“Kapan kalian menikah, kapan punya anak, kapan punya adik?” Demikian salah
satu bunyi iklan KB di TV. Sudah menjadi fitrah, jika manusia memiliki rasa
mencintai terhadap lawan jenisnya. Laki-laki mencintai wanita, begitu pula
sebaliknya, wanita mencintai laki-laki.
Yang tidak fitrah, jika ia mencintai sesama jenis. Karena hal ini telah
menjadi naluri, mau-tidak mau, ia pun harus memenuhi kebutuhannya. Kalau tidak,
justru akan berdampak buruk pada diri sendiri, dan tentu saja terhadap
keeksistensian manusia.
Karena itu, biasanya, pertanyaan-pertanyaan seperti
iklan itu selalu hadir pada setiap orang, mana-kala ia telah mengalami cukup
umur untuk itu.
Secara umum, semua orang pasti menginginkan pendamping yang mampu
memberikannya kebahagiaan. Dan seiring dengan perkembangan zaman (teknologi dan
informasi), berbagai acara dimunculkan sebagai media penghantar, yang
memfasilitasi tercapainya tujuan tersebut. Sebagai contoh, acara gelar jodoh di
sebuah stasiun TV semarak pengikut.
Ada juga, SMS jodoh. Tinggal ketik “REG (spasi) Jodoh dan kirim ke ….” Maka
secara spontanitas, ciri/tipe pasangan yang cocok bagi pemirsa yang sedang
berkelana mencari pasangan, akan muncul. Gaung bersambut, acara sejenis ini, banyak
digandrungi oleh masyarakat Indonesia.
Pertanyaannya, benarkah cara-cara demikian akan menghasilkan pasangan yang
akan memberi kebahagiaan seperti yang didamba-dambakan? Lalu, bagaimana
sebenarnya tipe pasangan yang bisa menghantarkan kepada kebahagiaan hakiki itu?
Nikah Sebagai Ibadah
Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur kehidupan manusia secara
proporsional, sehingga tidak satu pun ajaran yang telah ditetapkannya, kecuali
membawa kemaslahatan bagi manusia itu sendiri. Sebagai makhluk biologis, sudah
barangtentu mereka (manusia) membutuhkan pasangan hidup, untuk melampiaskan
hasrat birahinya.
Dan demi kebaikan tatanan manusia, baik secara individu ataupun jama’ah,
syari’ah atau sosial, Islam menganjurkan kepada bani Adam untuk menikah, sebagai
sarana yang suci, yang diberkahi, dalam menyalurkan naluri biologisnya
tersebut. Selain itu, ia juga menjadi sarana yang akan menjauhkan manusia dari
perbuatan zina, yang mana tindakan tersebut telah diharamkan oleh Allah.
“Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji
dan jalan yang paling buruk” (QS. Al-Israa’:32). Demikianlah ketegasan Allah,
mengenai hubungan di luar nikah.
Anjuran untuk menikah, secara langsung difirmankan oleh Allah dalam
Al-Quran, surat An-Nisa’ ayat 2, ”Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi….”
Sedangkan dalam hadits, Rasulullah bersanda: “Hai para pemuda! Barangsiapa
di antara kamu sudah mampu kawin, maka kawinlah; karena hal itu dapat
menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.” (HR. Bukhari)
Karena menikah adalah ibadah, oleh sebab itu proses menuju ke sana juga
harus berlandaskan syari’at (silakan dibuka semua kitab fikih yang membahas
tentang syarat dan rukun nikah). Tidak itu saja, untuk memastikan bahwa calon
pasangan kita itu merupakan tipe orang yang akan membawa keselamatan bagi
keluarga di dunia dan akhirat, maka kita harus memperhatikan, kemudian
malaksanakan pesan Nabi mengenai kriteria calon pasangan hidup, yang dapat
membawa angin keselamatan.
Sabda beliau, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir, ”Sesungguhnya Nabi
Shalallahu ’alaihi wassallama, bersabda ”sesungguhnya perempuan itu dinikahi
orang karena agamanya, hartanya, dan kecantikannya; maka pilihlah yang
beragama.” (Riwayat Muslim dan Tirmidzi)
Melalui sabdanya ini, beliau, Rasulullah, menjelaskan secara transparan
bahwa dalam memilih calon pendamping hidup, siapapun dia, tiga alasan yang
menjadi standar acuan seseorang mencari pendamping hidup;
kecantikan/ketampanan, kekayaan, nasab (keturunan), dan agama.
Bagi mereka yang normal, tentu sangat mengharapkan kalau calon pasangannya
itu, merupakan perpaduan dari tiga unsur ini. Siapa yang tidak bangga memiliki
pendamping yang shaleh/shalehah, tampan/cantik, lagi tajir. Akan tergambar
begitu indahnya mahligai rumah tangga masa depan, yang dibangun dengan
berpondasikan keimanan, serta dihiasai oleh kecantikan dan kemewahan. Terbayang
jelas di pelupuk mata, betapa indahnya surga dunia yang akan mereka lalui
berdua bersama anak-anak keturunan mereka mendatang.
Masalahnya, manakah yang harus diprioritaskan, ketika kita ditemukan dengan
mereka yang tidak memenuhi tiga standart di atas? Karena bukan sesuatu yang
mudah, untuk menemukan tipe macam ini. Jawabannya, perhatikanlah kalimat
terakhir dari sabda Nabi di atas, ”Maka pilihlah yang beragama”.
”Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena
kecantikannya, karena nasabnya, karena agamanya. Maka pilihlah alasan
menikahinya karena agamanya. Kalau tidak maka rugilah engkau,” demikian sabda
Nabi.
Jelas sudah, seberapapun elok, cantik, tampan, paras calon pasangan kita,
dan setinggi apapun gundukan permata dan berlian yang menumpuk di rumahnya,
tetapi ketika nilai-nilai keagamaan tidak terpancar dari jiwanya, maka tetap
agama menjadi prioritas utama.
Model pilihan macam ini harus kita hindari, sebab bisa jadi, wajah nan
cantik/tampan bak sinar rembulan di tengah gelapnya malam, harta yang berlimpah
ruah hingga tak terhitung jumlahnya, justru menjadi momok penghancur mahligai
rumah tangga, karena kesombongan diri terhadap apa yang mereka miliki. Sungguh
hamba sahaya yang hitam kelam lagi beriman, takut kepada Allah dan Rosul-Nya,
lebih baik dari mereka tersebut.
Rasulullah mengingatkan kita melalui sabdanya:
”Janganlah kamu menikahi perempuan karena kecantikannya, mungkin kecantikan
itu akan membawa kerusakan bagi diri mereka sendiri. Dan janganlah kamu
menikahi karena mengharap harta mereka, mungkin hartanya itu menyebabkan mereka
sombong, tetapi nikahilah mereka atas dasar agama. Dan sesungguhnya hamba
sahaya yang hitam lebih baik, asal ia beragama,” (Riwayat Baihaqi)
Lebih tegas lagi, dalam sabdanya yang lain Rasulullah menjelaskan, ”Barang
siapa yang menikahi seorang perempuan karena hartanya, niscaya Allah akan
melenyapkan harta dan kecantikannya. Dan barang siapa yang menikahi karena
agamanya, niscaya Allah akan memberi karunia kepadanya dengan harta dan
kecantikannya.” (Al- Hadits)
Mereka Perhiasan Dunia
Kasus perceraian artis karena skandal perselingkuhan, sudah menjadi rahasia
umum. Betapa sakitnya perasaan salah satu pihak, mengetahui kalau
istri/suaminya, bergandengan mesra dengan orang lain. Hal tersebut tidak
mungkin terjadi, sekiranya kedua belah pihak benar-benar faqih fiddien (faham
agama).
Si suami, misalnya, tidak mungkin berselingkuh ketika ia bertugas di luar
rumah, karena dia faham akan syari’at. Lebih-lebih, ketika ia mengingat,
bagaimana si istri melayaninya dengan begitu baik, mendidik anak tanpa kenal
lelah, menjaga harta dengan amanah, mengingatkan ketika dia lalai, memberi motivasi
ketika semangat turun, dan sebagainya, dan sebagainya.
Pria/wanita yang menjadikan syariat sebagai landasan hidupnya, menjadi
pegangan dalam bekerja di manapun berada. Selain itu, akan lebih mudah baginya,
mendepak godaan dari luar. Bayangkan, sekiranya ada suami tak tunduk syariat,
juga ada istrinya tidak bisa menjaga hijabnya, istri tidak taat kepada suami?
Pasti kesempatan buruk sangat terbuka lebar. Dan contoh yang demikian itu, bisa
kita ambil sampelnya dari kasus perceraian para selebritis.
Suami yang saleh –yang taat kepada Allah dan Rosul-Nya– ia akan senantiasa
menenangkan hati dan menentramkan jiwa istrinya. Begitu sebaliknya. Istri yang
beriman, ia senantiasa menjaga harta dan dirinya di kala suami tak ada di
rumah. Hal ini sejalan lurus dengan sabda Rosulullah, ”Sebaik-baik perempuan
yang apabila engkau memandangnya, ia menyenangkanmu; dan jika engkau
menyuruhnya, diturutnya perintahmu; dan jika engkau bepergian, dipeliharanya
hartamu dan dijaganya kehormatanya.”
Betapa banyak artis yang lebih memilih “kembali ke panggung” untuk mencari
ketenaran dibanding menjaga rumah-tangganya di rumah? Tak sedikit di antara
mereka bahkan rela memilih cerai daripada kehilangan ketenaran yang pernah
diraihnya.
Apakah tipe seperti ini yang sedang Anda cari? Tentu tidak. Lantas wanita
yang bagaimanakah yang mampu mencerminkan sosok di atas ini? Tidak lain, hanya
mereka yang faham akan agama, karena dengan faham agama, mereka akan mengerti
akan tugas-tugas sebagai istri terhadap suami.
”Sebab itu maka wanita yang salehah ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri sepeninggal suaminya karena Allah telah memelihara,” terang
Allah dalam surat An-Nisa’, ayat 34, mengenai keutamaan wanita salehah.
Trik Syar’i
Islam adalah agama yang memberi solusi. Begitu pula dengan permasalahan di
atas. Al-Quran telah menyodorkan rahasianya kepada kaum muslimin, sehingga
mampu mendapatkan pasangan, yang sesuai dengan kriteria di atas, tanpa harus
melanggar syari’at, seperti, berkhalwat, dan sejenisnya. Lalu apa rahasianya?
Allah menerangkan dalam Al-Quran :
”Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang
keji, untuk perempuan-perempuan yang keji pula (pula), sedangkan
perempuan-perempuan yang baik, untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang
baik untu perempuan-perempuan yang baik (pula)……….” (An-Nur 26).
Mustahil akan ditemukan yang saleh/salehah, jika seseorang mencarinya di
tempat-tempat yang tidak baik dan dengan cara yang tidak diridai Allah dan
Rasul-Nya. Pasangan yang mulia tak mungkin didapatkan dengan ramalan dukun,
atau mengikuti anjuran TV dengan ikut reg_spasi. Akan lebih mudah dengan
memperbaiki diri dengan sempurna mungkin, maka jodoh yang sempurna itu akan
tiba. Dalam kata lain, jodohnya tergantung kepada kepribadiannya. Ketika kepribadiannya
baik, maka, ia pun akan mendapatkan yang terbaik, ketika kepribadiannya buruk,
ia pun akan mendapatkan yang setimpal.
Kesimpulannya, mencari pasangan hidup, bukan seperti seseorang yang membeli
kucing di dalam karung. Sebab, indah suaranya, belum tentu elok rupanya.
Semakin tinggi gelarnya, juga belum tentu tinggi ilmu agama atau akhlaknya.
Sekali lagi, “Jangan ceroboh dalam mencari jodoh, sebab ia merupakan salah satu
penentu dari kebahagiaan Anda!” Wallahu ‘alam bis-shawab.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...