini. Dia telah memulai perbuatan dosanya dari usia yang masih sangat muda, dan ketika mencapai usia 17 tahun dia telah memiliki catatan panjang
melakukan berbagai macam kejahatan, besar dan kecil, dengan semua orang, tua maupun muda. Dia bahkan telah menodai seorang gadis kecil. Ditambah lagi daftar panjang pencurian (yang dia lakukan). Kemudian dia berkata, “Saya telah bertaubat kepada Allah, melakukan shalat tahajud di sebagian malam, berpuasa pada hari Senin dan Kamis, dan saya  membaca Al-Qur’an setelah shalat Fajar. Akankah taubatku dapat memberikan suatu manfaat?” 
Prinsip-prinsip petunjuk bagi kita Muslim adalah merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah ketika kita mencari hukum-hukum, pemecahan persoalan dan obat. Ketika  kita mengembalikan persoalan ini kepada Al-Qur’an, kita menemukan bahwa Allah berfiman :
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya...” (QS Az-Zumar [39] : 53-54) 
Inilah jawaban bagi persoalan ini. Hal ini cukup jelas dan tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Perasaan bahwa dosa-dosa seseorang terlalu besar untuk diampuni Allah lahir dari beberapa faktor: 
Tidak adanya iman pada diri seorang hamba akan luasnya rahmat Allah. 
Kurangnya iman terhadap kemampuan Allah untuk mengampuni semua dosa. 
Kurangnya amalan hati seseorang, yakni harap (raja’). 
Tidak memahami pengaruh taubat dalam menghapus dosa-dosa. 
Kami akan menjawab semua point di atas dibawah ini: 
Cukuplah dengan mengutip firman Allah: 
“…dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu…” (QS Al-A’raf [7] : 156) 
Cukuplah dengan mengutip hadits qudsi yang shahih: Allah berfirman :
“Barangsiapa yang mengetahui bahwa Aku dapat mengampuni semua dosa, Aku akan mengampuninya, dan Aku tidak perduli selama dia tidak menyekutukan sesuatu denganku.” (Diriwayatkan oleh At-Tabrani dalam Al-Kabir dan oleh AlHakim; Shahih Al-Jami’, 4330). Hal ini mengenai hamba yang bertemu Allah pada Hari Kiamat.
Hal ini mungkin dapat mengobati dengan merujuk pada sebuah hadits qudsi:  
 “Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdoa kepadaku, dan berharap kepadaku, maka Aku akan memberikan pengampunan atas segala dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak perduli. Hai anak Adam! Andaikata dosa-dosamu telah mencapai setinggi langit kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, Aku pasti mengampunimu dan Aku tidak perduli. Hai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan kesalahan-kesalahan hampir sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku dengan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan pengampunan hampir sepenuh bumi pula.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi; Shahih Al-Jami’, 4338) 
Cukuplah dengan menukil hadits Nabi  
“Orang yang bertaubat dari dosanya seperti dia tidak berbuat dosa.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah; Shahih Al-Jami’, 3008).   
Bagi orang-orang yang sukar memahami bagaimana Allah bisa memaafkan dosadosa yang menumpuk, kami kutipkan hadits berikut ini.  

[Aku Ingin Bertaubat, Tetapi By Syaikh Muhammad Saleh Al-Munajjid]

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...