Al-Quran demikian menghormati kedudukan ilmu dengan
penghormatan yang tidak ditemukan bandingannya dalam kitabkitab suci yang
lain. Sebagai bukti, Al-Quran menyifati masa Arab pra-Islam dengan jahiliah
(kebodohan). Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut
tentang ilmu dan pengetahuan. Di dalam sebagian besar ayat itu disebutkan
kemuliaan dan ketinggian derajat ilmu.
Dalam rangka mengingatkan tentang anugerah yang telah diberikan
kepada manusia, Allah berfirman:
"Allah
meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman dan mempunyai
ilmu." (QS 58:11)
"Apakah
sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS
39:9)
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang
kemuliaan ilmu. Dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul Bait -
yang kedudukannya mengiringi Al-Quran - terdapat dalil-dalil yang tidak
terhitung banyaknya tentang anjuran untuk mencari ilmu, arti penting dan
kemuliaannya.
Anjuran
AI-Quran
Dalam banyak ayat (kami tidak mengutipnya di sini karena
sedemikian banyak), AI-Quran mengajak untuk memikirkan tandatanda kekuasaan
Allah di langit, bintang-bintang yang bercahaya, susunannya yang menakjubkan
dan peredarannya yang mapan. Ia juga mengajak untuk memikirkan penciptaan bumi,
laut, gununggunung, lembah, keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalam perut
bumi, pergantian malam dan siang dan musim. Ia mengajak untuk memikirkan
keajaiban penciptaan tumbuh-tumbuhan, binatangbinatang, sistem perkembangannya
dan keadaan-keadaan lingkungannya. Ia mengajak untuk memikirkan penciptaan
manusia sendiri, rahasia-rahasia yang terdapat di dalam dirinya, untuk
memikirkan alam batinnya dan hubungannya dengan Allah. AlQuran juga mengajak
untuk mengadakan perjalanan di dunia, memikirkan peninggalan orang-orang
terdahulu serta meneliti keadaan bangsa-bangsa, kelompok-kelompok manusia,
kisah-kisah, sejarah dan pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari mereka.
Secara khusus, Al-Quran mengajak untuk mempelajari ilmuilmu
kealaman, matematika, filsafat, sastra dan semua ilmu pengetahuan yang dapat
dicapai oleh pemikiran manusia. Al-Quran menganjurkan mempelajari ilmu-ilmu itu
untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia. Memang, Al-Quran menyeru
untuk mempelajari ilmu-ilmu ini sebagai jalan untuk mengetahui Al-Haq dan
realitas, dan sebagai cermin untuk mengetahui alam, yang di dalamnya
pengetahuan tentang Allah mempunyai kedudukan paling utama.
Adapun ilmu yang membuat manusia lupa dari Al-Haq dan
realitas, menurut Al-Quran sama dengan kebodohan. Allah berfirman:
"Mereka
mengetahui hanya yang lahir dari kehidupan dunia, sedang terhadap kehidupan
akhirat mereka lalai." (QS 30:7)
"Maka
pernahkah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya
dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya, mengunci mati pendengaran
dan hatinya dan meletakkan tutup atas penglihatannya? Siapakah yang akan
memberinya petunjuk selain Allah?" (QS
45:23)
Al-Quran, yang mendorong untuk mempelajari berbagai ilmu, mengajarkan
suatu konsep yang utuh tentang ilmu ketuhanan, prinsip-prinsip umum akhlak dan
hukum Islam.
Kaum Muslimin mengkaji beberapa ilmu yang obyeknya adalah
Al-Quran sendiri. Sejarah timbulnya ilmu-ilmu ini bermula sejak masa awal
turunnya Al-Quran. Masalah-masalahnya telah matang dan telah mencapai tahapan
yang diperlukan karena telah lama dikaji. Hasilnya dapat disaksikan dalam
risalah-risalah dan banyak buku yang telah ditulis tentang ilmu-ilmu itu.
Ilmu-ilmu ini secara umum terbagi menjadi dua kelompok: ilmu yang membahas
tentang lafal (pengucapan) dan ilmu yang membicarakan tentang makna-makna.
Ilmu-ilmu yang membicarakan tentang lafal-lafal Al-Quran adalah ilmu-ilmu tajwid dan qira-ah, yaitu:
1.
Ilmu tentang cara melafalkan huruf-huruf dan
ketentuanketentuan khusus yang harus diberlakukan terhadap huruf-hunif itu
ketika sendirian atau tersusun, seperti mendengung (idgham), mengganti (ibdal),
hukum-hukum berhenti (waqf), mulai
dan semacamnya
2.
Ilmu tentang pemeliharaan dan pengarahan
terhadap qira-ah tujuh dan
tiga qira-ah lainnya serta qira-ah - qira-ah
para sahabat, qira-ah yang
tidak biasa (syadz).
3.
Ilmu tentang jumlah surat, ayat, kata dan
huruf Al-Quran, dan ilmu tentang pembatasan jumlah semua surat, ayat, kata dan
huruf Al-Quran.
4.
Ilmu tentang kekhususan aturan penulisan
Al-Quran dan perbedaannya dengan bentuk tulisan Arab yang dikenal dan
digunakan.
Adapun
ilmu-ilmu yang membahas makna-makna Al-Quran adalah :
1.
Ilmu yang membahas makna-makna yang umum,
seperti tanzil, ta'wil, makna
lahir dan batin, muhkam dan mutasyabih, nasikh dan mansukh.
2.
Ilmu yang membahas ayat-ayat hukum. Ilmu ini
pada hakikatnya merupakan cabang dari pembahasan-pembaliasan fikih.
3.
Ilmu yang membahas makna-makna Al-Quran,
dikenal dengan nama tafsir.
Para ulama Islam dan peneliti telah menulis banyak
buku dan risalah tentang ilmu-ilmu ini.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...