1. Judul
praktikum
Pertumbuhan Populasi
2. Tujuan
praktikum
Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan populasi dan dapat membuat kurva pertumbuhan populasi.
3. Dasar
Teori
Drosophila
melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan
busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan
perilaku hewan.
Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster
Kingdom
|
Animalia
|
Phyllum
|
Arthropoda
|
Kelas
|
Insecta
|
Ordo
|
Diptera
|
Famili
|
Drosophilidae
|
Genus
|
Drosophila
|
Spesies
|
Drosophila melanogaster
|
Selain itu,
Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan
lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk
ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian
anterior pupa (Wheeler, 1981).
Lalat buah dan
Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur.
segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala, thoraks, dan
abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai
poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral
(punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di
dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini
bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan
akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Bentuk, ciri dan siklus hidup lalat buah
Adapun ciri
umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
1.
Warna tubuh kuning kecoklatan dengan
cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.
2.
Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
3.
Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai
dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
4.
Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu,
memiliki 7-12 percabangan.
5.
Crossvein posterior umumnya lurus,
tidak melengkung.
6.
Mata majemuk berbentuk bulat agak
ellips dan berwana merah.
7.
Terdapat mata oceli pada bagian atas
kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk.
8.
Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar
putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam
9.
Sayap panjang, berwarna transparan, dan
posisi bermula dari thorax.
Sedangkan
ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain;
JANTAN
|
BETINA
|
|
|
|
|
|
|
Metamorfosis pada
Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I –
larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Fase perkembangan dari telur
Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar 2
.
Bantu blog ini untuk tetap eksis dengan KLIK DISINI
Perkembangan dimulai segera setelah
terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik
di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari
telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti
ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan.
Periode kedua adalah periode setelah
menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada
sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat
dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil
bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai
bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga
seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum
400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua
lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan
suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat
dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur
tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih,
bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam
di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang
keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva
muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama
dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama
periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva
sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah
ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang
kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap
terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke
tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila,
destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang
berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke
instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan
dari pupa ke imago (Ashburner, 1985)
Selama makan, larva membuat
saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka
pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya
merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini
larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.
Saat larva Drosophila membentuk
cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa
kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan
pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)
menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam
keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa
(Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama
periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap
embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi
utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa
(Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila melanogaster
dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa,
lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu,
lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam
jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.
Pada ujung anterior terdapat
mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma
yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan
pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan
jaringan embrio. (Borror, 1992)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya
sebagai berikut:
1.
Suhu Lingkungan
Drosophila
melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal.
Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat
akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah
atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus
hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu
30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
2.
Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila
melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan.
Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran
kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal
berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya
dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga
dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina
(Shorrocks, 1972).
4. Alat dan
Bahan
NO
|
Alat
|
Jumlah
|
1
|
Timbangan
|
1 buah
|
2
|
Pengaduk atau sendok
|
1 buah
|
3
|
Panci ukuran besar
|
1 buah
|
4
|
Kompor gas
|
1 buah
|
5
|
Baskom
|
1 buah
|
6
|
Blender
|
1 buah
|
7
|
Botol selai dan penutup
|
1 buah
|
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Pisang
|
1400 gr
|
2
|
Tapai
|
400 gr
|
3
|
Gula merah
|
200 gr
|
4
|
Permipan
|
7-10 butir
|
5
|
Air
|
secukupnya
|
6
|
Lalat Buah Jantan
|
2 ekor
|
7
|
Lalat Buah Betina
|
2 ekor
|
5. Prosedur kerja :
a.
Menimbang semua
bahan yang akan d gunakan
b.
Menghaluskan
bahan yaitu pisang dan tapai di blender dan di masak ± 1 jam,aduk media agar
tidak gosong
c.
Menuangkan media
kedalam botol selai (± ¼ botol selai),dan mendinginkan adonan tersebut
d.
Memasukan
fermipan kedalam botol yang berisa media sebanyak 7-10 butir
e.
Memasukan tiga
lalat jantan dan dua ekor lalat betina
f.
Mengamati dan
menghitung jumlah pupa,larva dan lalat jantan selama 15 hari
g.
Memasukan data
pengamatan kedalam tabel ppengamatan
6. Hasil
Percobaan
Hari
|
Jumlah
|
||
Lalat Dewasa
|
Pupa
|
Larva
|
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
0
|
0
|
3
|
6
|
0
|
3
|
8
|
9
|
2
|
6
|
10
|
12
|
7
|
7
|
13
|
15
|
12
|
10
|
5
|
7. Pembahasan
Pada praktikum
ini kami melakukan pengamatan terhadap populasi lalat buah.yang mana kami
menggunakan lalat buah biasa dan tidak memperhatikan gennya,karena kami hanya
melakukan pengamatan populasinya saja.dala praktikum ini pertama-tama kami
melakukan pembuatan media yang berfungsi sebagai tempat tinggal lalat dan juga
sebagai bahan makanan lalat tersebut.
Medium yang kami gunakan
berasal dari buah-buahan seperti pisang,tapai singkong,gula merah,adapun cara
membuatanta adalah pertama kita menimbang smua bahan tersebut sesuai dengan
kebutuhan kemudia memblender pisang dan tapai hingga halus dan memsak semua bahan
menggunakan panci di atas kompor gas hinga kurang lebih satu jam.selama memasak
medium di aduk menggunakan pengaduk agar medium tidak gosong.stelah medium
matang kemudian memasukan medium kedalam botol selai dan mendingikan medium
tersebut kemudian apabila medium sudah dingin dingin memasukan lalat jantan dan
betina kedalam medium tersebut dan menutup botol menggunakan tutup dari
gabus.selanjutnya melakukan pengamatan pada lalt tersebut selama 15 hari
pengamatan.
Hasil pengamatan yang kami
lakukan lalat buah melakukan perkawinan 10 jam setelah kami memasukan lalat
tersebut kedalam botol,kemudian kami memisahkan lalat jantan dari betina dengan
cara mengambil lalat jantan dari dalam botol pengamatan dan membiarkan lalat
betina tetap didalam botol dan mengamati lalat tersebut dan memindahkan lalat
tersebut kedalam selang pengamatan dan melakukan pengamatan selama 15 hari dan
hasil pengamatan kami dapat di lihat pada tabel.
Pada praktikum ini terdapat
beberapa kendala yang kami temukan seperti suhu yang berubah-ubah,banyaknya
semut yang masuk kedalam medium ketika kami meletakan medium di atas meja.
Sehingga menyebabkan ada beberapa larva yang di makan lalat tersebut dan kami
menemukan beberapa lalat dewasa mati karena pengaruh cuaca dan suhu kamar yang
tidak sesuai dengan suhu yang di butuhkan oleh lalat-lalat tersebut.
8. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
praktikum ini adalah :
b. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi keberlangsungan hidup lalat buah,yaitu suhu lingkungan
dan ketersediaan makanan.
d. Jumlah telur Drosophila
melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan.
e. Drosophila
melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal.
f. Kondisi ideal
yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C.
9. Saran
Saran saya kepada teman-teman mahasiswa agar hal
ini dapat dilakukan pengkajian lebih mendalam agar didapatkan data yang lebih akurat.seahingga ke depanya
kita dapat lebih lagi dalam melakukan praktikum ini. Kepada asisten dosen
terima kasih telah membantu kami dalam melakukan kegiatan praktikum ini.
Bantu blog ini untuk tetap eksis dengan KLIK DISINI
10. Daftar
putaka
Tim Pengajar.2014.Petuntuk Praktikum Pengetahuan Lingkungan.Palangkaraya:
STAIN Palangkaraya.
Tim Pengajar.2014.Bahan Ajar Pengetahuan Lingkungan.Palangkaraya:
STAIN Palangkaraya.
Yatim,Wildan.2003.Biologi Modern.Bandung : Tarsito
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...