Beruntung bagi orang yang berpuasa. Karena, memiliki
manfaat ganda bagi tubuh. Selain bisa meningkatkan daya tahan tubuh, juga
diyakini mampu memurnikan kembali racun yang sudah sekian lama menetap di dalam
tubuh.
Allah memang menciptakan manusia tidak sia-sia. Begitu
juga ketika Sang Maha Kuasa memerintahkan berpuasa untuk hambanya selama satu
bulan di bulan Ramadhan. Selain untuk meningkatkan aspek rohani, ternyata puasa
sungguh bermanfaat bagi yang melakukannya. Namun, sayang banyak orang yang
tidak mengetahuinya. Padahal, dengan berpuasa bisa jadi obat berbagai penyakit,
termasuk penyakit berat seperti kencing manis, darah tinggi, jantung koroner
dan stroke. Bahkan, bisa terhindar dari serangan radikal bebas.
Ketika seseorang berpuasa, tentunya yang sesuai dengan
tuntunan agama. Mekanismenya, antara lain melalui pengurangan konsumsi kalori
yang akan bermanfaat menurunkan laju metabolisme energi. Sebagai bukti, suhu
tubuh orang berpuasa akan menurun. Hal ini menunjukkan pengurangan konsumsi
oksigen.
Manfaatnya bagi kesehatan, puasa akan mengurangi produksi senyawa
oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Sekitar tiga persen dari
oksigen yang digunakan sel akan menghasilkan radikal bebas oksigen, dan hal itu
akan menambah tumpukan oksigen racun seperti anion superoksida dan hidrogen
peroksida yang secara alami terjadi di dalam tubuh.
Kelebihan radikal bebas oksigen tersebut akan mengurangi
aktivitas kerja enzim serta menyebabkan terjadinya mutasi dan kerusakan dinding
sel. Ada sekitaar 50 penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung dan
stroke, yang dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas. Hasil
penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa puasa akan menekan produksi radikal
bebas sekitar 90 persen dan meningkatkan antioksidan sekitar 12 persen. Jadi,
dengan berpuasa berarti akan meningkatkan daya tahan tubuh. Karena manfaatnya
yang cukup besar bagi kesehatan, negara-negara maju malah sudah menerapkan
puasa sebagai salah satu upaya terapi (fasting therapy) untuk penyembuhan
berbagai penyakit. Khususnya,penyakit akibat kelebihan makan.
Makan dan minum wajib hukumnya untuk memenuhi kebutuhan
gizi sehari-hari agar tetap hidup dan sehat. Namun, selain memasok zat gizi,
makanan dan minuman juga membawa bahan toksik atau racun yang kemudian
tertimbun di dalam tubuh selama bertahun-tahun. Akumulasi senyawa toksik
tersebut merupakan bom waktu bagi meletusnya berbagai penyakit. Cepat lambatnya
hal itu terjadi sangat berkaitan erat dengan sistem imuniti tubuh dan status
gizi seseorang. Bahan toksik yang terbawa oleh makanan bisa bersumber dari lima
hal, yaitu:
1. Secara alami terdapat di dalam makanan itu sendiri,
seperti antitripsin pada kedel asam jengkolat pada jengkol, dan hemaglutinin
pada kacang-kacangan mentah.
2. Akibat reaksi-reaksi kimia dari komponen pangan yang
terjadi selama proses pengolahan dan penyimpanan.
3. Akibat penambahan senyawa tertentu selama proses
pengolahan pangan, misalnya penggunaan bahan tambahan pangan (food additives)
secara berlebih atau penggunaan senyawa kimia yang beracun.
4. Akibat migrasi senyawa beracun dari wadah/kemasan ke
dalam makanan, misalnya monomer dari plastik atau logam besi dari koran bekas.
5. Akibat kontaminasi dari lingkungan yang tidak sehat,
berupa kontaminasi senyawa kimia yang beracun atau mikroba penghasil racun.
Unsur toksik tersebut menjadi beban, sehingga tubuh
dipaksa untuk bekerja ekstra keras dan melampaui batas kemampuannya. Akibatnya,
kemampuan untu sehat kembali (recovery) menjadi kian terbatas. Karena itu,
sekali waktu kita perlu 'berpuasa' untuk membuat bahan-bahan beracun yang bisa
menganggu sel, jaringan dan organ dalam tubuh. Begitu racun berhasil
dilepaskan, tubuh akan punya kesempatan untuk sehat kembali. Dari sudut pandang
tersebut, puasa Senin-Kamis sangat bermanfaat untuk kesehatan. Demikian juga
dengan puasa wajib Ramadhan dan puasa sunah lainnya. Hasil dari beberapa kajian
ilmiah menunjukkan bahwa puasa terbukti aman bagi siapa saja. Puasa sangat
efektif untuk tujuan membersihkan bagian dalam tubuh, regenerasi sel, dan
peremajaan tubuh. Karena itu, puasa sebaiknya dilakukan secara teratur dan
berkala.
Dengan berpuasa, secara otomatis kita telah mengurangi
asupan makanan berlemak dan makanan tinggi kalori, nikotin, alkohol, kafein,
gala, susu, daging, Ban telur. Selain itu, berpuasa juga akan membatasi
pemasukan garam Ban bumbu yang mengandung monosodium glutamat (MSG), zat
pemanis buatan, zat pewarna sintetik, zat pengawet kimia, Dan bahan bahan lain
yang sesungguhnya tidak dibutuhkan oleh tubuh. Detoksifikasi dapat diartikan
sebagai pembersihan tubuh bagian dalam, terutama sistem pencernaan, terhadap
berbagai jenis racun. Secara alamiah, usus besar (kolon) merupakan pusat
kotoran, sehingga wajar kalau organ tersebut tidak bisa bersih 100 persen.
Dengan berpuasa, usus kita menjadi tidak penuh seperti biasanya.
Kosongnya usus akan mengurangi peluang kontak antara
senyawa beracun (toksin) dengan usus, sehingga dapat mencegah timbulnya
berbagal penyakit, terutama kanker kolon. Kanker koIon timbal akibat terjadinya
kontak secara terus-menerus antara senyawa karsinogenik (penyebab kanker)
dengan Binding kolon. Salah satu dampak negatif dari makan yang berlebih adalah
menumpuknya racun (toksin) di dalam tubuh. Racun tersebut merupakan salah satu
metabolit dari proses metabolisme normal di dalam tubuh. Organ tubuh yang harus
bekerja keras untuk mengatasi toksin tersebut adalah hati. Hati harus melakukan
proses detoksifikasi (penawaran racun) agar tidak meracuni tubuh. Kemampuan
hati sangat tergantung dari toksin yang baru saja dilumpuhkan. Jika jumlah
toksin berlebih karena pola makan yang selalu berlebih, hati tidak akan mampu
untuk menetralkannya.
Ketidakmampuan hati untuk menetralkan racun menyebabkan
racun tersebut akan terbawa oleh aliran darah ke berbagai sel dan organ tubuh
lainnya. Hal itulah yang akan menimbulkan berbagal penyakit pada berbagai
organ. Organ hati, yang merupakan pusat detoksifikasi, tidak luput dari
serangan toksin yang berlebih tersebut. Salah satu dampaknya bisa menyebabkan
sirosis hati, yaitu matinya sel-sel hati sehingga jaringannya mengeras.
Ketika seseorang sedang berpuasa, terjadilah proses
pengeluaran zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi) yang bersifat total dan
holistik (menyeluruh). Artinya, tujuan pembersihan bukan hanya menyangkut
kepentingan fisik, tetapi juga mencakup pembersihan dan peningkatan energi
dalam jiwa dan pikiran.
Puasa dapat membantu mengendalikan stres dan memberi
ketenangan jiwa. Puasa juga dapat menjadi terapi beberapa penyakit tertentu,
seperti depresi, hipertensi, kanker kardiovaskular, sakit ginjal, atau diabetes
melitus.
Secara alami semua bahan pangan merupakan pabrik dari
vitamin dan mineral. Jika dikonsumsi bahan pangan beragam, perolehan zat
gizinya akan lengkap, termasuk vitamin dan mineral. Hal penting yang harus
dilakukan selama bulan puasa adalah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam
jumlah cukup. Kedua bahan pangan tersebut merupakan sumber utama zat gizi
mikro, yaitu vitamin dan mineral, yang berperan penting untuk mengatur kelancaran
rekasi biokimia di dalam tubuh.
Jika anda tidak yakin telah menerapkan pola makan dengan
konsep dasar menu seimbang, anda dapat mengonsumsi suplemen. Jika menghendaki
suplemen. Jika menghendaki suplemen vitamin, sebaiknya pilih yang mengandung
beberapa vitamin dosis tunggal sering berdampak pada kelebihan konsumsi, yang
tidak bermanfaat bagi tubuh. Bila ingin mengonsumsi vitamin, sebaiknya
dikonsultasikan dahulu dengan dokter. Salah satu hal yang harus diingat adalah
vitamin tidak sepenuhnya bisa menggantikan makanan.
Vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E dan K) jika
dikonsumsi berlebihan akan tersimpan di dalam tubuh dan justru bisa berbahaya
bagi metabolisme tubuh. Konsumsi suplemen tidak terlalu signifikan dan perlu
bila menu makanan sahur dan berhubung puasa sudah mengandung zat-zat gizi yang
lengkap dan seimbang. Dengan acuan-acuan tersebut, mudah-mudahan ibadah puasa
Anda dapat dijalankan dengan baik selama satu bulan penuh. Dengan niat, tekad
dan ketulusan untuk semata-mata mendapatkan ridho Allah SWT, Insya Allah puasa
anda akan terasa ringan dan tanpa hambatan. [eramuslim.com]
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...