Menu Bar 1

Monday 27 October 2014

Laporan Peng-Ling Pertumbuhan Populasi


1.      Judul praktikum
Pertumbuhan Populasi
2.      Tujuan praktikum
           Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi dan dapat membuat kurva pertumbuhan populasi.
3.      Dasar Teori
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan.

 


Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster
Kingdom
Animalia
Phyllum
Arthropoda
Kelas
Insecta
Ordo
Diptera
Famili
Drosophilidae
Genus
Drosophila
Spesies
Drosophila melanogaster
Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
 Bentuk, ciri dan siklus hidup lalat buah
Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
1.      Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.
2.      Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
3.      Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
4.      Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
5.      Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
6.      Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
7.      Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk.
8.   Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam
9.      Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain;
JANTAN
BETINA
  1. Ukuran tubuh lebih kecil dari betina
  1. Ukuran tubuh lebih besar dari jantan
  1. Sayap lebih pendek dari sayap betina
  1. Sayap lebih panjang dari sayap jantan
  1. Terdapat sisir kelamin (sex comb)
  1. Tidak terdapat sisir kelamin (sex comb)

Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar 2
.



Bantu blog ini untuk tetap eksis dengan KLIK DISINI

Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan.
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985)
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut:
1.      Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
2.      Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).

4.      Alat dan Bahan
NO
Alat
Jumlah
1
Timbangan
1 buah
2
Pengaduk atau sendok
1 buah
3
Panci ukuran besar
1 buah
4
Kompor gas
1 buah
5
Baskom
1 buah
6
Blender
1 buah
7
Botol selai dan penutup
1 buah
No
Bahan
Jumlah
1
Pisang
1400 gr
2
Tapai
400 gr
3
Gula merah
200 gr
4
Permipan
7-10 butir
5
Air
secukupnya
6
Lalat Buah Jantan
2 ekor
7
Lalat Buah Betina
2 ekor










5.      Prosedur kerja :
a.       Menimbang semua bahan yang akan d gunakan
b.      Menghaluskan bahan yaitu pisang dan tapai di blender dan di masak ± 1 jam,aduk media agar tidak gosong
c.       Menuangkan media kedalam botol selai (± ¼ botol selai),dan mendinginkan adonan tersebut
d.      Memasukan fermipan kedalam botol yang berisa media sebanyak 7-10 butir
e.       Memasukan tiga lalat jantan dan dua ekor lalat betina
f.       Mengamati dan menghitung jumlah pupa,larva dan lalat jantan selama 15 hari
g.      Memasukan data pengamatan kedalam tabel ppengamatan
6.      Hasil Percobaan
Hari
Jumlah
Lalat Dewasa
Pupa
Larva
0
0
0
0
3
0
0
3
6
0
3
8
9
2
6
10
12
7
7
13
15
12
10
5

7.      Pembahasan
                               Pada praktikum ini kami melakukan pengamatan terhadap populasi lalat buah.yang mana kami menggunakan lalat buah biasa dan tidak memperhatikan gennya,karena kami hanya melakukan pengamatan populasinya saja.dala praktikum ini pertama-tama kami melakukan pembuatan media yang berfungsi sebagai tempat tinggal lalat dan juga sebagai bahan makanan lalat tersebut.
                 Medium yang kami gunakan berasal dari buah-buahan seperti pisang,tapai singkong,gula merah,adapun cara membuatanta adalah pertama kita menimbang smua bahan tersebut sesuai dengan kebutuhan kemudia memblender pisang dan tapai hingga halus dan memsak semua bahan menggunakan panci di atas kompor gas hinga kurang lebih satu jam.selama memasak medium di aduk menggunakan pengaduk agar medium tidak gosong.stelah medium matang kemudian memasukan medium kedalam botol selai dan mendingikan medium tersebut kemudian apabila medium sudah dingin dingin memasukan lalat jantan dan betina kedalam medium tersebut dan menutup botol menggunakan tutup dari gabus.selanjutnya melakukan pengamatan pada lalt tersebut selama 15 hari pengamatan.
                 Hasil pengamatan yang kami lakukan lalat buah melakukan perkawinan 10 jam setelah kami memasukan lalat tersebut kedalam botol,kemudian kami memisahkan lalat jantan dari betina dengan cara mengambil lalat jantan dari dalam botol pengamatan dan membiarkan lalat betina tetap didalam botol dan mengamati lalat tersebut dan memindahkan lalat tersebut kedalam selang pengamatan dan melakukan pengamatan selama 15 hari dan hasil pengamatan kami dapat di lihat pada tabel.
                 Pada praktikum ini terdapat beberapa kendala yang kami temukan seperti suhu yang berubah-ubah,banyaknya semut yang masuk kedalam medium ketika kami meletakan medium di atas meja. Sehingga menyebabkan ada beberapa larva yang di makan lalat tersebut dan kami menemukan beberapa lalat dewasa mati karena pengaruh cuaca dan suhu kamar yang tidak sesuai dengan suhu yang di butuhkan oleh lalat-lalat tersebut.

8.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
a.       Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk.
b.      Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberlangsungan hidup lalat buah,yaitu suhu lingkungan dan ketersediaan makanan.
c.       Lalat buah melakukan perkawinan setelah 10 jam didalam medium
d.      Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan.
e.       Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal.
f.       Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C.

9.      Saran
                   Saran saya kepada teman-teman mahasiswa agar hal ini dapat dilakukan pengkajian lebih mendalam agar didapatkan  data yang lebih akurat.seahingga ke depanya kita dapat lebih lagi dalam melakukan praktikum ini. Kepada asisten dosen terima kasih telah membantu kami dalam melakukan kegiatan praktikum ini.

Bantu blog ini untuk tetap eksis dengan KLIK DISINI

10.  Text Box: iiDaftar putaka
Tim Pengajar.2014.Petuntuk Praktikum Pengetahuan Lingkungan.Palangkaraya: STAIN Palangkaraya.
Tim Pengajar.2014.Bahan Ajar Pengetahuan Lingkungan.Palangkaraya: STAIN Palangkaraya.
Yatim,Wildan.2003.Biologi Modern.Bandung : Tarsito


No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...