Semula, ilmuwan barat selalu meremehkan manfaat khitan.
Tapi, setelah penelitian mengungkap bahwa khitan bisa menurunkan resiko
tertular virus HIV (AIDS). Mereka pun, mulai gencar melakukan penelitian lebih
dalam lagi guna mencari manfaat lain dari sunnah Rasul tersebut.
Sebelumnya, ilmuwan barat memang mengecam keras adanya
khitan atau sirkumsisi yang dilakukan oleh kaum muslimin karena dianggap kuno
dan bisa mengurangi kenikmatan dalam berhubungan badan. Mereka anggap khitan
merupakan suatu tindakan yang merugikan diri sendiri dan tidak mempunyai
manfaat apapun.
Namun, kearoganan mereka mulai memudar, ketika sebuah
penelitian membuktikan bahwa khitan bisa mencegah timbulnya kutil kelamin yang
menjadi penyebab utama terjadinya kanker mulut rahim dan kanker anus.
Kutil kelamin merupakan salah satu jenis penyakit kelamin
yang terjadi pada daerah penis dimana penyebabnya adalah virus yaitu Human
papillomavirus (HPV). Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, dalam
jurnal kesehatan Sexually Transmitted Diseases, melaporkan bahwa dengan khitan
atau sunat dan pemakaian kondom secara teratur akan mengurangi risiko terkena
infeksi HPV pada penis.
Penelitian ini dilakukan terhadap 393 pria yang datang ke
klinik Penyakit Menular Seksual (PMS) Di Arizona, Amerika Serikat dari bulan
Juli 2000 hingga Januari 2001. Pria-pria ini diajukan beberapa pertanyaan dan
dilakukan pemeriksaan apusan penis untuk mengetahui DNA dari HPV, untuk melihat
apakah mereka terinfeksi.
Pria yang melakukan hubungan seksual lebih dari 30 kali
perbulan, tiga kali lipat lebih mungkin untuk menemukan HPV dibanding dengan
pria yang melakukan hubungan seksual tidak lebih dari 5 kali perbulan.
Dan pria yang melakukan sunat dan penggunaan kondom
secara teratur kelihatannya mampu untuk mencegah mereka menderita kutil
kelamin. Pria yang disunat hanya sepertiganya yang terinfeksi, sedangkan bila
pria tersebut menggunakan kondom, maka risikonya akan berkurang hingga
separuhnya.
Para ahli itu pun akhirnya mengakui, bahwa khitan bukanlah
sekadar masalah perintah agama, tapi juga baik untuk kesehatan. Terlebih,
penelitian kali ini, mengungkapkan akan manfaat khitan dalam menurunkan risiko
tertular virus HIV (AIDS).
Pria yang tidak melakukan khitan (sirkumsisi) berisiko
hingga dua kali lebih untuk terinfeksi virus HIV setelah melakukan hubungan
seks dengan lawan jenisnya yang telah terinfeksi HIV. Penelitian ini merupakan
penelitian pertama yang membahas penularan virus HIV pada pasangan
heteroseksual (pria dan wanita), pada sekelompok pria yang sering berganti
pasangan.
Dalam jurnal
bulanan edisi 2003 yang membahasa tentang penyakit-penyakit menular menyebutkan
penelitian itu dilakukan dengan mengumpulkan informasi perilaku seksual dari
745 supir truk di Kenya. Pria-pria ini semuanya diperiksa apakah terinfeksi virus
HIV dan juga melihat apakah mereka telah melakukan sunat. Hasil ini dicatat
sejak dimulainya penelitian di tahun 1993 dan diikuti terus hingga tahun 1997.
Selama masa penelitian ini, para supir truk tersebut
memberikan informasi akan perilaku seksual mereka dengan istri, pasangan tidak
tetap dan dengan PSK, dan dilakukan screening terhadap HIV dan penyakit
hubungan seksual lainnya.
Pada akhir penelitian menunjukkan, bahwa kemungkinan pria
untuk terinfeksi virus HIV setelah melakukan satu hubungan seksual sekitar 1
berbanding 160. Tapi bila pria itu belum disunat berisiko untuk terinfeksi
virus HIV lebih dari dua kali lipat dibanding dengan pria yang telah disunat.
Perbandingan untuk terinfeksi HIV yaitu 1 berbanding 80 (belum disunat) dengan
1 berbanding 200 (telah disunat).
Ini mungkin juga dapat menjelaskan mengapa terjadi
penyebaran HIV yang tinggi di Afrika, yaitu kemungkinan disebabkan karena
seringnya berganti pasangan dan sunat bukan sesuatu yang umum dilakukan di
sana. [eramuslim.com]
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...