Al-Hamdulillah, segala
puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah
–Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Shalat Ied merupakan
bagian Syi’ar Islam yang agung. Awal disyariatkan pada tahun kedua Hijriyah.
Dikerjakan di tanah lapang dan terbuka, kecuali ada udzur seperti hujan, boleh
dikerjakan di masjid.
Shalat ied dilaksanakan
dengan berjamaah, diawali dengan shalat dua rakaat dan dilanjutkan khutbah.
Waktu pelaksanaanya
apabila matahari sudah naik setinggi satu tombak (masuk waktu Dhuha) sampai
matahari tergelincir. Untuk Idul Fitri disunnahkan lebih siangan untuk memberi
kesempatan kaum muslimin menunaikan dan membagikan zakat fitrahnya.
Sebelum pelaksanaan
shalat terdapat beberapa aturan dan adab berkaitan dengannya.
Berikut ini
aturan dan adab-adab tersebut:
1. Pastikan sudah
menunaikan zakat fitrah sebelum pelaksanaan Shalat.
2. Bersuci dengan mandi
besar (janabah) sebelum berangkat ke tempat shalat.
3. Memakai pakaian
terbaik, parfum dan wewangian.
4. Sudah makan atau
minum (tidak harus makan besar) sebelum berangkat ke tempat shalat Idul Fitri
untuk menunjukkan bahwa di hari itu dirinya tidak berpuasa, berbeda dengan
hari-hari sebelumnya.
5. Berjalan ke tempat
shalat sambil mengumandangkan takbir dan mengeraskannya.
6. Semua wanita –hingga
wanita yang sedang haid- dan anak-anak ikut keluar.
7. Mengambil jalan yang
berbeda saat berangkat ke tempat shalat dan pulang ke rumahnya.
8. Dianjurkan berjalan
kaki ke tempat shalat dan tidak naik kendaraan.
9. Melaksanakan shalat
Ied di tanah lapang dan terbuka, bukan masjid.
10. Tidak ada shalat
sunnah sebelumnya.
11. Shalat tidak diawali
adzan dan iqomah.
12. Shalat dilaksanakan
sebelum khutbah Iedul Fitri.
Tatacara Shalat Idul
Fitri
Shalat ied berjumlah dua
rakaat. Pelaksanaanya seperti shalat-shalat lainnya, hanya terdapat tambahan
takbir pada rakaat pertama sebanya tujuh kali setelah takbiratul ihram; dan
lima kali takbir pada rakaat kedua setelah takbir bangkit ke rakaat kedua.
Berikut ini tata cara pelaksanaanya:
1. Memulai rakaat
pertama dengan takbiratul ihram, seperti shalat-shalat lainnya.
2. Sesudah itu bertakbir
sebanyak tujuh kali sebelum memulai bacaan. Tidak ada riwayat shahih dari Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam bahwa beliau bertakbir sambil mengangkat tangan.
Tetapi Ibnul Qayyim mengatakan, “Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu- yang
dikenal sebagai orang paling komitmen mengikuti sunnah- mengangkat kedua
tangannya pada tiap-tiap takbir.”
3. Dibolehkan membaca
tahmid dan pujian untuk Allah di antara takbir-takbir tersebut sebagaimana yang
dinukil dari Ibnu Mas’ud.
4. Membaca surat
Al-Fatihah dan diikuti membaca surat lain dari Al-Qur'an. Dianjurkan untuk
membaca surat Qaaf pada rakaat pertama; pada rakaat kedua membaca surat
Al-Sajdah. Atau membaca surat Al-A’la pada rakaat pertama dan Al-Ghasyiyah pada
rakaat kedua.
5. Setelah itu ia
laksanakan rukun-rukun shalat lainnya dari ruku, bangkit darinya (I’tidal),
sujud, duduk dua sujud, sujud, dan berdiri ke rakaat kedua.
6. Bertakbir untuk
bangkit dari rakaat kedua.
7. Lalu bertakbir
sebanyak lima kali sebelum membaca Al-Fatihah dengan cara yang sudah disebutkan
di atas.
8. Membaca surat
Al-Fatihah dan diikuti membaca surat lain dari Al-Qur'an. Seperti yang suda
disebutan di atas.
9. Kemudian
menyempurnakan rukun dan gerakan shalat lainnya sampai salam.
10. Setelah itu
dilanjutkan dengan khutbah idul Adha yang berisi nasihat kepada kaum muslimin
dan para wanita, mengajarkan mereka hukum-hukum Islam, dan mengingatkan
kewajiban mereka. Disunnahkan menganjurkan mereka bersedekah.
Tatacara ini adalah
pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat dan para pengikut mereka, yang
didasarkan kepada Sunnah-sunnah shahihah tentang shalat hari raya. Wallahu
A’lam. [PurWD/voa-islam.com Oleh:
Badrul Tamam]
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...