Anda mungkin bertanya, “Bila aku
melakukan sebuah dosa, bagaimana aku dapat segera bertaubat darinya? Adakah
yang harus aku lakukan segera setelah berbuat dosa?”
Jawabannya adalah ada dua hal yang
harus dilakukan setelah melakukan dosa. Yang pertama adalah merasa menyesal di
dalam hati dan berketetapan hati untuk tidak mengulangi berbuat dosa tersebut.
Ini adalah buah dari rasa takut kepada Allah. Yang kedua adalah melakukan
tindakan fisik untuk melakukan berbagai jenis kebajikan, seperti shalat taubat.
Abu Bakrah berkata: “Ada seorang laki-laki yang berbuat dosa, kemudian bangkit
dan bersuci, lalu shalat dua raka’at kemdian memohon kepada Allah agar
mengampuninya, dan Allah akan mengampuninya.” (Diriwayatkan oleh Ashabus Sunan;
lihat Shahih AtTraghib wat-Tarhib,1/284). Kemudian dia membaca ayat ini:
“Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Al-Imran [3] : 135)
Riwayat shahih yang lain menjelaskan
bagaimana melakukan shalat dua rakaat untuk menebus dosa. Secara ringkas
dijelaskan:
Berwudhu. “Tidak ada yang melakukan
wudhu dan melakukannya dengan baik, melainkan dosa-dosanya akan jatuh dari
anggota badan yang dibasuh dengan air atau dengan tetes air terakhir.”
Seseorang harus berwudhu dengan baik
termasuk mengucapkan ‘Bismillah’ diawalnya dan mengucapkan beberapa doa
setelahnya, seperti:
“Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang
haq kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi, bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusanNya”.
Atau:
Ya Allah, jadikanlah aku termasuk
orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang (yang
senang) bersuci”.
Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji
kepadaMu. Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq selain Engkau, aku minta ampun
dan bertaubat kepadaMu”.
Mengucapkan salah satu dari doa ini
setelah berwudhu akan memberikan pahala yang besar.
Berdiri dan mengerjakan shalat dua
raka’at.
Tidak melakukan kesalahan atau
melupakan suatu bagian dari shalat.
Tidak membiarkan pikirannya berkeliaran.
Berkonsentrasi dengan benar dan
berpikir mengenai Allah ketika shalat.
Memohon ampun kepada Allah.
Hasilnya adalah bahwa dosa-dosanya
akan diampuni, dan dia dijanjikan Surga. (Lihat Shahih At-Targhib,
1/94-95).
Hal ini harus diikuti dengan lebih
banyak amal kebajikan dan perbuatan ketaatan kepada Allah. Ketika Umar
menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan tidak sependapat dengan
Rasulullah dalam proses perjanjian
Hudaibiyah, dia berkata, “Karena hal itu aku banyak beramal.” Yakni melakukan
amal saleh sebagai penebus atas dosa itu.
Renungkanlah contoh yang dibawakan
dalam hadits shahih berikut:
Nabi berkata:
“Perumpamaan orang yang melakukan amal
keburukan dan kemudian melakukan amal kebajikan seperti seorang laki-laki yang
mengenakan rantai besi yang hampir mencekiknya; ketika dia melakukan amal
kebajikan rantai itu menjadi lebih longgar, kemudian dia terus melakukan amal
kebajikan rantai menjadi semakin longgar sampai terlepas darinya dan jatuh ke
tanah.” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir; Lihat juga Shahih
Al-Jami’, 2192)
Maka amal saleh akan membebaskan
pelaku dosa dari penjara kemaksiatan dan membawanya kepada kehidupan yang baru,
ketaatan kepada Allah.
Ibnu Mas’ud berkata; “Seorang
laki-laki datang kepada Nabi dan berkata, “Ya Rasulullah, saya menemukan
seorang wanita di sebuah taman dan saya melakukan segalanya dengannya kecuali
jima’, maka perlakukanlah aku sekehendakmu.” Rasulullah tidak mengatakan sesuatu apapun, dan orang
itu pun pergi. Umar berkata, “Allah telah menutupi dosanya, seharusnya dia
sendiri menutupi dosanya.” Rasulullah mengikuti laki-laki itu dengan
pandangannya kemudian berkata, “Bawalah dia kembali menghadapku.” Maka mereka
memanggilnya kembali, dan Nabi membacakan untuknya:
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada
kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”
(QS Hud [11] : 114)
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh
Umar, Mu’adz berkata; “Ya Rasulullah, apakah ini hanya baginya ataukah juga berlaku
untuk semua orang?” Nabi berkata: “Tidak, hal ini berlaku bagi semua orang.”
(Diriwayatkan oleh Muslim).
[Aku
Ingin Bertaubat, Tetapi… Syaikh Muhammad Saleh Al-Munajjid]n
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...