Ketahuilah bahwa membuat dirimu menangis pahalanya lebih sedikit
daripada sungguh-sungguh menangis. Namun ini adalah jalan untuk mendatangkan
tangisan, karena seseorang yang berusaha untuk menangis adalah termasuk
orangorang yang berusaha keras dan melawwan nafsunya, dan menghisab diri mereka
sendiri. Dan berusaha untuk meraih keridhaan Allah Ta’ala. Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS Al-Anbiyaa [29] : 69)
Dari Anas r.a. yang meriwayatkan bahwa dia mendengar Nabi SAW bersabda: “Wahai manusia, menangislah, bila kamu tidak dapat menangis, buatlah dirimu menangis. Sesungguhnya penduduk Neraka akan menangis sampai air mata mengalir ke pipinya seperti anak sungai hingga air matanya kering dan mengeluarkan darah. Mata mereka akan ditutupi nanah.”
Maka renungkanlah cara Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menangis atau membuat diri kita menangis. Beliau SAW juga menjelaskan tangisan penduduk Neraka, yakni air mata akan mengalir ke pipi dan wajahnya seperti aliran anak sungai sampai kering dan kemudian mengalirkan darah yang menyebabkan mata dipenuhi bisul. Apa lagi yang anda inginkan setelah ini, wahai hamba Allah, agar engkau dapat menangis? Karena demi Allah itu adalah peringatan yang mendalam dan serius, peringatan ini cukup untuk membuatmu bertaubat dan kembali kepada Allah dan menangis. Apakah engkau benar-benar terbebas dari apa yang disebutkan di atas? Apakah engkau terjamin (mendapatkan) keselamtan dan Surga? Maka menangislah dan tumpahkanlah air mata sekarang yang karenanya engkau akan diberi pahala di (kehidupan) dunia, sebelum engkau menangis darah dan tidak akan diberi pahala di hari kemudian. Jika engkau tidak menangis atau berusaha untuk menangis, maka ketauhilah bahwa imanmu lemah, dan dunia telah menguasaimu, dan engkau dalam bahaya besar. Maka berlarilah kepada Allah, peganglah kehidupan sebelum kematian, bersegeralah kepada taubat yang sebenarnya, kembali kepada Allah dan melakukan amal-amal shalih.
Dari Ibnu Abi Mulaikah yang berkata, “Kami duduk bersama Abdullah ibn Amr r.a. di atas sebuah batu. Dia berkata, “Menangislah, jika engkau tidak dapat menangis maka buatlah dirimu menangis. Jika saja engkau mengetahui, engkau akan shalat sampai punggungmu patah dan menangis sampai engkau kehilangan suaramu.” (At-Targhib wa at-Tarhib: Al-Hakim meriwayatkannya secara marfu’ dan berkata, “hadits ini shahih berdasarkan syarat_syaratnya.” Disepakati oleh Adz-Dzahabi dan hal itu sebagaimana yang dikatakannya. Diriwayatkan oleh Ibnu Mubaraq dalam bentuk mauquf)
“Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al- Anfal [8] : 67-68)
Maka Allah menjadikan ghanimah halal bagi mereka.” (Muslim)
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS Al-Anbiyaa [29] : 69)
Maka barangsiapa yang bersungguh-sungguh membuat dirinya menangis,
maka Allah akan menunjukinya pada tangisan ikhlas dan memberikan kebahagiaan
dengan mencapainya.
Dari Anas r.a. yang meriwayatkan bahwa dia mendengar Nabi SAW bersabda: “Wahai manusia, menangislah, bila kamu tidak dapat menangis, buatlah dirimu menangis. Sesungguhnya penduduk Neraka akan menangis sampai air mata mengalir ke pipinya seperti anak sungai hingga air matanya kering dan mengeluarkan darah. Mata mereka akan ditutupi nanah.”
Maka renungkanlah cara Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menangis atau membuat diri kita menangis. Beliau SAW juga menjelaskan tangisan penduduk Neraka, yakni air mata akan mengalir ke pipi dan wajahnya seperti aliran anak sungai sampai kering dan kemudian mengalirkan darah yang menyebabkan mata dipenuhi bisul. Apa lagi yang anda inginkan setelah ini, wahai hamba Allah, agar engkau dapat menangis? Karena demi Allah itu adalah peringatan yang mendalam dan serius, peringatan ini cukup untuk membuatmu bertaubat dan kembali kepada Allah dan menangis. Apakah engkau benar-benar terbebas dari apa yang disebutkan di atas? Apakah engkau terjamin (mendapatkan) keselamtan dan Surga? Maka menangislah dan tumpahkanlah air mata sekarang yang karenanya engkau akan diberi pahala di (kehidupan) dunia, sebelum engkau menangis darah dan tidak akan diberi pahala di hari kemudian. Jika engkau tidak menangis atau berusaha untuk menangis, maka ketauhilah bahwa imanmu lemah, dan dunia telah menguasaimu, dan engkau dalam bahaya besar. Maka berlarilah kepada Allah, peganglah kehidupan sebelum kematian, bersegeralah kepada taubat yang sebenarnya, kembali kepada Allah dan melakukan amal-amal shalih.
Dari Ibnu Abi Mulaikah yang berkata, “Kami duduk bersama Abdullah ibn Amr r.a. di atas sebuah batu. Dia berkata, “Menangislah, jika engkau tidak dapat menangis maka buatlah dirimu menangis. Jika saja engkau mengetahui, engkau akan shalat sampai punggungmu patah dan menangis sampai engkau kehilangan suaramu.” (At-Targhib wa at-Tarhib: Al-Hakim meriwayatkannya secara marfu’ dan berkata, “hadits ini shahih berdasarkan syarat_syaratnya.” Disepakati oleh Adz-Dzahabi dan hal itu sebagaimana yang dikatakannya. Diriwayatkan oleh Ibnu Mubaraq dalam bentuk mauquf)
Dalam kisah tawanan Badar, Ibnu Abbas r.a berkata, “Ketika para
tawanan Badar dirantai, Rasulullah SAW bertanya kepada Abu Bakar dan Umar r.a.
“Apa yang akan dilakukan dengan para tawanan ini?” Abu Bakar berkata, “Wahai
Nabi Allah, mereka adalah kerabat kita. Menurutku engaku meminta tebusan bagi
mereka, dan itu akan menjadi kekuatan bagi kita atas orang-orang kafir. Mungkin
Allah akan menunjuki mereka kepada Islam.” Rasulullah kemudian berkata,
“Bagaimana menurutmu wahai Ibnul Khathab?” Saya (Umar) berkata. “Tidak demi
Allah, saya tidak sependapat dengan Abu Bakar. Menurutku biarkan kami memenggal
leher mereka. Maka biarkan Ali membunuh Aqil dan biarkan aku mebunuh fulan (kerabat
Umar). Sesungguhnya mereka adalah para pemimpin dan pemuka orang-orang kafir.” Rasulullah
s menyetujui apa yang dikatakan Abu Bakar bertentangan dengan apa yang aku
katakan. Keesokan harinya ketika aku datang. Aku mendapati Rasulullah s dan Abu
Bakar r.a.duduk bersama dan menangis. Aku berkata: “Ya Rasulullah, tolong
beritahukan kepadaku apa yang menyebabkan engkau dan sahabatmu menangis? Jika
patut aku memangis maka aku akan menangis pula, dan jika tidak maka aku akan
berusaha menangis karena tangisan kalian berdua.” Nabi SAW berkata, “terhadap
hal yang yang diatawarkan oleh para sahabatmu, yaitu agar mengambil tebusan
karena telah diperlihatkan kepadaku siksaan mereka lebih dekat dari pohon ini.”
Allah telah menurunkan ayat di dalam Al-Qur’an:
“Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al- Anfal [8] : 67-68)
Maka Allah menjadikan ghanimah halal bagi mereka.” (Muslim)
[Di sadur dari Menangis karena Takut kepada Allah karangan Syaikh Husain Al-Awaisyah (http://www.raudhatulmuhibbin.org)]
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung dan mohon komentar yang membangun namun santun...